Nama Kito Rato memiliki arti kita setara, diambil dari bahasa Melayu. Alasannya, lantaran mereka bertiga berasal dari Sumatera.
"Kita ambil dari bahasa Melayu Sumatera karena semua disabilitas ini dari Sumatera. Saya dari Bangka Belitung, Rizki dari Aceh, Rendy dari Riau Pekanbaru. Artinya 'kita setara," paparnya.
Ketiganya, merupakan alumni pelatihan vokasi disabilitas di Cibong, Bogor berbeda angkatan. Meski sempat bekerja di perusahaan, tapi mereka akhirnya memutuskan untuk resign dan jualan kopi.
"Semangat kita semangat setara, menuju kesetaraan. Mereka awalnya bekerja. Karena darah Sumatera jiwa berdagang, akhirnya mereka resign dan memilih usaha akhirnya tercetus Kito Rato," paparnya.
Baca Juga:Mendadak Jadi Sales, Mensos Risma Lelang Dagangan Penyandang Disabilitas
"Kita pikir, kalau kita bisa buat kopi dengan kondisi kita seperti ini, bisa jadi sebuah inspirasi. Dan itu menjadi menu andalan kami, kopi susu inspirasi," sambung Rahmat.
![Rahmat Susanto tengah membuat satu cup Kopi Susu Inspirasi hasil racikannya di kedai Kito Rato. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/06/12/48043-kopi-kito-rato.jpg)
Modal Nekat
Pria 29 tahun berambut klimis itu mengaku, awal merintis usaha kopi Kito Rato hanya modal nekat.
Pasalnya, semua disabilitas yang tergabung dalam Kito Rato tak punya kemampuan meracik kopi seperti barista di kafe kopi. Hal itu menjadi salah satu tantangan bagi mereka.
"Kita modal nekat, diawal nggak tahu apa-apa soal kopi. Belajar otodidak dari YouTube segala macam, kita berani nekat dan buka. Awalnya biji kopi kita rebus, disaring, diseduh dan dijual. Diawal kita cuma tahu itu," katanya sambil tersenyum mengingat awal merintis Kito Rato.
Baca Juga:Detik-Detik Longsor di Tangsel, Terdengar Suara Gemuruh, Warga Ketar-ketir
Seiring berjalan waktu, usaha mereka dilirik berbagai pihak. Mereka akhirnya mendapat ilmu-ilmu meracik kopi yang nikmat. Bahkan, sebagian dari mereka kini sudah memiliki sertifikasi sebagai barista kopi.