Kasus COVID-19 Menggila, Nakes Kewalahan, Satu Orang Tangani 15 Pasien

Jika mengacu kepada kata ideal, seharusnya satu nakes hanya diperkenankan merawat 6 pasien COVID-19.

Rizki Nurmansyah
Kamis, 08 Juli 2021 | 19:41 WIB
Kasus COVID-19 Menggila, Nakes Kewalahan, Satu Orang Tangani 15 Pasien
Seorang tenaga kesehatan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap sebelum melakukan perawatan terhadap pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Kasus COVID-19 di Indonesia melonjak. Akibatnya membuat tenaga kesehatan (nakes) kewalahan menangani pasien positif COVID-19.

Jumlah nakes dengan penderita COVID-19 pada saat ini jauh dari kata ideal. Bahkan, satu nakes bisa merawat 15 pasien.

Kondisi jumlah nakes dengan penderita COVID-19 yang tak ideal itu disampaikan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim.

Dedie mengatakan, kondisi darurat Covid-19 saat ini membuat Kota Bogor masih sangat membutuhkan nakes.

Baca Juga:Cara Cek Bansos di Situs Cekbansos.kemensos.go.id untuk Dapat Rp600 Ribu

"Jadi saat ini yang kita hadapi bukan hanya masalah oksigen, tapi juga masalah nakes. Ini tantangan kita bagaimana kita bisa mendapat nakes," kata dia, Kamis (8/7/2021).

Dedie menegaskan, saat ini kelengkapan peralatan nakes sudah memadai. Hanya saja, SDM nakesnya yang belum tercukupi.

Menurut Dedie, para nakes yang ada saat ini beban tugasnya terbagi dalam banyak hal.

"Sekarang SDM-nya langka karena kebutuhan-kebutuhannya di mana-mana. Antara lain ada yang menjadi swaber, vaksinator, ditambah kebutuhan-kebutuhan rumah sakit tidak hanya di Bogor tapi seluruh RS di Indonesia," sambungnya.

Menurut Dedie, saat ini Kota Bogor membutuhkan lebih dari 200 orang nakes. Hingga saat ini, mungkin yang baru tercapai hanya sekitar 20 orang saja.

Baca Juga:Pecah Rekor! Kasus Harian Covid-19 Kaltim, Nyaris Sentuh 1.000 Orang, Meninggal 26 Kasus

Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor disebut Dedie terus mencari sumber-sumber nakes yang kompeten.

"Kalau 200 itu yang untuk kebutuhan isolasi, sementara kebutuhan di RSUD juga tinggi. Semua sama masalahnya, SDM-nya. Aktivasi RSUD dua (RS Perluasan) saja mungkin butuh berapa puluh lagi, itu juga belum terpenuhi," sambung Dedie.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir membenarkan, jika saat ini Kota Bogor sangat memerlukan nakes tambahan untuk melakukan perawatan terhadap pasien Covid-19.

Baik nakes yang bertugas di rumah sakit rujukan, hingga di sejumlah pusat isolasi.

Kendati demikian, nakes yang ada saat ini diyakininya masih memiliki moril yang tinggi.

Ilham juga menyatakan para nakes masih siap berjuang untuk pelayanan COVID-19.

"Walaupun nakes yang ada saat ini siap berjuang dan berperang dengan COVID-19, tapi tetap saja jumlah nakes yang ada tidak sebanding dengan pasien COVID-19. Jadi masih banyak yang positif baru yang belum tertangani dengan maksimal, terutama dari pasien solasi mandiri (isoman)," jelas Ilham.

Jika mengacu kepada kata ideal, seharusnya satu nakes hanya diperkenankan merawat 6 pasien COVID-19.

Namun kondisi realita di lapangan saat ini, satu nakes bisa merawat 15 pasien COVID-19. Kondisi ini tentunya jauh dari kata ideal.

“Kalau pasien biasa mungkin tidak apa. Ini kan pasien COVID-19. Nakesnya juga harus pakai baju hazmat dan APD lengkap, tentunya ini sangat melelahkan. Kebayang kali capeknya nakes di lapangan seperti apa,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini