Menghidupkan Kembali Tradisi
Bang Doel juga mengucapkan terimakasih kepada sejumlah tokoh Betawi yang menggelar kembali tradisi ini, termasuk kepada Gubernur DKI Jakarta periode 2013–2018, Fauzi Bowo, bersama Majelis Kaum Betawi yang turut hadir dalam acara tersebut.
"Saya juga berterima kasih kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat yang terus menjaga budaya Betawi serta memperkuat keberagaman dan kerukunan di Jakarta. Inilah bentuk gotong royong masyarakat Jakarta,” ujarnya.
Revitalisasi Andilan Potong Kebo menjadi bukti bahwa tradisi bisa bertahan dengan kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat.
Baca Juga:Wagub Rano Karno Sebut akan Revitalisasi Sejumlah Puskesmas di Jakarta
Pemilihan Agro Edukasi Wisata Ragunan sebagai lokasi, ternyata bukan hanya karena ruangnya yang luas, tetapi juga sebagai upaya mengedukasi generasi muda tentang warisan leluhur.
![Wagub Rano Karno menyempatkan menyiramkan air dalam Andilan Potong Kebo sebagai rangkaian dalam acara Lebaran Betawi yang digelar Agro Edukasi Wisata Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (29/3/2025). [Dok Pemprov Jakarta]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/29/72216-wagub-rano-karno.jpg)
Anak-anak diajak memahami proses merawat kerbau hingga filosofi di balik kebersamaan andilan yang kembali dihidupkan.
Meski zaman telah berubah, semangat andilan dinilai masih relevan dengan nilai kolektivitas masa kini. Bagi Bang Doel, ini merupakan salah satu cara untuk merajut kembali memori kolektif Masyarakat Betawi yang mulai terpinggirkan.
"Ini bukan sekadar urusan daging, tetapi tentang menjaga tali silaturahmi dan identitas kita,” tambahnya.
Ia bahkan berharap agar tradisi Andilan tersebut tidak hanya menjadi ritual tahunan, tetapi menjadi bagian dari gerakan budaya berkelanjutan.
Baca Juga:Wagub DKI Rano Karno Minta Pemkot Siapkan Tanaman Pengganti Beras
Dengan dukungan Pemprov DKI, Bang Doel meyakini bahwa Andilan Potong Kebo akan menjadi ikon kebanggaan Jakarta yang mengedepankan kepedulian sosial. Seperti pesannya: Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi?