Kasus Kakek Dikeroyok Dituduh Maling di Cakung: Wiyanto Halim Pergi Tanpa Izin, Pulang Tanpa Nyawa

Pengacara keluarga korban menyebutkan, kematian Wiyanto Halim janggal.

Rizki Nurmansyah | Yaumal Asri Adi Hutasuhut
Senin, 24 Januari 2022 | 21:20 WIB
Kasus Kakek Dikeroyok Dituduh Maling di Cakung: Wiyanto Halim Pergi Tanpa Izin, Pulang Tanpa Nyawa
Pihak keluarga Wiyanto Halim—kakek korban pengeroyokan dituduh maling di Cakung—memberikan keterangan pers di Pluit, Jakarta Utara, Senin (24/1/2022). [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]

SuaraJakarta.id - Wiyanto Halim, kakek 89 tahun meninggal dunia akibat dikeroyok sekelompok orang di Jalan Pulokambing, kawasan JIEP, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur pada Minggu (23/1/2022) dini hari kemarin, usai diteriaki maling. Belakangan keluarga menilai kematian korban meninggalkan kejanggalan.

Berdasarkan penuturan anak korban, Bryana, almarhum ayahnya meninggalkan rumah di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, pada Sabtu (24/1/2022) sore.

Bryana mengaku, ayahnya meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan keluarga. Biasanya Wiyanto Halim meninggalkan rumah untuk pergi sebentar.

Namun, diugkapkan Bryana, pihak keluarga tidak mengetahui keperluan sang ayah meninggalkan rumah pada Sabtu sore lalu.

Baca Juga:Pesan Wiyanto Halim Sebelum Kematian: Kalau Saya Mati Jangan Ada yang Nangis, Kalau Bisa Pesta

"Enggak (izin keluar rumah), karena biasanya papa cuma pergi sebentar ke satu tempat pulang, atau enggak biasanya pergi beli apa (terus) pulang. Enggak sampai yang begini malam," kata Bryana saat konferensi pers di Pluit, Jakarta Utara, Senin (24/1/2022).

Di samping itu, karena usianya yang sudah tergolong sangat tua, korban biasanya bepergian dengan sopirnya. Namun, pada waktu itu kebetulan sopir Wiyanto Halim sedang cuti.

Diungkapkan Bryana, sang ayah juga biasanya hanya bepergian ke Tangerang, Banten, untuk mengurus perkara tanah miliknya yang bersengketa dengan seseorang.

"Namanya papa saya masih urusan begituan (perkara sengketa tanah) biasanya ke Tangerang," ungkapnya.

Pihak keluarga kemudian cemas lantaran Wiyanto Halim belum kunjung pulang hingga malam hari. Beberapa kali telepon seluler Wiyanto Halim dihubungi, namun tidak ada respons sama sekali.

Baca Juga:Pengeroyokan Kakek di Cakung, Kini Polisi Tetapkan Satu Tersangka

Keluarga terus menunggu hingga pukul 05.00 WIB, Minggu (23/1/2022). Sekitar pukul 08.00 WIB, ada panggilan masuk dari dari nomor telepon Wiyanto Halim, yang ternyata dari pihak kepolisian yang mengabarkan korban sudah meninggal dunia dan jasadnya berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.

Kematian Janggal

Sementara itu, Freddy Yoannes Party, pengacara keluarga korban menyebutkan, kematian Wiyanto Halim janggal.

"Ini buat kami bukan sekadar pengeroyokan biasa, ini pasti ada dalangnya, ada pihak-pihak yang menghendaki hal ini terjadi, ini keyakinan keluarga," kata Freddy.

Kata Freddy, korban memang terlibat sengketa tanah di daerah Tangerang, Banten, sejak tahun 1978, yang hingga saat ini masih berproses di pengadilan.

"Secara pribadi beliau tidak punya musuh siapapun. Tapi sejak tahun 1978 sampai hari ini beliau punya tanah di Tangerang dan sampai hari ini masih proses persidangan. (Selama) 33 tahun beliau memperjuangkan hak atas tanahnya sampai hari ini belum pernah selesai," ungkap Freddy.

Kendati demikian, Freddy menegaskan pihak keluarga tidak ingin membuat asumsi yang terlalu jauh ataupun menuding pihak lain.

Kemudian, dari rangkaian saat korban dikejar dari kawasan Tebet, Jakarta Selatan hingga Pulo Gadung, Jakarta Timur, keluarga menduga telah dirancang sedemikian rupa. Video saat korban dikejar oleh sekelompok orang telah viral di media sosial.

"Kalau kami memperhatikan itu bukan hanya teriak memprovokasi, tapi motornya itu mengarahkan supaya mobil dari almarhum ini berjalan ke arah yang dia kehendaki, sepertinya ini sengaja digiring ke tempat tersebut kalau kita lihat videonya," ujar Freddy.

Guna membuktikan kejanggalan kematian Wiyanto Halim, Freddy mengklaim telah memiliki seorang saksi yang mengetahui kejadian tersebut.

"Kami punya beberapa saksi yang bisa menceritakan hal tersebut. Saksi ini belum kami sampaikan ke polisi," ujar Freddy.

Suasana lokasi kejadian kakek 89 tahun tewas dikeroyok usai dikejar dan diteriaki maling di Cakung, Jakarta Timur. (Suara.com/Yaumal)
Suasana lokasi kejadian kakek 89 tahun tewas dikeroyok usai dikejar dan diteriaki maling di Cakung, Jakarta Timur. (Suara.com/Yaumal)

Bukan Maling

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Ahsanul Muqaffi mengatakan, korban bukan seorang maling.

"Bukan pencurian, jadi informasi dari Tebet atau Pulo Gadung dia bawa mobil ngebut diteriaki maling hingga dikejar," kata Ahsanul, Minggu (23/1/2022) kemarin.

Ahsanul mengungkapkan, akibat dari penyebutan maling kepada pengendara mobil itu, menimbulkan massa lain yang ikut mengejar. Sampai akhirnya saat tiba di kawasan JIEP korban dianiaya sekelompok orang hingga akhirnya meninggal dunia.

"(Meninggal) di TKP karena dipukul massa karena dikira maling," kata Ahsanul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini