SuaraJakarta.id - Pemerintah telah melonggarkan kebijakan di momentum Idul Fitri 2022 dengan memperbolehkan masyarakat untuk mudik ke kampung halamannya. Keputusan itu pun disambut suka cita para pemudik.
Terlebih mengingat dua tahun ke belakang pemerintah tak mengizinkan mudik Lebaran lantaran pandemi Covid-19 yang saat itu merejalela.
Desi, salah satu karyawan di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan mengaku senang akan mudik ke kampung halamannya di Jombang, Jawa Timur. Ia sudah dua tahun tak mudik.
"Rasanya yang pasti senang karena dua tahun nggak pulang ke kampung suami. Silaturahmi sama mertua dan keluarga besar di Jombang. Orangtua juga pasti senang anak, mantu dan cucunya balik," ujar Desi saat berbincang dengan Suara.com, Jumat (29/4/2022).
Baca Juga:Penerapan One Way, Arus Mudik di Jakarta - Cikampek KM 72 Terpantau Lancar
Selain melepas rindu pada orangtua dan sanak famili, Desi juga sudah terbayang untuk merasakan kembali makanan khas ke Jombang. Seperti rawon, lontong kikil dan Nasi Goreng Poniran.
"(Rindu) Orangtua dan saudara tentunya. Ditambah kuliner khas Jombang seperti rawon, sayur lodeh, lontong kikil, Sate Gedangan juga ada nasi goreng disana yang wajib dibeli setiap pulkam yaitu Nasi Goreng Poniran," kata dia.
Desi dan suami berencana mudik dengan menggunakan mobil pribadi pada 3 Mei 2022 menuju Jombang.
Menurutnya, mudik menggunakan kendaraan pribadi dapat menghemat waktu dan lebih nyaman, dibanding menggunakan transportasi umum.
"Bawa mobil pribadi. Supaya lebih hemat waktu dan lebih nyaman bawa banyak barang," ucap dia.
Meski masih beberapa hari lagi, Desi telah mempersiapkan segala hal. Mulai dari mengemas baju, mengisi uang elektronik untuk tol (e-toll) hingga mempersiapkan uang untuk keponakan yang merupakan tradisi memberi uang ke sanak famili.
"Alhamdulillah persiapan sudah 50 persen. Tinggal packing, isi bensin, isi e-toll, isi angpau untuk keponakan, dan lain-lain," tutur dia.
Desi juga mengaku sempat ada kekhawatiran seperti kemacetan di jalur mudik. Namun kata Desi, rasa kangen bertemu orangtua dan keluarga mengalahkan kekhawatiran itu.
"Iya (tentu ada kekhawatiran), apalagi sekarang pemberitaan tentang mudik sudah banyak berseliweran termasuk macet. Namun, rasa ingin bertemu orangtua dan saudara mengalahkan kekhawatiran itu," ungkap dia.
Desi pun berharap perjalanan mudik ke kampung halaman lancar dan aman sampai di Jombang
"Doain saja semoga perjalanan lancar, aman dan nyaman. Selamat sampai tujuan," pungkasnya.
Hal yang sama dikatakan Rahmawaty yang akan mudik ke kampung halamannya di Pekanbaru, Riau.
Ia bersyukur kebijakan pemerintah yang memperbolehkan mudik Lebaran sangat melegakan masyarakat di tengah suasana yang masih dalam pandemi. Terlebih ia bisa merasakan cuti enam hari di Pekanbaru.
"Tentunya kebijakan mudik ini melegakan, di tengah tekanan pandemi yang bikin stres. Jadi semacam euforia karena bisa berlebaran bersama keluarga tanpa ada pelarangan lagi," kata Rahmawaty.
Momentum Lebaran 2022 juga perdana bagi Rahmawaty. Sebab sudah 12 tahun merantau, baru kali ini bisa kembali berkumpul saat lebaran.
"12 tahun merantau, jarang mudik. Pernah mudik di tahun 2013 itupun di hari H. Dan pernah setelah hari H. Ini pertama kalinya bisa lebaran penuh (takbiran dan Salat id) bersama keluarga setelah 12 tahun," ungkap dia.
Rindu Lantunan Takbiran di Kampung Halaman
Rahmawaty menceritakan bahwa yang ia rindukan di kampung halaman yakni berkumpul bersama keluarga. Terlebih ia sangat merindukan suasana takbiran setelah 12 tahun tak mudik.
"Berkumpul bersama keluarga, sungkem dengan orang tua, dan makan lontong sayur buatan mama. Yang sangat ingin aku rindukan ingin rasakan mendengar suara takbiran di tanah kelahiran. Setelah 12 tahun skip," kata dia.
Perempuan berjilbab ini menuturkan dirinya telah mempersiapkan segala hal untuk mudik seperti membeli tiket pesawat dan oleh-oleh yang akan dibawa saat mudik nanti
"Yang pasti membeli tiket pulang pergi, harus jauh-jauh hari, supaya kebagian dan harga tidak terlalu tinggi. Bawa oleh-oleh tentunya, serta uang yang banyak untuk berbagi," kata dia.
Meski demikian, wanita yang bekerja di Jakarta Pusat ini mengaku ada sedikit kekhawatiran terkait kasus pandemi yang melonjak pasca Lebaran.
Sehingga protokol kesehatan kata dia harus tetap dijaga agar tak ada kenaikan kasus Covid-19.
"Ada, takut kasus pandemi melonjak lagi, karena masyarakat euforia abai sama prokes. Ini harus benar-benar dijaga. Jangan sampai habis bahagia lebaran, ditutup duka," katanya.