SuaraJakarta.id - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) mulai menginjak 'rem darurat' membatasi kegiatan masyarakat secara lebih ketat setelah terbit aturan baru soal penerapan PPKM Level 3.
Diketahui, Kota Tangerang Selatan kembali masuk dalam PPKM Level 3 lantaran kasus harian Covid-19 melonjak. Kini tercatat kasus harian di atas 1.500 kasus baru setiap harinya.
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengatakan, pihaknya sudah membuat surat edaran untuk memperketat aktivitas masyarakat agar dapat menekan laju penyebaran Covid-19.
Dalam surat edaran itu Benyamin menyebut ada sejumlah aktivitas yang diperketat dengan pengurangan jumlah kapasitas. Mulai dari restoran, mall hingga tempat ibadah.
"Saya sudah menandatangani surat edarannya. Selain PJJ, misalnya makan di restoran kapasitasnya jadi 50 persen, kemudian tutup tetap jam 21.00 WIB. Tetapi satu meja makan hanya diisi maksimal dua orang saja," kata Benyamin saat dikonfirmasi SuaraJakarta.id, Selasa (8/2/2022).
Untuk aktivitas bekerja, Pemkot Tangsel menerapkan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah dengan kapasitas 50 persen pada sektor non-esensial, dan 25 persen untuk sektor esensial.
Sementara itu, kapasitas pengunjung pasar tradisional, modern dan supermarket dibatasi semula 75 persen kini menjadi 60 persen.
"Mall kita juga turunkan kapasitasnya 60 persen tadinya 75 persen. Anak-anak boleh masuk didampingi oleh orang tua yang sudah divaksin," papar Benyamin.
Tak hanya itu, Benyamin juga membatasi pelaksanaan pesta pernikahan dan melarang untuk adanya prasmanan.
"Ini paling berpotensi menimbulkan kerumunan kita batasi betul dari kapasitas ruangan dan makannya pakai boks aja, enggak boleh gelar prasmanan. Nanti saya cek berapa kapasitas orang yang hadir," paparnya.
Soal kasus Covid-19, Benyamin menuturkan, tren kasus mulai alami penurunan meski tidak signifikan.
Meski menurun, hal itu tetap membuatnya tidak nyaman lantaran kasus harian Covid-19 masih di atas 1.500 kasus.
"Per kemarin 1.526, sebelumnya 1.600 sekian naik, sekarang turun. Tapi angka ini bagi saya enggak bagus, angka seribuan itu bukan angka yang nyaman dan aman gitu," tuturnya.
Benyamin menyebut, melonjaknya kasus Covid-19 di Tangsel diduga ada dua penyebabnya. Yakni kualitas masker yang digunakan buruk dan kerumunan masyarakat.
"Kalau dari hasil diskusi, pertama kualitas penggunaan masker. Masker itu dipakai pagi sampai sore kan itu nggak efektif. Kedua, orang berkerumun. Ini paling banyak, orang berkerumun di tempat hajatan, di restoran, pinggir jalan, kafe," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
Terkini
-
Bank Mandiri Perkuat Komitmen ESG, Green Portofolio Mencapai Rp159 Triliun
-
Rabu Tak Kelabu: Dapatkan Saldo DANA Gratis dengan Sekali Klik Rp 255 Ribu di Tangan
-
30 Juta Bisa Dapat Mobil? Ini 4 Pilihan Terbaik untuk Mahasiswa & First Jobber
-
Lebih Setengah Juta Warga DKI Mengalami Obesitas
-
DANA Kaget Selasa Datang, Rebutan Saldo Gratis Sekarang Sebelum Terlambat