Jangan Asal Terima! Galon Kusam dan Buram Ternyata Simpan Risiko Zat Kimia Berbahaya

Merespons hal ini, Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) bersama Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) RI mengeluarkan peringatan keras Konsumen punya hak mutlak

Andi Ahmad S
Jum'at, 19 Desember 2025 | 15:01 WIB
Jangan Asal Terima! Galon Kusam dan Buram Ternyata Simpan Risiko Zat Kimia Berbahaya
Ilustrasi galon air isi ulang. [Istimewa]
Baca 10 detik
  • Konsumen memiliki hak mutlak menolak galon air minum yang terlihat kusam, buram, atau tua. Hal ini penting untuk memastikan kualitas kemasan sebanding dengan harga yang dibayarkan oleh seluruh masyarakat.

  • Galon "manula" atau berusia tua sangat berbahaya karena degradasi plastik polikarbonat berisiko melepaskan zat kimia. Masyarakat diimbau selalu memeriksa kode produksi guna menghindari kemasan yang sudah digunakan selama puluhan tahun.

  • KKI dan BPKN telah menyediakan kanal pengaduan resmi bagi konsumen yang merasa dirugikan oleh distributor nakal. Pelaporan ini bertujuan menekan produsen agar lebih ketat dalam melakukan kontrol kualitas kemasan.

SuaraJakarta.id - Bagi masyarakat perkotaan, air minum dalam kemasan (AMDK) galon adalah kebutuhan vital sehari-hari. Namun, pernahkah kamu memperhatikan kondisi fisik galon yang diantar ke rumah atau kosan? Jika galon tersebut terlihat kusam, buram, atau penuh goresan, kamu wajib waspada.

Fakta mengejutkan terungkap di lapangan bahwa galon air minum yang sudah berusia lebih dari dua tahun alias "Galon Manula" ternyata masih bebas beredar di pasaran. Kondisi ini memicu kekhawatiran serius terkait kesehatan.

Merespons hal ini, Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) bersama Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) RI mengeluarkan peringatan keras Konsumen punya hak mutlak untuk menolak!

Ketua KKI, David Tobing, menegaskan bahwa konsumen tidak boleh lagi pasrah menerima nasib saat dikirimi galon buram atau penyok oleh agen. Ada ketidakadilan ekonomi yang terjadi di sini. Kita membayar harga yang sama untuk kualitas kemasan yang jauh berbeda.

Baca Juga:Investigasi KKI Temukan Galon Usia 13 Tahun Masih Beredar di Jabodetabek

“Kepada konsumen, kami menyerukan konsumen itu mempunyai hak untuk memilih,” ujar David tegas, dalam pesan yang diterima, Jumat 19 Desember 2025.

Ia menyoroti praktik di lapangan di mana distributor seringkali mencampur galon baru dan lama tanpa sortiran yang jelas.

“Karena harganya sama. Galon baru, galon tua, itu harganya sama. Jadi konsumen berhak menolak, minta yang baru. Itu yang paling penting,” tambahnya.

Bagi Gen Z yang kritis, ini adalah soal prinsip value for money. Jangan sampai uang yang kamu keluarkan untuk air bersih justru mendatangkan wadah yang berpotensi mengontaminasi air tersebut.

Masalah ini bukan sekadar estetika tampilan semata. Galon yang kusam menandakan degradasi atau penurunan kualitas plastik polikarbonat. Plastik yang sudah rusak strukturnya akibat panas dan usia berpotensi melepaskan zat kimia berbahaya ke dalam air minum.

Baca Juga:5 Jebakan Psikologis Beli Sekarang Bayar Nanti yang Bikin Boros

“Karena lebih buram, lebih kusam warna galon itu lebih berpotensi bahaya atau menimbulkan penyakit,” jelas David.

Temuan KKI di wilayah Jabodetabek bahkan lebih mencengangkan. Mereka menemukan galon dengan kode produksi tahun 2012 hingga 2016 yang masih digunakan.

Bayangkan, galon tersebut sudah berusia lebih dari satu dekade! Oleh karena itu, konsumen diimbau untuk menjadi detektif mandiri sebelum membeli.

“Yang kedua ceklah kode produksinya,” pesan David.

Untuk menindaklanjuti temuan yang meresahkan ini, KKI dan BPKN tidak tinggal diam. KKI telah membuka kanal pengaduan resmi untuk menampung keluhan masyarakat.

“Kami sendiri, Komunitas Konsumen Indonesia, membuka kanal pengaduan di website kami, di mana nantinya kami akan membuat satu periode pengaduan dari berbagai kota,” terang David.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini