Lalu pada tanggal 21 Juni 2022, Vera mengaku mendapat panggilan video call dari Brigadir J. Dalam percakapan pukul 23.30 WIB, Yosua mengaku tidak bisa menceritakan masalah kepada Vera--bahkan ke orang tuanya.
Seketika tangis Vera pecah ketika dia menirukan ucapan Brigadir J saat itu kepadanya. Setelah menyeka air mata, Vera melanjutkan ceritanya.
"Saya berkata, 'Ceritalah Bang, jangan dipendam sendiri. Terus dia cuma bilang, 'Enggak lah dek biar lah abang yang nanggung ini'," kata Vera.
"Saudara tidak mengejar kepada korban apa masalahnya?" cecar Hakim.
Baca Juga:Ucapan Bharada E ke Pacar Brigadir Yosua di Sidang: Saya Turut Berduka Cita Mbak Vera
"Ya saya tanya, 'Masalah apa bang? Ceritalah jangan dipendam sendiri'. Dia bilang, 'Enggak lah biar abang yang pendam sendiri'," lanjut Vera.
Kesaksian Adik Brigadir J
Dalam persidangan hari ini, adik Brigadir J, Mahareza Rizky, juga memberikan kesaksiannya. Sama seperti Vera, Reza tak kuasa menahan tangis.
Terutama saat menceritakan kembali detik-detik ia memohon dapat melihat jenazah kakaknya seusai diautopsi. Peristiwa itu terjadi pada 9 Juli 2022 subuh di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Reza menyebut, ketika itu ia sempat dilarang melihat jenazah Brigadir J oleh anggota Polri berpangkat Komisaris Besar Polisi atau Kombes.
"Izin Komandan saya izin ingin melihat abang saya terakhir kalinya," tutur Reza sambil menangis di depan majelis hakim PN Jaksel, Selasa (25/10/2022).
Reza bahkan sampai memohon-mohon kepada anggota perwira menengah tersebut. Namun tetap tak diizinkan.
Setelah jenazah Brigadir J rapi dan dimasukkan ke dalam peti, barulah Reza diperkenankan melihat jenazah sang kakak.
Saat melihat dan berdoa, Reza mengaku mendengar ada anggota Polri yang mendesak untuk cepat menutup peti jenazah.
"Saat saya berdoa pun saya masih mendengar ada yang ngomong 'aduh sudah belum sih?'. Saya mendengar jelas itu Yang Mulia," bebernya sambil menangis.
Teguran Hakim