Bikin Terenyuh, Kisah Remaja Tangsel Jajakan Telur Ayam Demi Biaya Sekolah

Angga seorang diri menjajakan telur ayam kampung. Kedua kakaknya sibuk di rumah mengerjakan tugas kuliah.

Rizki Nurmansyah
Minggu, 18 April 2021 | 08:05 WIB
Bikin Terenyuh, Kisah Remaja Tangsel Jajakan Telur Ayam Demi Biaya Sekolah
Angga Purnama Alamsyah, remaja 15 tahun yang masih duduk di bangku sekolah Kelas 8 SMP, menjajakan telur ayam kampung di depan sebuah restoran di Alam Sutera, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (17/4/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

"Karena kan aku butuh uang buat sekolah, buat beli kuota, buat bantu ibu juga," ujar remaja berusia 15 tahun tersebut.

Anak bungsu dari tiga bersaudara ini menceritakan jika sang ayah, Tarna, dan ibunya Tini, hanya bekerja sebagai kuli cuci. Terkadang Tarna juga bekerja sebagai kuli panggul.

"Orang tua kerjanya cuci-cuci. Kadang papah bantuin naik-naikin barang," jelasnya.

Angga dan keluarga tinggal di sebuah kontrakan di Serpong Tangsel. Namun ia tak tahu alamat pastinya ia tinggal. Sebab, ia baru sebulan berada di Tangsel.

Baca Juga:Bunga Zainal Murka, Gegara Sekolah Online Mata Anaknya Bengkak dan Berair

"Aku nggak tahu sih, soalnya ke sini dianterin. Tinggalnya di kontrakan, di kampung di sana. Serpong, iya Serpong," katanya mengiyakan usai disebutkan oleh SuaraJakarta.id.

Angga Purnama Alamsyah, remaja 15 tahun yang masih duduk di bangku sekolah Kelas 8 SMP, menjajakan telur ayam kampung di depan sebuah restoran di Alam Sutera, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (17/4/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Angga Purnama Alamsyah, remaja 15 tahun yang masih duduk di bangku sekolah Kelas 8 SMP, menjajakan telur ayam kampung di depan sebuah restoran di Alam Sutera, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (17/4/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Sehari-hari, Angga mengaku jika beruntung ada 10-11 kantong telur yang bisa terjual. Terkadang, ada pembeli yang baik hati memberikan uang lebih untuk dirinya.

Namun tak jarang telur ayam kampung yang dia jual ada yang pecah saat mengejar pengunjung. Akibatnya, dia harus menggantinya dengan uang lebihan yang diberikan oleh pembeli.

"Biasanya kejual 10-11 kantong. Uangnya langsung dikasihin ke orangtua aja, biar nggak boros. Jualannya susah sih, kadang ada telur yang pecah, tiga butir dan harus diganti pakai uang yang dikasih pembeli. Kadang dikasih Rp 10 ribu, Rp 20 ribu," papar Angga yang tiba-tiba sedih dan menyeka air mata.

Angga seorang diri menjajakan telur ayam kampung. Kedua kakaknya sibuk di rumah mengerjakan tugas kuliah.

Baca Juga:Pedas! Sejarawan Kritik Sayembara Tugu Pamulang: Akal-akalan Pemerintah

"Kakak sih biasanya diam di rumah, soalnya banyak tugas," tutupnya sambil mengusap air mata.

Khawatir semakin bertambah sedih, SuaraJakarta.id pun menyudahi obrolan tersebut. Dengan mata berkaca-kaca, Angga kembali mencegat pengunjung menawari telur ayam kampung dagangannya.

Angga Purnama Alamsyah, remaja 15 tahun yang masih duduk di bangku sekolah Kelas 8 SMP, menjajakan telur ayam kampung di depan sebuah restoran di Alam Sutera, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (17/4/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Angga Purnama Alamsyah, remaja 15 tahun yang masih duduk di bangku sekolah Kelas 8 SMP, menjajakan telur ayam kampung di depan sebuah restoran di Alam Sutera, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (17/4/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Pantauan di lokasi, meski kondisi restoran cukup ramai, sayangnya belum ada yang tertarik membeli telur ayam kampung milik Angga.

Tak surut semangat, Angga tetap berdiri di depan pintu masuk menghadap ke dalam restoran. Menunggu pengunjung yang keluar dan berulang menawari hingga dagangan telur ayam kampungnya laku.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini