Fenomena La Lina, 25 Kelurahan di Jakarta Rawan Banjir

Peran BPBD adalah dengan melakukan pendistribusian sarana dan prasarana penanggulangan banjir di tempat-tempat rawan bencana.

Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Kamis, 27 Oktober 2022 | 19:45 WIB
Fenomena La Lina, 25 Kelurahan di Jakarta Rawan Banjir
Arsip - Warga membawa barang berharga miliknya berjalan melewati banjir yang menggenangi kawasan Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Senin (8/2/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Fenomena La Nina diprediksi akan terjadi pada Oktober 2022 sampai Februari 2023. Sejumlah wilayah di Jakarta pun terancam diterjang banjir.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji mengtakan, ada 25 dari 267 kelurahan di Jakarta yang masuk kategori wilayah rawan bencana. Terutama banjir.

Di antaranya seperti di Jakarta Barat di wilayah Rawa Buaya dan Kembangan. Kemudian Jakarta Selatan di Kelurahan Cipete, Pejaten Timur, dan Cipulir.

"Sebenarnya itu paling banyak di wilayah-wilayah yang berada di bantaran kali, seperti di Kawasan Pondok Karya Kemang, itu kan banjir disebabkan oleh Kali Mampang dan sudah masuk dalam program Dinas SDA untuk melakukan optimalisasi (pengerukan) di sana," kata Isnawa saat diskusi Balkoters bertajuk 'Musim Hujan dan Keselamatan Warga' di Novotel Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2022).

Baca Juga:Diinstruksikan Heru Budi, BPBD DKI Siapkan Mitigasi Ancaman La Nina

Isnawa menambahkan, pihaknya telah mendapat instruksi dari Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono untuk melakukan persiapan menyambut fenomena La Nina. Di antaranya dengan melakukan tindakan mitigasi.

Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji (tengah) dalam saat diskusi Balkoters bertajuk 'Musim Hujan dan Keselamatan Warga' di Novotel Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2022). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]
Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji (tengah) saat diskusi Balkoters bertajuk 'Musim Hujan dan Keselamatan Warga' di Novotel Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2022). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]

Rencana mitigasi itu, kata Isnawa, akan melibatkan berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Seperti Dinas Sumber Daya Air (SDA).

Dinas SDA disebutnya telah diinstruksikan untuk melakukan pembuatan waduk, situ dan embung sebagai tempat penampungan air hujan.

Selanjutnya, petugas akan melakukan pengerukan terhadap sungai, waduk, situ dan saluran air yang sudah ada sebagai kegiatan rutin.

"Petugas juga melakukan pengecekan dan perawatan pompa air, termasuk penyiapan pompa mobile untuk mempermudah penyedotan air jika terjadi bencana banjir atau genangan," ujar Isnawa.

Baca Juga:Imbauan Tunda Cuti kepada Wali Kota-Lurah di Jakarta Selama Musim Hujan, Heru Budi: Tunggu Cuaca Membaik

Petugas Pemadam Kebakaran menggunakan perahu karet mengevakuasi warga yang terjebak banjir di rumahnya di kawasan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Senin (8/2/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Petugas Pemadam Kebakaran menggunakan perahu karet mengevakuasi warga yang terjebak banjir di rumahnya di kawasan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Senin (8/2/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Selanjutnya, peran BPBD adalah dengan melakukan pendistribusian sarana dan prasarana penanggulangan banjir di tempat-tempat rawan bencana.

"Kami juga melakukan apel siaga untuk pengecekan kekuatan sumber daya. Kemudian melakukan simulasi gabungan penanganan bencana banjir dan pemetaan terhadap sumber daya (instansi/lembaga)," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini