Pos Indonesia Terus Tingkatkan Penerapan Digital sebagai Alat Bantu Kerja dalam Penyaluran Bansos

Kehadiran Pos Indonesia sebagai salah satu mitra penyalur bansos diakui Mensos sangat membantu percepatan penyaluran.

Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Minggu, 04 Juni 2023 | 17:00 WIB
Pos Indonesia Terus Tingkatkan Penerapan Digital sebagai Alat Bantu Kerja dalam Penyaluran Bansos
Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia (Persero), Haris. (Dok: Pos Indonesia)

Bisnis fund distribution merupakan bisnis yang serius digarap Pos Indonesia.
- Berapapun jumlah KPM yang jadi tugas Pos Indonesia utnutk disalurkan, harus dikerjakan dengan cepat dan sungguh-sungguh. Terlebih Pos Indonesia sudah punya pengalaman sejak 2020.
- Penerima bantuan diperlakukan sebagai pelanggan, sebagai raja. Berlakukan budaya cross selling.
- Pemberlakuan sanksi. Kasus yang dilakukan teman-teman berdampak terhadap citra kita dan pemberi kerja, yaitu Kemensos.
- Penyaluran dilakukan dengan kualitas yang dapat dibanggakan.

Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Faizal R Djoemadi, dalam paparannya menjelaskan pentingnya melakukan perubahan. Jika tidak mau berubah bertransformasi digital, Pos Indonesia tentu tidak akan sampai pada pencapaian besar seperti saat ini.

“Yang tetap jadi concern adalah perubahan. Kita harus waspada terhadap perubahan, amati, cermati, dan perhatikan baik-baik,” kata Faizal.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Business Development dan Portofolio Management PT Pos Indonesia (Persero) Prasabri Pesti, menjelaskan bahwapada 2024,  akan banyak sekali inovasi yang dilakukan.

Baca Juga:Dirjen Rehsos Sebut HLUN Diambil dari Peristiwa Ketokohan Dr. KRT. Radjiman Widyodiningrat

“Pertama, Financial Supply Chain Management (FSCM). Kedua, Tabungan Pos masih dalam kajian untuk regulatory, bisnis, dan teknologi. Kalau Tabungan Posakan mendapat PSO juga dari Kominfo, karena ini bagian dari finansial inklusi maka akan kita ambil,” kata Prasabri.

“Ketiga, Pinjam Pos. Ini sudah kita lakukan puluhan tahun. Yang ingin kita lakukan tahun ini adalah digitalisasinya, single app, terintegrasi, dan lebih terkontrol. Para pensiunan bisa melakukan pinjam di Pos. Ini big challenge untuk mengubahnya,” kata Prasabri.

Kemudian tahun 2024 ditargetkan akan ada BLT by Pospay. “Pospay ini harus dibesarkan, dipopulerkan dari sekarang karena kalau terlambat mempopulerkan di saat semua ini datang kita akan kehilangan,” kata Prasabri.

Sementara itu, Direktur Human Capital Management PT Pos Indonesia (Persero), Tonggo Marbun, memaparkan pentingnya memperbaiki performa kinerja perorangan dalam kontek sumber daya manusia, yang pada ujungnya akan berdampak pada perbaikan kinerja perusahaansecara keseluruhan.

“Kita sedang memperbaiki performa sistem manajemen kita yang berbasis OQR. Sejak awal tahun kita sudah menjalankannya. Untuk meningkatkan performa, akan diberlakukan performance insentive (Performance Base Reward) dimulai kuartal I 2023. Itu extra payment untukAnda. Tujuannya memotivasi teman-teman dan sebagai bentuk apresiasi perusahaan atas pencapaian kinerja tahun 2022,” kata Tonggo Marbun.

Baca Juga:Jelang HLUN 2023, Kemensos Hadirkan Taman Lansia Pertama di Dharmasraya Sumbar

Kinerja Pos Indonesia dalam menyalurkan bansos kepada KPM menuai apresiasi dari Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini