"Ya Alhamdulillah ada peningkatan dibandingkan saat Lebaran tahun lalu anjlok 70 persen," lanjut Asep.
![Asep Jaya, menunjukkan Dodol Cilenggang khas Betawi Titi Mugi Jaya yang diproduksi di rumahnya di Cilenggang, Serpong, Kota Tangsel, Minggu (9/5/2021). [ suara.com/wivy]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/09/67687-asep-jaya-menunjukkan-dodol-cilenggang-khas-betawi-titi-mugi-jaya.jpg)
Pesanan Naik
Saat ini, pesanan Dodol Cilenggang buatannya meningkat. Saat awal Ramadhan, ia memproduksi 300 kilogram setiap harinya. Itu meningkat 100 persen dibandingkan hari-hari biasa sebelum Ramadan yang hanya 30 kilogram per hari.
Pesanannya kembali meningkat seminggu menjelang lebaran Idul Fitri hingga dua kali lipat.
Baca Juga:Dodol Khas Kayong Utara Jadi Buruan Jelang Lebaran, Penjual Semringah
"Menjelang lebaran produksi dodol 300 kilo, tapi seminggu menjelang lebaran meningkat dua kali lipat jadi 600 kilogram. Alhamdulillah itu masih kurang melayani pesanan," ungkapnya bersyukur.
Asep menjual Dodol Cilenggang produksinya per kilogram. Setiap kilo dia jual dengan harga Rp 52 ribu. Jika dihitung sehari produksi 600 kilogram, maka dalam sehari Asep mendapat omzet Rp 31.200.000.
"Kalau omzet ya dihitung harga per kilo, kira-kira segitulah," katanya.
Setiap hari, Asep memproduksi Dodol Cilenggang mulai pukul 01.00 WIB dan selesai pukul 12.00 WIB.
Untuk tenaga kerja, Asep pun menambah tenaga pekerja seiring dengan meningkatnya pesanan menjelang lebaran. Dalam sekali mengolah dodol, ada 5 wajan dodol yang dia buat. Setiap wajannya berkapasitas 60 kilogram.
Baca Juga:Jelang Idul Fitri, Produksi Dodol Betawi Meningkat
"Yang ngaduk dodol ada 10 orang, awalnya cuma dua orang. Karena keteteran banyak pesanan nambah 8 orang lagi. Mereka dari Rumpin. Peningkatannya kan 100 persen. Setiap sekali masak 5 wajan kapasitas 60 kilogram dodol," bebernya.