Warta Ekonomi Gelar Penghargaan Indonesia Best Bank Awards 2023

Catatan dari OJK yang menyebutkan kompetisi di perbankan kian banyak.

Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Senin, 11 September 2023 | 12:02 WIB
Warta Ekonomi Gelar Penghargaan Indonesia Best Bank Awards 2023
Warta Ekonomi Gelar Penghargaan Indonesia Best Bank Awards 2023. (Dok: Warta Ekonomi)

SuaraJakarta.id - Warta Ekonomi menghelat penghargaan bagi perusahaan-perusahaan perbankan Indonesia dengan kualitas pelayanan terbaik, kredibel, dan mampu tahan banting di segala situasi ekonomi global melalui acara Indonesia Best Bank Awards 2023 di Jakarta, Jumat (28/7/2023). 

Acara yang mengangkat tema “Persisting in Financial Stability with Prioritizing Service Quality” tersebut didukung oleh Bank of China, PT Bank Multiarta Sentosa Tbk (Bank MAS), Bank Jatim, Bank Mayapada, Citibank, BRI, BSI, Bank DKI, Bank BCA Syariah, dan lainnya serta dikelola oleh Quadrant1 Komunika.

Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae selaku pemberi pidato utama (keynote speaker), CEO dan Chief Editor Warta Ekonomi Muhammad Ihsan, serta dewan juri penghargaan yakni Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad. 

Secara umum, transaksi dunia perbankan Indonesia semakin masif dan penting di samping tetap diawasi secara ketat oleh regulator. Di tengah kondisi makroekonomi yang rentan, bergejolak, dan penuh ketidakpastian, kondisi perbankan kian diperhatikan agar risiko berdampak sistemik dapat ditekan sedini mungkin. 

Baca Juga:BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR Bawa UMKM Kopi Tembus Pasar Internasional

Menurut Peraturan Bank Indonesia tentang Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial Risiko Sistemik, terdapat potensi instabilitas sebagai akibat adanya gangguan yang menular pada bagian atau seluruh sistem keuangan karena interaksi dari faktor ukuran, kompleksitas usaha, keterkaitan dalam pasar keuangan, serta kecenderungan perilaku berlebihan dari pelaku atau institusi keuangan untuk mengikuti siklus perekonomian. 

CEO dan Chief Editor Warta Ekonomi Muhammad Ihsan memaparkan saat ini pertumbuhan kredit perbankan terus membaik dan mencapai di angka 9,39% year-on-year (YoY), sementara dana pihak ketiga mengalami pertumbuhan sebesar 6,55% YoY. Lanjutnya, rasio kredit bermasalah (NPL) “berada pada level yang terkendali”, yakni 2,53%. 

Ihsan menambahkan soal QRIS yang ia sebut sebagai “alat pembayaran yang ajaib dan mempercepat perkembangan perekonomian.” Sebabnya, terdapat peningkatan sales volume dalam setahun terakhir (hingga Februari 2023) yang mencapai 1.300% YoY atau meningkat Rp1,4 triliun, dari Rp108 miliar menjadi Rp1,5 triliun.

“Terbayang bahwa target onboarding dari UMKM yang ingin 30 juta menjadi digital akan terbantu dengan QRIS dan apabila UMKM meningkat, perekonomian diharapkan akan meningkat karena mayoritas dari pekerja kita semua ada di sektor UMKM,” sambungnya. 

Tidak hanya itu, Ihsan juga menjelaskan bahwa QRIS dapat mengurangi ketergantungan penggunaan dolar karena transaksinya QRIS cross border ke beberapa negara sudah bisa secara Real-Time Gross Settlement (RTGS) dan Local Currency Settlement (LS). Ihsan menyebutkan, transaksi dnegan ponsel sudah cukup. 

Baca Juga:UMKM Binaan BRI, La Vida Home Indonesia dan Sunandsand Pameran di New York Now Summer Market 2023

Selain QRIS, Ihsan juga menjelaskan soal Proyek Garuda sebagai Central Bank Digital Currency (CBDC) Merah Putih. Proyek dari Bank Indonesia ini merupakan proyek rupiah digital yang dapat digunakan seperti uang fisik (kertas dan logam), uang elektronik (chip dan server based), dan uang dalam alat pembayaran menggunakan kartu/APMK (kartu debit dan kredit). 

Kendati demikian, perusahaan perbankan tetap waspada terhadap serangan siber, yang belakangan terdapat salah satu bank besar yang terkena serangan ransomware. Menurut data dari IBM-X Force Threat Intelligence Index 2023, industri keuangan dan asuransi mengalami peningkatan serangan sebesar 18,9% pada tahun 2022. 

“BSSN mengatakan bahwa serangan terhadap dunia bisnis di Indonesia sangat masif. Jadi, mulai atau terus meningkatkan kualitas dari pertahanan sibernya, mengingat serangan ini akan terus-menerus terjadi dari masa ke masa,” pungkasnya. 

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae memaparkan soal kondisi perekonomian pasca pandemi yang disertai kondisi geopolitik dapat menyebabkan fluktuasi ekonomi dan nilai tukar mata uang. Dian juga menyinggung soal perilaku nasabah dan cara masyarakat bertransaksi akibat adanya disrupsi teknologi dan ekosistem digital. 

“Hal-hal tersebut menjadi dasar bagi OJK untuk tetap mendorong industri perbankan agar selalu waspada dan bersiap untuk mengantisipasi potensi risiko yang timbul sewaktu-waktu,” ujar Dian saat berpidato secara daring di acara Indonesia Best Bank Awards 2023. 

Selaku perwakilan dari OJK, Dian dan pihaknya tetap mendukung berbagai inovasi dalam operasional bisnis perbankan dalam rangka pemberian pelayanan yang terbaik. 

“Merujuk pada komitmen tersebut, kami memiliki Destination Statement sektor perbankan tahun 2022 sampai dengan tahun 2027,” imbuhnya. Dian merinci, terdapat 7 Destination Statement OJK yakni sebagai berikut. 

1. Membangun struktur perbankan yang berintegritas. 

2. Pengembangan perbankan syariah. 

3. Penguatan organisasi dan sumber daya manusia (SDM) OJK di bidang perbankan. 

4. Penguatan tata kelola dan pengembangan SDM 

5. Penguatan dan konsolidasi bank bagi bank umum konvensional, bank umum syariah khususnya bank pembangunan daerah (BPD), unit usaha syariah, dan BPR/BPRS. 

6. Pengembangan dan dukungan terhadap industri keuangan berkelanjutan (sustainable finance). 

7. Penguatan penanganan tindak pidana perbankan. 

“Diharapkan melalui program-program utama tersebut dapat memacu kinerja perbankan Indonesia menjadi lebih baik lagi, serta memberikan kontribusi positif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara di tengah tantangan dan dinamika perekonomian global.” 

Dian juga mengatakan, perbankan terus mengakselerasi digitalisasi produk dan layanan sehingga dapat memenuhi ekspektasi masyarakat. Dian mengingatkan pada industri perbankan bahwa “agar tetap memperhatikan pengelolaan atas risiko yang mungkin timbul dalam pemanfaatan teknologi informasi.” 

“Saya mengharapkan kerja sama seluruh pihak yang ditingkatkan agar industri perbankan terus tumbuh serta optimal dalam mewujudkan sistem keuangan yang stabil dan berkelanjutan,” tutupnya. 

Di sisi lain, lantas apa kriteria dan metode penilaian dalam penghargaan Indonesia Best Bank Awards 2023? Singkatnya, alasan adanya penghargaan ini adalah perbankan memiliki peranan penting dalam mendukung sektor ekonomi seperti perdagangan, industri, dan jasa. Kegiatan perbankan seperti layanan pinjaman dan produk perbankan juga membantu sektor pembiayaan terkait dan mendukung makroekonomi. 

Melansir data dari Deloitte Center for Financial Services yang diolah tim riset Warta Ekonomi, sektor perbankan menjadi industri jangka panjang untuk pembiayaan program-program hijau untuk lingkungan dan secara jangka pendek membantu nasabah untuk otonomi fleksibilitas mengelola keuangan masing-masing, serta adanya pengelolaan suku bunga yang bijaksana. 

Karena itu, lembaga keuangan yang dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi, dengan kualitas layanan yang mumpuni dapat “persisting” atau bertahan di kondisi tersebut. 

Dari segi metode penilaian, tim riset Warta Ekonomi dan dewan juri menggunakan metode Risk-Based Bank Rating (RBBR). Metode tersebut menggunakan penilaian terhadap empat faktor berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP yang dikenal dengan RGEC. 

Ditambah lagi, tim riset membagi tahapan penilaian berdasarkan metode desk research secara kualitatif dan kuantitatif melalui laporan tahunan dan publikasi perusahaan, pemantauan media untuk melihat sentimen positif yang muncul di media arus utama atau media sosial, serta expert panels yang dinilai oleh orang yang ahli di bidangnya. 

Sedangkan dari segi lingkup penilaian, tim riset melihat tata kelola korporasi yang baik, profil risiko, pendapatan atau rentabilitas, permodalan (melibatkan pengelompokan bank berdasarkan Kelompok Bank Modal Inti atau KBMI 1-4), kinerja intermediasi, dan kondisi transisi digital. 

Hasilnya tim riset memetakan terdapat empat level kondisi perbankan Indonesia saat ini, yakni level 1 tentang layanan pelanggan holistik, level 2 tentang opsi layanan self-service secara digital, level 3 tentang inovasi untuk menyampaikan nilai tambah baru, dan level 4 tentang harga dan optimisasi biaya untuk menuju profitabilitas. 

Selain itu, terdapat tiga hal utama yang menjadi perhatian, yakni perusahaan perbankan yang proaktif mengantisipasi kebutuhan dan komunikasi nasabah, solusi atas masalah nasabah, dan kemampuan untuk mengkustomisasi produk, layanan, dan mengolah insight, serta wawasan industri, familiar dengan alat-alat digital untuk perbankan, dan memahami lanskap pasar lokal. 

Tim riset Warta Ekonomi juga mengkategorikan setidaknya terdapat Bank KBMI 4 yang rata-rata meraih capaian 89% dari level 1 sampai level 4; Bank KBMI 3 yang meraih capaian 85% di level 1, 82% di level 2, dan 80% di level 3 dan 4; Bank BMI 2 meraih capaian 85% di level 1 dan 80% di level 2 sampai 3; dan Bank KBMI 1 meraih capaian 80% di level 3 dan 4, dan 75% di level 1 dan 2. 

Riset-riset dari tim Warta Ekonomi tersebut diamini oleh dewan juri Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad yang mengatakan bahwa pihaknya juga melakukan konfirmasi dan mengecek ulang data-data yang dikumpulkan. 

Tauhid juga menyampaikan bahwa catatan dari OJK yang menyebutkan kompetisi di perbankan kian banyak.

“Perbankan relatif stabil, pencapaian di industri perbankan masih cukup baik. Meskipun ada perubahan strategi, transformasi bisnis, yang saya kira memang kompetisi di antara perbankan sangat besar sekali,” pungkasnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini