![Rahmat Susanto tengah membuat satu cup Kopi Susu Inspirasi hasil racikannya di kedai Kito Rato. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/06/12/48043-kopi-kito-rato.jpg)
Modal Nekat
Pria 29 tahun berambut klimis itu mengaku, awal merintis usaha kopi Kito Rato hanya modal nekat.
Pasalnya, semua disabilitas yang tergabung dalam Kito Rato tak punya kemampuan meracik kopi seperti barista di kafe kopi. Hal itu menjadi salah satu tantangan bagi mereka.
"Kita modal nekat, diawal nggak tahu apa-apa soal kopi. Belajar otodidak dari YouTube segala macam, kita berani nekat dan buka. Awalnya biji kopi kita rebus, disaring, diseduh dan dijual. Diawal kita cuma tahu itu," katanya sambil tersenyum mengingat awal merintis Kito Rato.
Baca Juga:Mendadak Jadi Sales, Mensos Risma Lelang Dagangan Penyandang Disabilitas
Seiring berjalan waktu, usaha mereka dilirik berbagai pihak. Mereka akhirnya mendapat ilmu-ilmu meracik kopi yang nikmat. Bahkan, sebagian dari mereka kini sudah memiliki sertifikasi sebagai barista kopi.
Seiring itu pula, kehadirannya ternyata diterima kalangan pecinta kopi. Mereka pun mendapat apresiasi.
"Sejauh ini, nggak ada yang memandang kita sebelah mata. Malah mereka kadang ngasih support, mereka malah penasaran. Kita merasa mungkin jadi inspirasi di tengah keterbatasan karena disabilitas bisa buka usaha kopi," ungkapnya bangga.
Sebelum Covid-19 melanda, Kito Rato cukup digandrungi bahkan hingga memiliki 5 unit VW antik sebagai dapur kopi. Mereka mengandalkan event-event besar.
Tetapi, sejak pandemi mereka terpaksa menutup tiga tempat usahanya karena tak lagi bisa bertahan. Terkini hanya tersisa dua unit dapur kopi VW.
Baca Juga:Detik-Detik Longsor di Tangsel, Terdengar Suara Gemuruh, Warga Ketar-ketir
Untuk bertahan, mereka harus memutar otak agar kopi tetap bisa kejual, menghasilkan cuan dan menginspirasi. Salah satunya dengan beralih ke online.
"Semenjak Covid-19 kita hanya mengandalkan jualan bukan dari event. Benar-benar harus putar otak, nggak bisa jual offline. Kita jual online pakai GoFood dan Tokopedia," paparnya.
Berkarya dan Menginspirasi
Mereka, membuka usaha kopi bukan semata-mata mencari keuntungan. Tetapi, melalui kopi, para disabilitas itu ingin menunjukkan bahwa dengan keterbatasan, mereka tetap bisa berkarya bahkan menginspirasi.
"Lakuin terus apa yang kamu bisa, jangan hanya meratapi. Berjuang dengan apa yang kamu bisa. Gagal coba lagi. Karena disabilitas bukan batasan tapi suatu kelebihan yang diberikan kepada orang-orang terpilih," katanya teguh.
"Jadi terus berusaha, jangan putus asa. Kami bisa, apakah kalian nggak bisa? Jadi pasti bisa kan! Kita sama-sama bisa kok, nggak ada yang nggak bisa," kukuh Rahmat sambil menunjukkan kopi inspirasi racikannya.