"Khawatir sih, tapi mau bagaimana lagi, yang penting kami terapkan protokol kesehatan. Sejauh ini juga mereka yang karantina tidak ada yang berkeliaran di pasar," ungkapnya.
Senada dengan Nur, Ayu yang merupakan pedagang sembako mempertanyakan hal yang sama.
"Kenapa bukan tempat lain? Di sini kan ada pasar. Belum juga pasarnya dari awal kan sudah sepi jadi tambah sepi," ungkap Ayu.
Dia pun mengaku sejak pindah ke Rusun Pasar Rumput, belum ada perubahan yang signifikan terkait pendapatannya.
Baca Juga:Sebut Banyak Orang Berduit Minta Karantina Gratis, Luhut Dicecar Cuitan Susi Pudjiastuti
"Jadi belum ada perubahan semenjak pindah ke sini. Maksudnya belum ada perubahan yang lebih baik (pendapatannya)," kata Ayu.
Yuli, pedagang lainnya, mengaku pengalihfungsian Rusun Pasar Rumuput menjadi lokasi karantina tidak berdampak sama sekali terhadap penjualannya.
"Enggak sama sekali, karena pasarnya memang sudah sepi dari awal," ujarnya.

Yuli juga tidak terlalu khawatir dengan Omicron. Terpenting baginya disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes).
"Enggak (khawatir) sih. Yang penting prokesnya," ujar Yuli.
Baca Juga:Sempat Nyaris Penuh, Suasana Karantina Repatriasi di Rusun Pasar Rumput Hari Ini
Sementara itu, Era, ibu rumah tangga yang biasa berbelanja di Pasar Rumput mengaku sebenarnya khawatir dengan adanya tempat karantina bagi WNI dari luar negeri.