Ledakan bom yang dilakukan oleh teroris berlangsung sangat cepat. Dina yang berada di sekitar lokasi langsung jatuh pingsan.
"Cepat sekali kejadiannya. Pokoknya setelah saya sadar, saya sudah tertimpa plafon dan segala macam," ungkap Dina.
![Andi Dina Noviana Rivani korban bom bunuh diri di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, 14 Januari 2016 / [SuaraSulsel.id / Muhammad Aidil]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/27/31114-korban-bom-bunuh-diri.jpg)
Awalnya Dina tidak mengetahui apa yang telah terjadi pada dirinya dan membuat tempat tersebut hancur. Dia mengira ledakan yang terjadi di lokasi itu dipicu oleh tabung gas.
Dengan sisa-sisa tenaganya, Dina bangkit dan berusaha keluar dari tempat tersebut. Usahanya berhasil setelah dia loncat keluar melalui pintu jendela yang menghadap langsung ke Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Dengan ketinggian dua meter.
Baca Juga:Kisah Korban Bom Teroris Jakarta dan Surabaya : Marah dan Luka, Tapi Mau Memaafkan
Sialnya, jendela yang diloncati Dina tersebut di bawahnya ternyata telah dipenuhi serpihan kaca akibat ledakan bom.
"Ternyata sudah banyak serpihan kaca. Jadi saya berada di atas serpihan kaca seperti berenang. Ledakan yang saya tahu ada dua kali," kata dia.
Setelah berada di luar, Dina mengaku tidak merasa kesakitan. Padahal, tubuhnya telah dipenuhi dengan darah.
Semua itu baru Dina ketahui setelah ada warga yang menegur dan ingin menolongnya ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan medis.
Dina mengalami luka yang cukup serius. Pundak sebelah kirinya harus dijahit agar tidak terus mengeluarkan darah akibat tersayat sepihan kaca.
Baca Juga:Bali Jadi Kota Mati, Pandemi Covid-19 Lebih Dahsyat dari Bom Bali
Kaki dan tangannya juga ikut luka. Belum lagi telinga sebelah kiri Dina yang sudah tidak normal karena pendengarannya menurun.