SuaraJakarta.id - Kebakaran Pasar Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menjadi musibah yang memilukan usai libur Lebaran bagi para pedagang yang lapaknya hangus terbakar.
Diperkirakan, ada 150 lebih lapak pedagang yang ludes dilalap si jago merah pada Rabu (11/5/2022) sore tersebut. Tak hanya lapak pedagang, empat rumah warga yang ada di area pasar juga ikut terbakar.
Rina Sitohang (47) hanya bisa tertegun melihat lapak dagangan bakso dan siomay miliknya kini menjadi arang. Tak hanya lapak, bahkan seluruh barang dan mesin juga ikut hangus.
Rina mengaku, sangat terkejut mendapati kabar tersebut. Dirinya langsung lemas setelah tahu lapaknya dagangannya ikut terbakar.
Baca Juga:Cerita Pedagang Terkait Ganasnya Kebakaran Pasar Ciputat Tangsel: 10 Menit Ludes
Saat itu, kata Rina, ia sedang di rumah sakit dan sudah membuat janji dengan dokter untuk memeriksakan diri lantaran merasa ada masalah pada bagian saraf di tubuhnya.
Alhasil, ia pun kemudian langsung membatalkan pemeriksaan sarafnya itu dan bergegas melihat kondisi lapaknya yang hangus terbakar.
"Pertama dapat kabar saya langsung lemas, gak nyangka. Saya lagi mau ketemu dokter periksa saraf, tapi langsung saya batalkan dan langsung ke pasar," katanya kepada SuaraJakarta.id sambil melihat lapaknya yang terbakar, Rabu (11/5/2022).
Rina menyebut, ada dua mesin penggiling kacang miliknya ikut hangus terbakar. Lalu, sejumlah barang dagangan lain seperti plastik, bumbu, tepung sagu dan lainnya juga ikut terbakar menjadi abu.
Padahal barang-barang tersebut, kata Rina, baru dia beli setelah habis sebelum Lebaran. Dia menaksir, kerugian akibat kebakaran itu lebih dari Rp 50 juta.
Baca Juga:Butuh 2 Jam Padamkan Kebakaran Pasar Ciputat, Damkar Tangsel: Kesulitan Air dan Banyak Warga Nonton
"Kemarin plastik baru belanja, plastik aja habis Rp 10 juta. Belum dua mesin giling kacang, satu mesin aja harganya Rp 8 jutaan. Ditambah barang-barang lain bahan-bahan bakso dan siomay. Semuanya ludes, hangus," keluhnya.
Sama seperti pedagang lainnya, Rina hanya bisa pasrah walaupun barang dagangannya habis menjadi abu.
Dia pun tak mengharapkan bantuan ganti rugi, lantaran akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga mengurusnya.
Rina hanya berharap, ada solusi dari pihak pengelola Pasar Ciputat agar segera membangun ulang lapak agar dapat kembali berjualan.
"Pasrah dan menunggu kesepakatan solusi bagaimana sama pengelola. Ganti rugi mungkin nggak, tapi tempatnya aja disiapin. Biar bisa cepat jualan lagi. Kalau untuk ganti rugi, kita nggak mengharapkan di situ. Nggak ada asuransi, bingung," katanya pasrah.
Kontributor : Wivy Hikmatullah