SuaraJakarta.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan 1.348 unit rumah DP 0 rupiah atau tanpa uang muka. Program ini dijalankan demi memberikan hunian terjangkau berkonsep Rumah Susun (Rusun) dengan status hak milik pada masyarakat.
Dari 1.348 unit Rumah DP 0 rupiah, sebanyak 868 unit hunian berdiri di Menara Kanaya, Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur. Sisanya sebanyak 480 unit di Menara Swasana di Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Terdapat dua tipe yang disediakan. Yakni tipe dua kamar tidur dengan luas 34,4 meter persegi dan memiliki daya listrik sebesar 1.300 va.
Kemudian, hunian tipe studio dengan luas 23,8 meter persegi dan memiliki daya listrik sebesar 1.300 va.
Baca Juga:Gembong PDIP Nilai Sekda Marullah Matali Penuhi Syarat Calon Pj Gubernur DKI
Untuk harga di Menara Kanaya, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta, Sarjoko mengatakan, tipe dua kamar memiliki harga Rp 360 juta dengan masa cicilan (tenor) 20 tahun.
"Untuk (tipe hunian) two (dua) bedroom itu Rp 360 juta, masa tenor sampai 20 tahun," ujar Sarjoko saat dikonfirmasi, Jumat (9/7/2022).
Untuk biaya angsuran atau cicilan, maka harga yang ditawarkan adalah Rp 1,65 juta per bulan.
Sedangkan untuk tipe studio harganya lebih murah, yakni Rp 240 juta dengan tenor 20 tahun. Jika ingin membelinya dalam bentuk cicilan maka yang harus dibayar tiap bulan adalah Rp 1,5 juta.
"Kalau tipe studio (harganya) kurang lebih Rp 240 juta, tenornya maksimum 20 tahun. Per bulannya, (cicilan tipe) studio Rp 1,5 juta. Kalau two bedroom, (cicilan per bulannya) Rp 1,65 juta," ucap Sarjoko.
Baca Juga:Capai 3 Ribu Unit, Pemprov DKI Gandeng Swasta Bangun Lagi Rumah DP 0 Rupiah pada 2026
Sarjoko menyebut selama masa tenor, nilai cicilan tidak akan bertambah atau flat. Namun, biaya cicilan tidak termasuk iuran pengelolaan lingkungan (IPL).
"Iya (cicilan di luar IPL). Kalau IPL kan untuk pengelolaan, pembayaran listrik, lift, fasilitas sosial, fasilitas umum," pungkasnya.
Sampai saat ini, program Rumah DP 0 Rupiah di Menara Kanaya belum mulai dipasarkan karena menunggu keluarnya sertifikat layak pakai.
Informasi lebih lanjut masyarakat bisa mengunduh aplikasi Sirukim untuk pemesanan dan pendaftaran program hunian Pemprov DKI Jakarta.