SuaraJakarta.id - Kasus perundungan dan kekerasan yang dialami bocah MZ (16) di Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sempat akan diselesaikan secara damai. Sayangnya, para terduga pelaku tidak mengakui perbuatannya sehingga harus diselesaikan ke jalur hukum.
Ibu korban Nuryanah mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan para terduga pelaku dalam satu forum bersama korban. Namun, para terduga pelaku tak mengakui perbuatannya meski wajahnya terlihat dalam video kekerasan yang beredar dan viral.
Tak hanya itu, pihak orangtua dari para terduga pelaku pun ikut mengelak bahwa anaknya terlibat dalam aksi kekerasan tersebut.
"Hati saya mah yakin anak sini 4, pasti ada yang ikutan. Dari empat anak itu nggak ada yang jujur," katanya ditemui di kediamannya, Rabu (18/5/2022).
Baca Juga:Amankan Pelaku Perundungan Bocah di Tangsel, Polisi: 4 Orang, Semua di Bawah Umur
Nuryanah dan keluarga kemudian memutuskan membawa perkara tersebut ke jalur hukum. Jalan itu dipilih untuk membuktikan aksi para terduga pelaku dan menjaga kondusivitas lingkungan.
"Makanya melalui jalur hukum biar terbuka. Ada anak lingkungan sini ada 4, kita masih nunggu hasil kepolisian. Kita jaga lingkungan, jadi kita serahkan ke polisi," ungkapnya.
Kekerasan yang diderita anaknya membuat pilu Nuryanah. Dia pun meminta pihak kepolisian mengganjar hukuman yang setimpal.
"Semoga cepat ketangkap dihukum setimpal," tekannya.
Pendampingan Psikologis
Baca Juga:Pilu! Bocah di Tangsel Dirundung Temannya, Disundut Rokok dan Obeng Panas
Sementara itu, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kota Tangerang Selatan menyayangkan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah anak-anak kepada temannya berinisial MZ (16).
Ketua UPTD P2TP2A Tangsel, Tri Purwanto mengatakan, pihaknya kini fokus akan melakukan pendampingan sekaligus pemberian trauma healing psikologis korban.
"Besok Kamis kita akan lakukan pendampingan psikologis kepada korban," katanya ditemui di kantornya, Rabu (18/5/2022).
Dalam masalah itu, kata Tri, pihaknya menekankan pada peranan orangtua yang harus mengontrol aktivitas anak-anaknya. Terlebih di tengah maraknya media sosial saat ini.
"Balik lagi kepada orang tua mengontrol anaknya dalam bermain dan apapun. Orang tua punya kewajiban dalam perkembangan anak. Apalagi informasi gampang didapat melalui internet," ungkapnya.
Menurutnya, anak-anak tak begitu saja disalahkan atas perbuatan yang dilakukannya. Terlebih melakukan tindakan kekerasan yang di luar batas.
"Anak-anak nggak bisa disalahin, mungkin dia mencontoh dari internet karena paling gampang mencari informasi. Saya titik beratnya kepada orangtua. Dalam pengawasan penggunaan media sosial, karena anak pasti mencontoh," paparnya.
Soal penyelidikan para terduga pelaku kekerasan yang diketahui masih di bawah umur itu, Tri menyerahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian dan keluarga korban.
"Kita fokusnya hanya pada pendampingan korban membantu memulihkan psikologisnya dari trauma pasca kejadian," tekannya.
Disundut Rokok dan Obeng Panas
Sebelumnya diberitakan, salah seorang bocah di Serpong, Tangsel, jadi korban perundungan dan kekerasan dari teman mainnya. Korban berinisial MZ (16) itu alami luka akibat disundut rokok.
Ibu korban, Nuryanah mengaku, terkejut lantaran anaknya mendapat perundungan. Peristiwa itu ia ketahui dari video yang beredar di media sosial dan grup WhatsApp.
"Kejadiannya Minggu malam Senin. Baru Senin pagi saya tahu dari video kekerasan yang ramai (beredar)," akunya saat ditemui di kediamannya di Serpong, Tangsel, Rabu (18/5/2022).
Nuryanah sempat curiga dengan kondisi anaknya. Pasalnya saat sarapan, MZ mengeluhkan sakit di bagian bibir bawah kiri.
"Pas lagi makan katanya sakit. Pas ditanya dia nggak cerita, anaknya emang tertutup," ungkapnya.
Sebelum peristiwa kekerasan itu terjadi, Nuryanah menyebut, anaknya itu sempat dijemput temannya untuk main keluar. Menurutnya, anaknya itu biasa main game online bersama temannya.
"Dia disusulin sama temannya jam 9 malam. Terus baru pulang jam 3 pagi, tapi saat itu belum tahu karena dia juga nggak cerita," terang Nuryanah.
Sebagai seorang ibu dirinya merasa perih dan sakit hati lantaran anak sulungnya mendapat perlakuan kekerasan dari teman-temannya.
"Setelah tahu ada video kekerasan itu pertama panik, langsung sedih badan gemetar," ungkapnya sambil menahan tangis.
Akibat tindak kekerasan itu, Nuryanah menyebut MZ mengalami luka bakar pada bibir dan tangan kiri.
"Satu luka di bibir, terus di tangannya ada dua luka bakar. Disundut rokok dan obeng panas," bebernya.
Nuryanah mengaku, pihaknya sudah melaporkan tindak kekerasan itu ke pihak kepolisian.
Kontributor : Wivy Hikmatullah