Namanya Bakal Diganti Jadi Rumah Sakit Internasional, Pramono: RSUD Mengecilkan Diri Sendiri

Pramono mengatakan penamaan RSUD membuat tingkat RSUD Tarakan menjadi menurun.

Dwi Bowo Raharjo | Bagaskara Isdiansyah
Sabtu, 19 April 2025 | 15:00 WIB
Namanya Bakal Diganti Jadi Rumah Sakit Internasional, Pramono: RSUD Mengecilkan Diri Sendiri
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat dijumpai di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Sabtu (19/4/2025). (ANTARA/Lifia Mawaddah).

SuaraJakarta.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, akan mengganti nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jakarta menjadi Rumah Sakit Internasional.

Pramono mengatakan hal ini telah dibahas bersama jajarannya, khususnya dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

“Dalam rapat, saya memutuskan 'sudah nggak boleh lagi pake kata RSUD' karena memakai kata RSUD itu mengecilkan diri sendiri,” kata Pramono Anung di Jakarta Pusat, Sabtu (19/4/2025).

Ia kemudian memberi contoh seperti RSUD Tarakan. Menurutnya rumah akit tersebut memiliki fasilitas yang terbilang sangat bagus.

Baca Juga:Pramono Luncurkan Transjabodetabek 21 April, Sekalian Gratiskan Naik Transum di Jakarta

Namun Pramono mengatakan penamaan RSUD membuat tingkat RSUD Tarakan menjadi menurun.

Untuk itu, Pramono ingin agar sebutan RSUD diganti menjadi Rumah Sakit Internasional.

“Kenapa tak dinaikkan saja menjadi Rumah Sakit Internasional Tarakan. Pasti akan beda. Termasuk usulan RSUD Cakung," kata Praono.

"Atau nama-nama yang kita sepakati, karena banyak RS di Jakarta yang mau dirubah namanya. Misalnya menjadi RS Ali Sadikin atau yang lain. Nanti kita sepakati bersama,” kata Pramono.

Sebelumnya dalam rapat terbatas, Pramono juga telah mengingatkan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta agar pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cakung di Jakarta Timur tidak mengalami keterlambatan.

Baca Juga:Bank DKI Didemo Depan Balai Kota Sampai Menginap, Pramono: Itu Wajar

Pramono menargetkan RSUD Cakung dapat mulai beroperasi pada akhir 2026.

Ia juga menekankan pentingnya melakukan perubahan citra terhadap rumah sakit tersebut guna menghadirkan harapan baru bagi warga Jakarta.

Pramono kemudian berharap, RSUD Cakung bisa tampil sebagai rumah sakit modern yang mampu membangun kepercayaan masyarakat dalam layanan pengobatan.

Ia menyoroti persepsi negatif yang selama ini melekat pada rumah sakit tersebut, karena letaknya di kawasan padat penduduk.

Suasana di depan IGD RSUD Tarakan yang menampung korban kerusuhan aksi 22 Mei 2019 di Jakarta. (Suara.com/Stephanus Aranditio)
Ilustrasi RSUD Tarakan. (Suara.com/Stephanus Aranditio)

Untuk itu, ia mendorong Dinkes DKI Jakarta agar mengubah citra RSUD Cakung menjadi rumah sakit dengan keunggulan khusus yang bisa menjadi kebanggaan warga.

Provinsi DKI Jakarta, hingga saat ini memiliki sekitar 32 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang tersebar di lima kota administratif dan satu kabupaten.

Keluhan di Rorotan

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati menyebut pihaknya telah menerima 12 keluhan kesehatan warga Rorotan, Jakarta Utara. Hal ini disebabkan oleh uji coba operasional fasilitas pengolahan sampah berteknologi Refuse Derived Fuel (RDF) pekan lalu.

Ani mengatakan, pihaknya melalui Puskesmas Cakung telah mengirimkan petugas untuk menindaklanjuti keluhan itu. Kebanyakan warga yang melapor itu mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

"Kemarin kan ada 12 case yang terlapor. Kita sudah monitor. Teman-teman dari Puskesmas sudah turun, disamperin ke rumahnya masing-masing," ujar Ani kepada wartawan, Senin (24/3/2025).

Meski demikian, Ani menyebut ISPA yang dialami warga tak terlalu parah dan hanya tergolong ringan. Tak ada perawatan lebih lanjut dan warga telah mendapatkan pengobatan.

"Sebagian besar diagnosisnya adalah ISPA sebenarnya. ISPA ringan ya, ringan sedang lah, nggak sampai di rawat," ungkapnya.

"Ada memang ada dua orang yang bronchost, Mungkin itu memang kita harus lihat lagi apakah memang dari awal sudah ada gejala asma dan lain-lain. Kemudian ada yang konjuktivitas," lanjutnya.

Ani mengakui penyebab dari ISPA yang dialami karena polusi yang keluar dari RDF Rorotan. Selain ISPA, ada juga yang mengalami iritasi mata ringan.

"Karena itu kan polusi. Polutan udara biasanya yang akibatnya di mata adalah iritasi," ucapnya.

Lebih lanjut, Ani mempersilakan warga untuk melapor ke Puskesmas apabila masih ada yang memiliki keluhan kesehatan. Nantinya petugas kesehatan akan menindaklanjutinya tanpa biaya sepeserpun.

"Teman-teman di puskesmas Cakung juga siap apabila diperlukan memang eskalasinya meningkat, kalau saat ini belum, hanya 12 kasus di seluruh Cakung," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini