Kisah Zaenal, Remaja Tunanetra di Tangerang, Sempat Terpuruk Kini Hafal 5 Juz Al Quran

Zaenal kini bersyukur dirinya menjadi tunanetra yang dijadikan motivasi utama untuk menghafal Al Quran.

Rizki Nurmansyah
Jum'at, 15 April 2022 | 08:05 WIB
Kisah Zaenal, Remaja Tunanetra di Tangerang, Sempat Terpuruk Kini Hafal 5 Juz Al Quran
Zaenal Abidin, santri tunanetra di Pesantren Raudlatul Makfufin, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tengah membaca Al Quran dengan mushaf braile. [Suara.com/Wivy Hikmatullah]

"Karena dorongan dari orangtua, guru dan teman-teman tetap support. Ada sebagian teman yang tadinya main bareng tapi setelah kondisi saya kayak gini sudah nggak lagi. Ya saya tetap yakin mungkin ini sudah qodarullah, takdir saya buat menjadi tunanetra," katanya teguhnya.

Hafal 5 Juz Al Quran

Zaenal kemudian memutuskan masuk dan melanjutkan belajar di Pesantren Tunanetra Raudlatul Makfufin Serpong, Tangsel, pada 2019. Dia mulai belajar membaca dan belajar pengetahuan umum dengan huruf braile.

Zaenal Abidin, santri tunanetra di Pesantren Raudlatul Makfufin, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tengah membaca Al Quran dengan mushaf braile. [Suara.com/Wivy Hikmatullah]
Zaenal Abidin, santri tunanetra di Pesantren Raudlatul Makfufin, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tengah membaca Al Quran dengan mushaf braile. [Suara.com/Wivy Hikmatullah]

Semula dirasa tidak mudah. Zaenal membutuhkan waktu tiga bulan untuk adaptasi, terbiasa dan menghafal huruf braile terutama untuk mengaji. Dengan tekad kuat, Zaenal akhirnya mampu membaca huruf braile baik tulisan latin maupun arab.

Baca Juga:Tadarus Ramadhan, Cerita Tunanetra Baca Al Quran di Ponpes ABK KH Ahmad Dahlan

Kini hampir empat tahun jadi santri di pesantren khusus tunanetra, Zaenal menjadi tahfidz Quran. Dengan kondisinya yang terbatas secara penglihatan, Zaenal sudah mampu menghafal lima juz Al Quran.

Capaian itu membuatnya semakin bersemangat menghafal Al Quran meski dari mushaf Al Quran braile.

Zaenal kini bersyukur dirinya menjadi tunanetra yang dijadikan motivasi utama untuk menghafal Al Quran.

"Saya berusaha buat belajar di sini. Alhamdulillah sekarang sudah hafal 5 juz. Sebelum masuk sini juz 30 aja saya enggak hafal. Sekarang 5 juz Alhamdulillah, dari juzz 30, 1, 2, 3 dan 4. Sekarang Alhamdulillah udah masuk juz kelima," ucapnya seraya bersyukur.

"Ada rasa senang, bahagia. Ternyata nggak sia-sia, mungkin ini sudah takdir Allah saya harus bisa menghafal Al Quran. Mungkin kalau saya masih bisa melihat enggak tahu gimana di luar sana, juz 30 aja belum tentu hafal. Saya mengambil hikmahnya sekarang bersyukur banget saya di sini bisa menghafal, mungkin ini rencana Allah yang ditakdirkan buat saya," sambungnya sambil tersenyum.

Baca Juga:Mengintip Proses Pembuatan Al-Quran Akbar di Wonosobo, Ditulis Manual Hingga Tahunan, Begini Kisahnya

Melek Teknologi

Meski tunanetra, Zaenal tetap melek dengan teknologi. Tak mudah memang, karena dia butuh waktu beradaptasi menghafal setiap posisi huruf pada keyboard dibantu dengan aplikasi scan reader.

Selain mampu menjadi tahfidz Quran, Zaenal juga kini terbiasa mengoperasikan laptop dan HP.

Zaenal Abidin, santri tunanetra di Pesantren Raudlatul Makfufin, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tengah mengoperasikan laptop. [Suara.com/Wivy Hikmatullah]
Zaenal Abidin, santri tunanetra di Pesantren Raudlatul Makfufin, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tengah mengoperasikan laptop. [Suara.com/Wivy Hikmatullah]

Sesekali, Zaenal bahkan masih bisa bertukar kabar dengan teman-temannya. Bahkan, setiap hari Zaenal mengoperasikan laptop miliknya.

Kisah Zaenal—santri tunanetra—tentu bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita yang masih dapat melihat jelas dengan mata normal. Motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan semakin bertakwa seraya bersyukur.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini