SuaraJakarta.id - Memasuki tahun 2025, lanskap ekonomi global yang diwarnai ketidakpastian, inflasi, dan suku bunga tinggi mendorong investor untuk kembali menata ulang portofolio mereka.
Di tengah dinamika ini, perdebatan klasik antara dua kelas aset yang berbeda generasi kembali mengemuka.
Emas digital yang mewakili stabilitas dan aset kripto yang menjanjikan keuntungan fantastis.
Pertanyaannya tetap sama, namun dengan konteks baru. Mana yang lebih aman dan prospektif di tahun 2025?
Baca Juga:Budaya K3 Jadi Kunci Indonesia Emas 2045: Menaker Ingatkan Pentingnya Keselamatan Kerja
Bagi investor, memilih di antara kilau abadi emas dan potensi disruptif kripto bukan lagi sekadar soal selera.
Melainkan analisis cermat terhadap keamanan, tren pasar, dan tujuan finansial pribadi.
Emas Digital: Kilau Klasik di Era Modern yang Semakin Terjangkau
Emas telah ribuan tahun terbukti sebagai aset safe haven atau pelindung nilai. Di saat krisis ekonomi atau gejolak geopolitik, nilainya cenderung stabil bahkan menguat.
Keunggulan utamanya terletak pada stabilitas, likuiditas global, dan kemampuannya menjaga kekayaan dari gerusan inflasi.
Baca Juga:Penjambret Kalung Emas di Penjaringan Jakut Ditangkap Polisi
Tren investasi emas di tahun 2025 menunjukkan pergeseran signifikan ke arah digital. Akses yang semakin mudah menjadi pendorong utamanya.
Permintaan emas di Indonesia diproyeksikan terus menguat, dengan nilai transaksi emas digital diperkirakan mampu menembus Rp70 triliun pada akhir tahun 2025. Sebuah lonjakan drastis dari tahun sebelumnya.
Inovasi dari berbagai platform membuat investasi emas menjadi lebih inklusif:
- Aksesibilitas Tinggi
Aplikasi perbankan seperti M2U ID App dari Maybank dan platform e-commerce kini memungkinkan masyarakat membeli emas digital mulai dari nominal kecil, bahkan Rp10.000.
- Keamanan Terjamin