Ketua RW Sebut Anak Kyai Korban Penganiayaan di Tambora Sempat Ingin Melarikan Diri saat Disekap

AZ mendapat penganiayaan dengan menggunakan selang dan sarung samurai di sejumlah bagian tubuh, seperti tangan dan paha.

Dwi Bowo Raharjo | Faqih Fathurrahman
Rabu, 09 November 2022 | 17:11 WIB
Ketua RW Sebut Anak Kyai Korban Penganiayaan di Tambora Sempat Ingin Melarikan Diri saat Disekap
Ilustrasi satpam melakukan penganiayaan (Shutterstock).

SuaraJakarta.id - Pemuda korban penganiayaan dua satpam berinisial AZ (21), sempat ingin melarikan diri saat penganiayaan. AZ saat itu sempat disekap oleh dua satpam tersebut di pos satpam yang berada di Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat.

Namun aksi tersebut gagal, lantaran tangan AZ terborgol disebuah kursi kayu yang ada di pos tersebut.

“Menurut korban dia mau melarikan diri, selama itu ada penganiayaan,” kata Ketua RW 10, Jembatan Besi Subur Raharjo, di lokasi, Rabu (9/11/2022).

Dari pengakuan korban, kata Raharjo, AZ mendapat penganiayaan dengan menggunakan selang dan sarung samurai di sejumlah bagian tubuh, seperti tangan dan paha.

Baca Juga:2 Satpam Stasiun Duri Aniaya Anak Kiai Gegara Bakar Sampah Di Pinggir Rel: Tangan Diborgol, Dipukuli Lalu Dicukur Botak

Selain dianiaya, pelaku juga mencukur rambut korban hingga botak, menggunakan pecukur rambut yang ada di dalam pos satpam tersebut.

“Dia sih gak ada alasan yang kuat untuk itu. Pokoknya syok terapi. Mungkin kesel gara-gara bakar sampah,” ungkapnya.

“Memang anak itu, bakar sampah tapi anak itu udah minta maaf. Ya memang dengan gaya kebutuhan khusus dia lah,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Nasib nahas menimpa seorang remaja berinisial AZ (21) lantaran dianiaya dua orang satpam Stasiun Duri Kosambi, berinisial DI (25) dan SB (20) pada Jumat (4/11/2022) dini hari kemarin.

AZ dianiaya usai membakar sampah di pinggir rel kereta dekat Stasiun Duri, Tambora Jakarta Barat.

Baca Juga:Kacau! Kadispora Papua Barat Jadi Tersangka Dan Ditahan Gegara Aniaya Tiga Wanita

Kapolsek Tambora, Kompol Putra Pratama mengatakan, penganiayaan itu terjadi lantaran AZ dianggap bersalah gegara membakar sampah di dekat stasiun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini