Kembali Gelar Tenda di Depan Balai Kota DKI, Warga Kampung Susun Bayam: Kami Aksi Lagi karena Sering Dibohongi

"Kami sudah nggak percaya sama orang Jakpro, karena selalu dibohongin. Makanya kami aksi gini karena kami udah sering dibohongi," ujar Asep.

Erick Tanjung | Fakhri Fuadi Muflih
Jum'at, 02 Desember 2022 | 16:18 WIB
Kembali Gelar Tenda di Depan Balai Kota DKI, Warga Kampung Susun Bayam: Kami Aksi Lagi karena Sering Dibohongi
Warga Kampung Susun Bayam (KSB) kembali menggelar aksi protes di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (2/11/2022). [Suara.com/Fakhri]

SuaraJakarta.id - Warga Kampung Susun Bayam (KSB) kembali menggelar aksi protes di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (2/11/2022). Seperti kemarin aksi dilakukan dengan mendirikan tenda untuk tinggal di trotoar depan kantor Gubernur DKI.

Ketua Koperasi Persaudaraan Warga Kampung Bayam, Asep Suwenda (54) mengatakan pihaknya memang sudah menyampaikan aspirasi pada aksi sebelumnya. Ia ingin agar warga bisa segera menempati KSB yang diresmikan eks Gubernur Anies Baswedan.

"Keluhan kami tuh sudah disampaikan ke pak Gubernur, masih dalam pembicaraan dengan mereka. Nanti hasilnya mungkin kita diinfokan, tapi enggak tahu kapan. Belum tahu, belum ada ketentuan yang pasti info lanjutannya gimana," kata Asep di lokasi.

Asep mengatakan warga melakukan aksi ini secara berkelanjutan karena sudah sejak lama merasa dibohongi oleh pihak PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pengelola KSB. Ia ingin Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono turun tangan langsung mengatasi masalah ini.

Baca Juga:Masih Belum Ada Kejelasan Usai Bertemu Pemprov DKI, Warga Ancam Dobrak Kampung Susun Bayam

"Kami sudah nggak percaya sama orang Jakpro, karena selalu dibohongin. Kami berapa kali dijanjikan, mustinya tanggal 20 bulan November, penerima kunci (masuk) ternyata nol. Makanya kami aksi gini karena kami udah sering dibohongi," ucapnya.

Sejauh ini, pihak Jakpro menawarkan harga Rp750 ribu per bulan untuk sewa KSB. Meski harga ini sudah turun dari penawaran awal Rp1,5 juta, Asep menyatakan warga masih keberatan.

"Kami ini penghasilannya nggak menetap. Terus pencahariannya nggak menetap. Kalau kami mau menerima kemarin dari hasil pertemuan di kelurahan (biaya sewa Rp750 ribu), ya kami udah terima, kami udah ini (masuk). Kami demo begini karena kami belum terima kesepakatan itu," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak