"Krisis energi telah mempengaruhi sebagian besar negara, tetapi negara-negara berkembang terutama negara-negara importir bersih menghadapi beban tertinggi," jelasnya.
Sri Mulyani mengatakan dunia melihat pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat dari yang diantisipasi, dengan banyak bank sentral ekonomi maju dan berkembang menaikkan suku bunga mereka secara signifikan.