SuaraJakarta.id - Universitas Kristen Indonesia (UKI) Cawang, Jakarta Timur akan mengevaluasi petugas keamanan atau sekuriti yang bertugas saat terjadinya kematian mahasiswa Kenzha Ezra Walewangko di area kampus pada Selasa (4/3/2024).
"Kemungkinan sekuritinya juga akan kita evaluasi, kita lihat. Tapi kita tidak mau lompat dulu kan hasil evaluasinya kita belum tahu," kata Rektor UKI Dhaniswara K Harjono di UKI Cawang, Jakarta Timur, Jumat (7/3/2025) seperti dimuat ANTARA.
Dhaniswara menyebut, pihaknya juga memiliki aturan dan etika dalam mengevaluasi siapa saja pihak yang terlibat, baik itu mahasiswa ataupun petugas keamanan.

"Kita lagi mengevaluasi. Siapa-siapa saja pihak yang terlibat tentunya ada sanksi. Sanksi yang harus kita berikan. Baik kepada mahasiswanya itu sendiri. Maupun juga mungkin dari sekuritinya kita juga akan evaluasi. Kita akan lihat," jelas Dhaniswara.
Baca Juga:Tren Kasus DBD di Jakarta Barat Naik Drastis dalam Dua Bulan Terakhir
Dhaniswara menjelaskan pada pukul 20.58 WIB ditelpon oleh Kepala Otorita Kampus UKI dan dikabarkan ada mahasiswa meninggal dunia. Saat itu posisi Dhaniswara sedang tidak berada di kampus.
"Saya tanyakan ceritanya dan kemudian saya langsung memerintahkan untuk lapor ke Polres Jakarta Timur. Jadi tidak kita tunda lagi karena memang ada satu kejadian yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang. Dalam hal ini mahasiswa kita sendiri," jelasnya.
Lalu, Polres Jakarta Timur langsung merespons pada malam itu juga dan datang ke lokasi. Kemudian tentunya juga melakukan investigasi, visum, dan autopsi.
"Terlepas dari itu semua tentunya kita dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) menyatakan duka cita kepada keluarga dan kita tunggu hasilnya tentunya proses ini dari pihak Kepolisian," ucap Dhaniswara.
Kepolisian telah memeriksa 18 saksi untuk mengungkap kasus kematian seorang mahasiswa UKI, Kenzha Ezra Walewangko di area kampus pada Selasa (4/3).
Baca Juga:Polisi Ungkap Kemacetan di Jakarta Bergeser Jelang Berbuka Puasa
Delapan belas saksi tersebut di antaranya merupakan mahasiswa sebanyak 13 orang, empat petugas keamanan (sekuriti) yang bertugas saat kejadian dan satu orang lainnya merupakan otoritas kampus.
- 1
- 2