Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 28 Januari 2022 | 06:45 WIB
Petugas melakukan penyemprotan disinfektan di ruang kelas SMAN 71 Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (12/1/2022). [ANTARA/Yogi Rachman]

SuaraJakarta.id - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan warga berusia 20 tahun ke atas mendominasi rasio kasus (incident rate) penyebaran COVID-19 di Jakarta.

Karena hal itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebut menjadi salah satu Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di Jakarta tetap dilanjutkan meski kasus COVID-19 di Jakarta melonjak.

"Kami membuat kajian rasio incident rate proporsi per kelompok umur rentangnya per 10 tahun, dari proporsi per kelompok umur tersebut, tertinggi kasusnya di rentang usia 20-50 tahun," kata Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Kamis malam.

Data yang disebutkan Widyastuti merupakan rasio jumlah kasus tertinggi per 20 Desember 2021-25 Januari 2022 dan dikelompokkan berdasarkan rentang 10 tahun, yakni 0-10 tahun, 11-20 tahun, 21-30 tahun dan seterusnya.

Baca Juga: Warga Dilaporkan Mulai Kesulitan Cari RS, Kadinkes DKI Jakarta: Saya Akan Cek

Secara detil, kasus COVID-19 paling banyak ditemukan khususnya di rentang umur 20-30 dan 30-40 tahun.

"20-30, 30-40 paling tinggi dibanding kelompok usia yang lain," ujarnya.

Sementara untuk rentang anak sekolah, kata Widyastuti, rasio jumlah kasusnya cenderung stabil. Bahkan tidak terjadi lonjakan signifikan.

"Sedangkan di usia sekolah itu tidak lebih tinggi artinya stabil, tidak terjadi lonjakan yang tinggi tiba-tiba, namun stabil," tutur Widyastuti.

Lebih lanjut, Widyastuti memastikan pelacakan kasus aktif atau active case finding (ACF) terus digencarkan di sekolah Jakarta.

Baca Juga: Kronologi Aksi Heroik Sopir TransJakarta Gagalkan Upaya Wanita Muda Bunuh Diri di Jakarta Barat

Melalui ACF, Dinkes mengidentifikasi mayoritas warga sekolah yang positif COVID-19 berusia 18 tahun ke atas.

Load More