SuaraJakarta.id - Mengawali tahun 2024, JFX mengadakan seminar Market Outlook dengan tema “Fireside Chat With Master Chin Chyn: Navigate The Year of Wood Dragon With Confidence”. Kegiatan Market Outlook 2024 ini merupakan kegiatan pertama kali yang dilakukan oleh JFX dan menjadi pembuka dari rangkaian acara yang direncanakan dalam rangka menyambut Anniversary JFX ke-25 tahun pada bulan Agustus mendatang.
Dalam seminar Market Outlook ini diadakan berdasarkan praktik fengshui untuk menyambut perayaan Tahun Baru Imlek di bulan Februari yang akan datang.
Menurut perhitungan kalendar Tionghoa, tahun 2024 merupakan tahun naga kayu. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk membuat setiap individu mendapatkan aliran energi positif yang turut mempengaruhi keberuntungan, kesehatan dan kebahagian termasuk dalam aspek keuangan.
Melalui acara seminar ini, JFX mengundang seorang pakar dalam bidang ilmu fengshui sebagai pembicara untuk memberikan sudut pandang mengenai situasi global, lingkungan, sosial, politik dan ekonomi khususnya market dan pengaruhnya terhadap dunia perdagangan derivatif.
Baca Juga:Melaju untuk Menuju Masa Depan, Bank Mandiri Menjadi Pionir Perdagangan Bursa Karbon
Direktur Utama Jakarta Futures Exchange, Stephanus Paulus Lumintang mengatakan bahwa terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan trading, khususnya di bidang derivatif.
Di regional Asia salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seorang trader dalam mengambil keputusan investasi dan waktu yang tepat untuk melakukan trading adalah berdasarkan ilmu fengshui.
“Pada kesempatan kali ini dalam rangka menyambut hari raya Imlek yang jatuh pada bulan februari yang akan datang, kami mengundang seorang pakar di bidang fengshui yang akan berbagi sudut pandangnya terkait dengan ekonomi, politik, sosial dan budaya yang mungkin dapat memberikan pengaruh terhadap penentuan jenis komoditas dan pola perdagangan dari sudut pandang fengshui. JFX mengucapkan terimakasih kepada PT Trijaya Pratama Futures, PT Premier Equity Futures, dan PT Deu Calion Futures sebagai sponsor dalam acara ini serta BAPPEBTI dan Bank Artha Graha Internasional Tbk yang telah mendukung acara spektakuler pada hari ini,” paparnya, Senin (15/1/2024).
JFX menoreh prestasi besar di tahun 2023. Hal ini didukung dengan pencapaian dari salah satu kontrak baru yang dimiliki oleh JFX yaitu Kontrak Berjangka OLE01 yang mengalami peningkatan signifikan sejak diluncurkan lebih dari satu tahun lalu setelah mendapatkan persetujuan BAPPEBTI pada September 2022 silam. Pasar fisik emas digital dan pasar fisik timah murni batangan juga turut berkontribusi positif dalam pencapaian besar JFX di tahun lalu.
Pencapaian-pencapaian tersebut merupakan upaya yang dilakukan secara bekesinambungan dari berbagai pihak dan tak lepas dari dukungan pemerintah melalui BAPPEBTI, serta peran aktif seluruh anggota bursa, peserta pasar emas fisik maupun digital, peserta pasar fisik timah murni Batangan, Kliring Berjangka Indonesia (KBI), juga Bank penyimpan dana margin yang terus mendukung peningkatan investasi dibidang perdagangan berjangka komoditi. Selain dari pemangku kepentingan yang ada, tidak lepas juga peran para investor, trader, market maker atas kepercayaan yang semakin tinggi dari waktu ke waktu kepada Jakarta Futures Exchange (JFX).
Baca Juga:Berkaca Sarinah, Pemprov DKI Revitalisasi Pasar Tanah Abang Buntut Sepi Pengunjung
Di tahun 2024 ini, JFX berharap untuk tetap menjadi bursa berjangka terdepan dan diminati di regional market maupun internasional dan dapat menjadi penentu harga komoditas Dunia untuk komoditas unggulan Indonesia.
Dalam mencapai tujuan tersebut JFX berkomitmen untuk terus mendukung program kerja Pemerintah dalam pengembangan industri perdagangan berjangka komoditi, mengembangkan produk-produk baru sesuai dengan kebutuhan pasar dan terus berupaya membangun kerjasama dengan para pemangku kepentingan dalam maupun luar negeri, peningkatan kegiatan literasi perihal investasi dalam dunia perdagangan berjangka komoditi, edukasi dan sosialisasi di berbagai lapisan pemangku kepentingan, peningkatan jumlah partisipan, pengembangan teknologi informasi, peningkatan kompetensi sumber daya manusia serta hal-hal lainnya yang terkait dengan industri perdagangan berjangka komoditi di Indonesia.