Adapun dalam penerapannya, cybersecurity mencakup alat, kebijakan, dan konsep keamanan yang dapat digunakan untuk melindungi aset, data dan pengguna organisasi. Bank DKI sendiri telah memiliki roadmap IT Cyber Security dalam tiga tahun ke depan.
"Untuk tahun ini Bank DKI fokus pada implementasi NGFW (Next Gen Firewall) dan mobile apps security, manage service SOC, penerapan security awareness, dan VAPT (Vulnerability Asessment & Penetration Test)," papar Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI, Amirul Wicaksono.
"Dalam hal merespon cyber security, Bank DKI telah mendapatkan sertifikasi standar internasional manajemen keamanan IT yang menentukan praktik terbaik manajemen keamanan IT dan kontrol keamanan komprehensif," tambah Amirul.
Tak berbeda jauh, Bank Kalteng juga turut berbenah dalam menghadapi tren serangan siber yang semakin berkembang saat ini. Tak tanggung-tanggung, Bank Kalteng menginvestasikan dana sebesar Rp13,45 miliar untuk membangun infrastruktur cybersecurity di tahun 2023 ini. Angka tersebut meningkat pesat bila dibandingkan tahun 2022 yang hanya sebesar Rp2,45 miliar.
Baca Juga:OJK Beri Kode Kasih Izin IPO Bertahap Buat Perusahaan BUMN
"Hal ini menunjukkan keseriusan Bank Kalteng dalam upaya untuk memaksimalkan keamanan siber untuk menjamin keberlangsungan kegiatan operasional layanan berbasis digital," ucap Direktur Keuangan, Operasional dan Teknologi Informasi Bank Kalteng, Ahmad Selanorwanda dalam webinar yang sama.
Selain itu, pihaknya juga melakukan security awareness yang dilaksanakan secara berkelanjutan, pelaksanaan Penetration Testing untuk setiap produk baru, dan implementasi Security Operation Center (SOC). "Kemudian melaksanakan kegiatan Security Maturity Assessment, membentuk Tim Tanggap Insiden Siber, enyusunan kebijakan-kebijakan cybersecurity dan melakukan update sesuai kebutuhan dan ketentuan regulator, dan meningkatkan kompetensi SDM dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan sertifikasi," tukasnya.