"Kedatangan kita sebagai sahabat memudahkan mereka. Ide awal pengen ngaji, itu keluar dari mulut mereka. Bukan dari mulut saya. Mereka datang, pengen ngaji, itu kesungguhan luar biasa," ungkapnya.
Saat membimbing anak punk jalanan mengaji, Ustaz Halim mengaku tak menemukan kesulitan. Justru dalam mengaji, mereka cukup tanggap belajar membaca Al-Quran.
"Saya tidak melihat kesusahan untuk mengajar mereka, dua minggu bisa baca Al-Quran. Mereka kan musisi jalanan, jadi ketika diajarkan iqro skripnya seperti apa, hurufnya seperti apa, mudah. Lebih rumit not balok menurut mereka. Paling susah itu rata-rata sampai 6 bulan. Faktanya yang baru 2 bulan bisa baca Quran, banyak," papar Halim.
![Ustaz Halim Ambiya (kiri) pendiri Pesantren Tasawuf Undeground di Ruko Cimanggis Ciputat, Kota Tangerang Selatan. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/22/34773-pesantren-tasawuf-underground-tangsel.jpg)
Imam Tarawih
Baca Juga:Zaskia Sungkar Ceritakan Momen Hijrah Sampai Menutup Aurat
Halim menuturkan, ada 26 anak punk jalanan yang 'mondok' di Pesantren Tasawuf Underground-nya itu.
Setiap harinya, mereka beraktivitas seolah seperti di pondok pesantren. Dimulai dari sholat Subuh berjamaah, kemudian mengaji Kitab Syafinatunnajah dan Jurmiyah.
Kemudian pukul 08.00 WIB pagi persiapan kegiatan usaha. Pukul 10.00 WIB pembacaan kitab, makan siang, lalu disambung shalat dzuhur berjamaah.
Dilanjut lagi kajian kitab hingga sholat Ashar dan istirahat. Nantinya, dilanjutkan dengan sholat magrib dan kembali mengaji hingga sholat Isya. Lagi-lagi dilanjutkan mengaji kitab hingga pukul 22.00 WIB.
"Ada juga khataman Quran dan dzikiran. Nah kalau Tarawih, anak punk ini jadi imam, 20 rakaat lagi. Itu merupakan hal luar biasa, anak punk bertato jadi imam Tarawih," tuturnya takjub.
Baca Juga:Kisah Khadijah, Gadis Tangsel Jadi Mualaf Usai Baca Surat Al-Baqarah
Tak hanya sekadar mengaji, Ustaz Halim menjadikan sholat dan baca Al-Quran sebagai sarana terapi agar anak punk jalanan yang dibina, lepas dari konsumsi narkotika dan minuman beralkohol. Mereka, dibuat merasakan kenikmatan saat zikir dan sholat.