SuaraJakarta.id - Sudah enam tahun pasca diresmikan, SMKN 6 Kota Tangerang Selatan tak kunjung memiliki gedung sekolah. Sehari-hari, proses belajar-mengajar dilakukan dengan menumpang gedung bekas SDN Jelupang 2 di Serpong Utara.
Wakil Kepala Sekolah SMKN 6 Tangsel Yurry Matufira membenarkan bahwa saat ini pihaknya masih menumpang di gedung bekas SDN Jelupang 2.
Yurry menjelaskan, sekolah tersebut diresmikan pada 2015 oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan dan mulai menerima siswa pada tahun 2016, meski belum memiliki gedung sekolah. Bahkan, sekolah tersebut diprioritaskan menjadi satu-satunya SMKN berbasis IT di Tangsel.
Pada 2016, pembangunan gedung sekolah kemudian dianggarkan oleh Pemkot Tangsel. Bahkan, kata Yurry, lahannya pun sudah disiapkan di lahan yang saat ini dijadikan lahan SMPN 22 Kota Tangsel di Lengkong Karya, Serpong Utara.
Baca Juga:PTM di Tangsel, Begini Skenario Wali Kota Bila Ada Siswa Positif COVID-19
Namun, rencana pembangunan gedung sekolah itu gagal lantaran pada 2016-2017 ada alih wewenang SMA-SMK yang semula di Pemkot, beralih jadi wewenang Provinsi Banten baik kebijakan maupun seluruh aset sekolah.
"Jadi kan kita sudah dialokasikan oleh Pemkot Tangsel di lahan yang sekarang jadi SMPN 22. Ternyata di tahun 2016 ada peralihan wewenang bahwa jadi SMA-SMK kewenangan provinsi, sehingga Pemkot Tangsel tak bisa melakukan pembangunan," kata Yurry ditemui SuaraJakarta.id di ruangannya, Selasa (7/9/2021).
Sejak saat itu, pihaknya pun mengajukan pembangunan ke pihak Provinsi Banten dan dijanjikan menjadi program prioritas pembangunan di 2017.
Pihaknya kemudian mendapat kabar pembangunan pada 2018-2019, bahkan sudah melakukan feasibility study (studi kelayakan) di tiga titik lahan.
"Pada 2018 sempat sampai feasibilitas study lahan, ada tiga lahan berbeda. Tapi sampai saat ini belum ada kejelasan," ungkap Yurry.
Baca Juga:PTM di SMPN 8 Tangsel, Satu Siswa Dipulangkan karena Suhu Tubuh Tinggi
Soal kegiatan belajar-mengajar, sebelum pandemi COVID-19 pihaknya sempat menyewa 16 ruang belajar milik SMP Al-Hasaniyah yang berjarak sekira 200 meter. Sewa ruang kelas dilakukan untuk menampung siswa yang totalnya mencapai 700 siswa.
Sedangkan biaya sewa tersebut, dibebankan kepada Provinsi Banten. Namun, sejak pandemi COVID-19 dan pembelajaran dialihkan lewat online. Sewa 16 ruang kelas itu pun diberhentikan sementara hingga pembelajaran kembali normal nanti.
Sementara enam ruang kelas yang ada di bekas SDN Jelupang 2 dimanfaatkan sebagai ruang praktik pembelajaran. Bangunan dua lantai di lahan 1.000 meter persegi itu masih tercatat milik aset Pemkot Tangsel.
Bangunan itu ditempati, ungkap Yurry, lantaran tak lagi digunakan oleh SDN Jelupang usai melakukan renovasi gedung. Tak ada biaya sewa dalam penggunaan gedung tersebut.
"Saat kita menggunakan gedung ini sudah kosong, pihak SD sudah melakukan renovasi gedung. Gedung ini ditempati setelah mendapat izin dari Pemkot Tangsel karena SMK-nya ada di Tangsel," ungkap Yurry.
Kini, pihaknya tengah melakukan persiapan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada 13 September 2021 mendatang. Nantinya, dari 700 siswa akan dibagi kelompok sesuai absen. Setiap kelas hanya diisi 50 persen dari kapasitas normal.
"Nantinya siswa hanya belajar maksimal 2 jam, lalu bergantian dengan kelas lainnya. Sementara kelompok lainnya masih online. Nanti di minggu kedua yang tadinya online jadi offline dan jam belajarnya sama hanya 2 jam," ungkap Yurry.
Sementara itu, sebanyak 600 siswa SMKN 6 Tangsel sudah vaksin. Sisanya belum divaksin karena sakit dan belum mendapat izin orang tua.
"Nantinya siswa hanya belajar tentang mata pelajaran yang masuk dalam mata pelajaran esensial. Seperti pemrograman dasar, desain grafis dan lain-lain," pungkasnya.
Terpisah, Kepala SMKN 6 Tangsel, Surnamah mengatakan, pihaknya terus mengupayakan agar pembangunan gedung sekolah segera terealisasi.
"Insya Allah pemerintah akan memfasilitasi," singkatnya saat dikonfirmasi.
Kontributor : Wivy Hikmatullah