Pedas! Sejarawan Kritik Sayembara Tugu Pamulang: Akal-akalan Pemerintah

Menurutnya, Pemprov Banten tak perlu ikut campur dalam pembangunan Tugu Pamulang yang menjadi ikon Tangsel itu.

Rizki Nurmansyah
Sabtu, 17 April 2021 | 08:05 WIB
Pedas! Sejarawan Kritik Sayembara Tugu Pamulang: Akal-akalan Pemerintah
Tugu Pamulang. (Twitter/@handjobservice)

SuaraJakarta.id - Buntut polemik Tugu Pamulang, Pemerintah Provinsi Banten bakal membongkar dan melakukan pembangunan ulang. Bahkan, Gubernur Banten Wahidin Halim berencana melakukan sayembara desain tugu tersebut.

Wacana tersebut mendapat kritik pedas dari sejarawan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Tubagus Sos Rendra. Menurutnya, sayembara desain Tugu Pamulang hanya akal-akalan gubernur.

"Itu mah sudah akal-akalan pemerintah. Sudah akal-akalan lomba itu. Dia mah udah ngantongin bakal dibikin apa. Sudah kebaca saya mah. Hanya teknis aja cuma sudah ngantongin (desainnya). Padahal hasil lomba provinsi tinggal bayar aja, beres kan," katanya kesal, Jumat (16/4/2021).

Menurutnya, Pemprov Banten tak perlu ikut campur dalam pembangunan Tugu Pamulang yang menjadi ikon Tangsel itu. Selain itu, jika dibangun pun tak melulu harus 'Menara Banten'.

Baca Juga:Penjualan Timun Suri di Tangsel Anjlok, Resep Es Timun Suri Buat Buka Puasa

"Ini kan Tangsel, bagian dari Provinsi Banten. Ada delapan kabupaten kota kan, berarti Banten nggak usah ikut campur, kan ada otonomi daerah. Ini urusan Tangsel membuat tugu pahlawan. Tugu Menara Banten kan udah ada di Banten Lama, Kota Serang aja sebagai ibu kota provinsi enggak ada Tugu Menara Banten di Serang kan? Kenapa justru di paling ujung (wilayah) ada menara. Tanpa menara pun tahu, Tangsel bagian dari Provinsi Banten," papar Rendra.

Rendra meminta, tugu yang berada di Jalan Siliwangi itu dibangun Tugu Pahlawan Seribu. Sehingga masyarakat Tangsel semakin paham soal sejarah perlawanan para pejuang dahulu melawan Belanda di Tangsel.

"Tugu yang cocok menurut saya adalah Tugu Taman Makam Pahlawan Seribu. Atau di atasnya KH Malik Ibrahim atau ada relief Laskar Rakyat yang melawan NICA," ungkap Rendra masih keturunan salah satu penyebar Islam di Tangsel Tubagus Muhammad Atif, putra Sultan Banten keenam Sultan Ageng Tirtayasa itu.

Tubagus Sos Rendra, salah satu keturunan dari Tubagus Muhammad Atif ditemui di Masjid Al-Ikhlas Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (16/4/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Tubagus Sos Rendra, salah satu keturunan dari Tubagus Muhammad Atif ditemui di Masjid Al-Ikhlas Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (16/4/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Rendra bercerita, pada tahun 1946 NICA Belanda masih bercokol di Serpong. Lalu diserang oleh Laskar Rakyat di bawah pimpinan KH Malik Ibrahim.

Dalam pertempuran yang tidak seimbang kala itu, ratusan Laskar Rakyat gugur sebagai kusuma bangsa. Lalu di makamkan dalam 2 lubang.

Baca Juga:Dibalik Megahnya Masjid Agung Al-Jihad Ciputat, Pernah Jadi Penjara Belanda

"Apa tidak menjerit rakyat Serpong melihat ratusan nyawa terkapar bersimbah darah. Saya harap pemerintah jangan melupakan sejarah. Sebab kita lahir dari rahim pahlawan," tegasnya.

Dia mengaku, sering mendapatkan masukan tugu di depan Universitas Pamulang itu diganti dengan Tugu Pahlawan Berkuda. Namun ia masih meragukan keberadaan pahlawan berkuda itu lantaran belum terbukti.

"Banyak yang usul patung kuda, buat apa? Emang di Texas? Kalau ada pendekar berkuda, ada situsnya nggak? Kan kita nggak tahu di mana makamnya, di mana situsnya. Jadi yang cocok bagi saya adalah dibuat Tugu Pahlawan Seribu," bebernya.

Jika sayembara tetap dilakukan oleh Gubernur Banten, Rendra meminta agar warga Tangsel mau berpartisipasi membuat desain Tugu Pahlawan Seribu.

"Tolong buat ya desainnya, nanti saya ajukan ke Benyamin (Davnie), ke Pilar (Saga Ichsan) biar disetujui. Warga biar ingat sama sejarah. Di Tangerang ikonnya Taman Makam Pahlawan Taruna Daan Mogot. Di Tangsel ya pahlawan seribu. Jangan melupakan sejarah," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Gubernur Andika Hazrumy geram lantaran Tugu Pamulang dicibir warga dan akan membongkar tugu tersebut dalam waktu dekat.

"Saya perintahkan bongkar. Daripada istilahnya jadi permasalahan di masyarakat, bongkar dulu nanti sampai nanti anggaran siap kita bangun," kata Andika saat menghadiri peresmian Mal Pelayanan Publik di Cilenggang, Kamis (15/4/2021).

Andika menerangkan, pembangunan Tugu Pamulang tersebut sudah berpolemik sejak 2018 lantaran adanya kesalahan komunikasi antara Dinas PU Provinsi dan Dinas PU Tangsel. Dirinya pun mengaku sudah memberikan teguran.

"Saya sudah tegur 2018 untuk diselesaikan. Kalau kerja jangan setengah-setengah, kan gitu. Lalu ramai lagi dan sementara ini diperintahkan untuk dibongkar," terangnya.

Dari informasi yang dihimpun, tugu yang berada di depan Universitas Pamulang itu menghabiskan anggaran sekira Rp 300 juta.

Namun, kata Andika, anggaran tersebut tidak cukup. Terlebih, di tengah pelaksanaannya terkena refocusing anggaran.

"Anggaran segitu belum cukup, makanya kita bahas lagi. Kami evaluasi dari 2019 kan kena refocusing. Semua anggaran bukan cuma buat tugu, pembangunan layanan masyarakat lainnya di Banten juga terefocusing semua," paparnya.

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy saat doorstop dengan awak media [suara.com/wivy]
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy. [suara.com/wivy]

Tugu Pamulang itu kembali viral setelah adanya unggahan dari salah seorang pengguna Twitter dengan akun milik Louis Lugas @handsjobservice.

Dalam cuitannya, dia mengunggah desain awal Tugu Pamulang dengan tugu yang sudah dibangun saat ini.

"Kebanyakan pembangunan di Pamulang emang gaib. Proyek pemerintah aja bisa disegel sama pemerintah sendiri," tulisnya dalam unggahan tersebut.

Dalam foto yang diunggah, desain awal Tugu Pamulang itu cukup indah mirip menara Banten. Namun realitanya, tugu yang dibangun hanya sekasar kubah di atas tiang besi yang dibuat melingkar.

Pengguna Twitter lainnya pun turut mengomentari unggahan Tugu Pamulang yang 360 derajat berbeda dengan desain awalnya.

Akun @ganangwis heran dan turut mempertanyakan, lantaran Tugu Pamulang saat ini mirip seperti toren penampungan air.

"Bang gue penasaran ini tower depan Unpam buat penampungan air apa gimana?" cuitnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak