Enam Harimau Sumatera di Margasatwa Ragunan Jalani Tes Swab PCR

"Alhamdulilah, sembilan ekor harimau yang ada di klaster harimau ini kami sudah berhasil mengambil enam sampel dari enam ekor," kata Muchsin.

Erick Tanjung | Yosea Arga Pramudita
Senin, 02 Agustus 2021 | 17:30 WIB
Enam Harimau Sumatera di Margasatwa Ragunan Jalani Tes Swab PCR
Enam dari embilan harimau sumatera di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta Selatan menjalani tes swab PCR, Senin (2/8/2021). [Suara.com/Arga]

SuaraJakarta.id - Pihak Taman Margasatwa Ragunan (TMR) bersama Balai Besar Penelitian Veteriner Subang yang berada di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian telah melakukan tes Covid-19 dengan swab PCR terhadap enam ekor Harimau Sumatera, Senin (2/8/2021). Pemeriksaan itu dilakukan menyusul adanya dua ekor Harimau Sumatera di kebun binatang Ragunan bernama Hari dan Tino yang terpapar Covid-19.

Dokter Hewan TMR, Ahmad Muchsin mengatakan, total ada sembilan ekor Harimau Sumatera yang menjadi koleksi kebun binatang yang berlokasi di kawasan Jakarta Selatan tersebut. Hari ini, pihaknya telah mengambil enam sampel dari hewan pemilik nama latin Panthera Tigris Sumatrae itu.

"Alhamdulilah, sembilan ekor harimau yang ada di klaster harimau ini kami sudah berhasil mengambil enam sampel dari enam ekor," kata Muchsin di kompleks kandang harimau TMR, Senin sore.

Adapun pengambilan sampel terhadap Harimau Sumatera tentunya berbeda dengan teknik pengambilan sampel untuk satwa jinak. Para petugas harus benar-benar mengkondisikan satwa agar dalam kondisi nyaman dan tidak ada gangguan.

Baca Juga:Penyebab Dua Harimau Ragunan Positif Covid-19 Masih Misterius, TMR Tes Swab Pegawainya

"Dan hanya orang-orang tertentu atau orang yang dekat yang bisa mendekat dengan satwa tersebut sehingga untuk pengambilan sampel bisa tercapai," ujar Muchsin.

Tentunya, Hari dan Tino merupakan bagian dari enam ekor Harimau Sumatera yang menjalani tes swab PCR pada hari ini. Dikatakan Muchsin, enam ekor raja rimba tersebut telah dikondisikan sejak pagi oleh para keeper sehingga proses pengambilan sampel bisa berjalan dengan lancar.

Muchsin menerangkan, enam ekor harimau tersebut tidak dibius. Dengan demikian, para petugas melakukan pengambilan sampel secara manual.

"Alhamdulilah, kami menghindari pembiusan. Kalau masih bisa dilakukan dengan cara manual, kami lakukan secara manual," tutur dia.

Dalam hal ini, keeper atau orang-orang yang merawat para Harimau Sumatera itu sudah melakukan pendekatan sebelumnya. Sehingga, para keeper bukanlah orang asing alias The Stranger bagi para satwa.

Baca Juga:Cerita Harimau yang Terpapar Covid di Ragunan, Tino Sesak Napas, Batuk hingga Sulit Makan

Meski demikian, tingkat kewaspadaan tetap diutamakan karena harimau masuk dalam kategori hewan buas. Pendekatan berupa memancing satwa dengan makanan kesukaan juga dilakukan agar proses pengambilan sampel bisa berjalan dengan lancar.

Muchsin mengatakan, tes swab PCR terhadap harimau tidak jauh berbeda dengan cara yang dilakukan terhadap manusia. Adapun caranya adalah mencolok alat swab pada hidung harimau.

"Sama prosesnya dengan manusia. Jadi ada kedalaman tertentu dari lab yang sudah memberikan alat sehingga memungkinkan pengambilan sampel tersebut," ujar Muchsin.

Saat proses pengambilan sampel, sempat terdengar suara auman dari kandang harimau. Muchsin pun tidak menampik bahwa suara auman itu terjadi pada saat alat swab masuk ke hidung harimau.

"Betul, manuasia pun tidak selalu nyaman. Makanya ada auman itu bisa jadi pas dia dicolok," jelas dia.

Terkait tiga ekor harimau yang belum dilakukan pemeriksaan swab PCR, hal itu terjadi lantaran ketiganya masih menjaga jarak dengan keeper. Nantinya, enam sampel harimau yang telah dilakukan pengambilan akan dibawa ke Balai Besar Penelitian Veteriner Subang.

"Akan di bawa ke Bvet Subang," katanya.

Positif Covid-19

Tino dan Hari terpapar Covid-19 usai menjalani pemeriksaan. Dua ekor pemilik nama latin Panthera Tigris Sumatrae itu diketahui terpapar Covid-19 usai menunjukkan sejumlah gejala dan perubahan perilaku.

Humas Taman Margasatwa Ragunan Bambang Wahyudi mengatakan, perubahan perilaku itu pertama kali terlhat pada sosok Tino pada 9 Juli 2021 lalu. Gejalanya berupa penurunan porsi makan, terlihat lemah, gejala batuk, hingga nafas berat disertai lendir yang keluar pada hidung.

"Awal mula petugas kami melihat ada perubahan tingkah laku dari satu ekor harimau yang bernama Tino," ungkap Bambang.

Dua hari berselang, tepatnya pada 11 Juli 2021, gejala serupa terjadi pada Hari. Gejala yang terjadi pada harimau berusia 12 tahun tersebut, serta Tino, 9 tahun itu segera dilaporkan ke tim medis TMR untuk kemudian diobservasi

"Lalu dilakukan observasi terhadap dua harimau tersebut kemudian diputuskan untuk mengambil sampel dari ingus di harimau tersebut," sambung Bambang.

Bambang melanjutkan, setelahnya sampel lendir atau yang akrab dengan istilah tes swab langsung dibawa ke Pusat Studi Primata Institut Pertanian Bogor (IPB). Satu hari setelahnya, diketahui jika dua ekor raja rimba itu terpapar Covid-19.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di akun Instagram miliknya pada Minggu (1/8/2021) melampirkan sembilan foto yang memperlihatkan saat ia mengunjungi Taman Margasatwa Ragunan. Dalam unggahannya, juga disertai hasil uji real time RT-PCR terhadap virus Covid-19 dari harimau Tino dan Hari -- dengan hasil positif.

"Dua warga DKI Hari dan Tino terpapar Covid. Tidak ada pilihan, mereka harus isolasi. Diputuskan untuk isolasi mandiri di tempat tinggalnya. Pasokan makanan dan obat dicukupi selama isolasi dan proses penyembuhan," ujar Anies dalam unggahannya.

Ia menjelaskan, tiga mingu lalu, perawat satwa di Ragunan memperhatikan bahwa Hari dan Tino tampak sakit dan bergejala seperti Covid, yaitu flu, lemas dan sesak nafas.

"Melihat itu, pihak TMR bertindak cepat, memanggil petugas swab paling berani di dunia untuk mengambil sampel swab Hati dan Tino. Ternyata hasil tes PCR menunjukkan Hari dan Tino positif Covid-19," papar Anies.

Setelah menjalani isolasi mandiri dengan pengawasan ketat dari para dokter hewan. Harimau Hari dan Tino, disebut Anies, kini berangsur pulih dan tampak aktif.

Anies juga mengatakan, karena situasi pandemi dan Jakarta masih dalam masa PPKM level 4, maka TMR belum bisa dibuka untuk umum.

"Jadi Hari dan Tino tidak harus buru-buru kembali WFO dan punya waktu untuk menyehatkan diri sepenuhnya," ucap Anies.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak