Tiga Kali Bobol! Sistem IT Bank DKI Lemah, Gubernur Ancam Gandeng Lembaga Audit Internasional!

Gubernur DKI sebut ada kebocoran dana di Bank DKI, diduga karena IT tak dijaga baik. Kasus dilaporkan ke Bareskrim, audit akan dilakukan. Pemeliharaan sistem Bank DKI saat Lebaran disorot.

Chandra Iswinarno | Fakhri Fuadi Muflih
Rabu, 09 April 2025 | 13:05 WIB
Tiga Kali Bobol! Sistem IT Bank DKI Lemah, Gubernur Ancam Gandeng Lembaga Audit Internasional!
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo. [ANTARA/Lifia Mawaddah Putri]

SuaraJakarta.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyebut bahwa ada kebocoran dana pada pelayanan Bank DKI.

Hal itu disebut Pramono menjadi penyebab pelaksanaan pemeliharaan sistem alias maintenance mendadak pada masa lebaran Idulfitri 1446 Hijriah.

Pramono mengatakan bahwa kejadian kebocoran itu bukan kali pertama terjadi. Ia pun menyesalkan adanya sistem informasi dan teknologi (IT) Bank DKI yang tidak berjalan dengan baik untuk melakukan pengamanan.

"Saudara-saudara sekalian, kejadian di Bank DKI ini bukan pertama kali. Ini sudah ketiga kali. Dan kejadiannya hampir serupa," ujar Pramono di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (9/4/2025).

Baca Juga:Alasan Bank DKI Lakukan Maintenance saat Masa Lebaran: Aktif Otomatis karena Masalah Sistem

Gubernur Pramono mengakui adanya kelalaian karena keamanan di Bank DKI tidak dijaga dengan baik.

"Di mana IT tidak dilaksanakan, tidak dijaga secara baik. Dan hal itu terlihat dari, terus terang ada kebocoran," lanjutnya menambahkan.

Namun, ia tidak merinci berapa jumlah dana yang bocor itu. Ia hanya memastikan bahwa semua kasus serupa telah dilaporkan ke Bareskrim untuk ditindaklanjuti.

"Jumlah angkanya yang tahu Direksi Bank DKI. Karena kejadiannya sudah tiga kali, maka saya memutuskan. Yang pertama, semuanya dilaporkan kepada Bareskrim," ungkapnya.

Kemudian, Pramono telah meminta dilakukan evaluasi besar-besaran pada Bank DKI. Politisi PDI Perjuangan itu berharap kejadian serupa tak terulang lagi ke depannya.

Baca Juga:Kena Protes Netizen, Dirut Transjakarta Ungkap Alasan Ubah Nama Halte GBK Jadi Senayan Bank DKI

Ia juga menyebut Bank DKI bakal menggandeng lembaga audit internasional agar untuk mengaudit Bank DKI ke depannya.

"Untuk melakukan audit, tracing, monitoring. Kemana saja. Dan untuk itu nanti tentunya selain Bank DKI, bareskrim pasti akan segera mengetahui ini," katanya.

Pemeliharaan Sistem

Sebelumnya, Direktur Utama Bank DKI, Agus H Widodo menjelaskan alasan dilakukannya pemeliharaan sistem alias maintenance saat masa lebaran Idulfitri 1445 Hijriah lalu.

Maintenance ini berujung pada keluhan para nasabah karena tak bisa menggunakan beberapa layanan di Bank DKI.

Agus mengatakan bahwa pemeliharaan tersebut bukan bersifat reguler yang dilakukan tiap jangka waktu tertentu. Ia mengemukakan bahwa ada kesalahan pada sistem yang menjadikan maintenance rutin otomatis dijalankan.

"Aktivasi sistem itu terjadi otomatis. Jadi, ini bukan pemeliharaan reguler. Karena kemudian terjadi aktivasi sistem secara otomatis untuk alasan keamanan," ujar Agus di Kantor Pusat Bank DKI, Selasa (8/4/2025).

Direktur Utama Bank DKI, Agus H Widodo. (Suara.com/Fakhri)
Direktur Utama Bank DKI, Agus H Widodo. (Suara.com/Fakhri)

Karena sifatnya mendadak, Agus menyebut nasabah tidak mendapatkan pemberitahuan lebih dulu.

Kondisi tersebut berimbas kepada para nasabah yang kemudian mengeluhkan layanan Bank DKI tidak bisa digunakan seperti transfer antar bank dan transaksi menggunakan QRIS.

"Sehingga, tentunya belum ada pengumuman sebelumnya. Namun, kami telah menyampaikan informasi ini sesudah itu terjadi melalui kanal-kanal resmi Bank DKI," ucapnya.

Meski demikian, Agus membantah adanya serangan siber yang memicu maintenance ini aktif secara otomatis. Ia menyebut hal ini dikarenakan adanya kesalahan pada sistem yang memaksa maintenance demi pengamanan.

"Jadi, karena ada otomasi itu, kemudian sistem harus dimatikan untuk melakukan keamanan, untuk pemeliharaan. Saya kira itu. Justru, ini sistem kita kuat karena kondisinya bisa berjalan," ucapnya.

Lebih lanjut, Agus juga menyebut pemeliharaan sistem ini pelaksananaannya butuh waktu yang tidak sebentar. Karena itu, pemulihan layanan dilakukan secara bertahap.

"Jadi, pemulihan layanan ini kan melalui berbagai tahapan. Yang tadi saya sampaikan. Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan, kemudian dilakukan pengujian," kata Agus.

Meski begitu, diakui Agus, perbaikan sistem tersebut membutuhkan waktu dengan diuji terlebih dahulu.

"Pengujian itu untuk memastikan bahwa sistem itu sudah stabil dan aman. Nah, proses inilah yang menyebabkan proses itu berjalan cukup lama," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak