Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 23 Agustus 2022 | 20:35 WIB
Warung nasi yang selamat dari kobaran api di Simprug Golf, Jakarta Selatan, Selasa (23/8/2022). [ANTARA/Luthfia Miranda Putri]

SuaraJakarta.id - Ratusan bangunan ludes dilalap api dalam kebakaran di Simprug Golf, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Minggu (21/8/2022). Tercatat ada 133 kepala keluarga atau 398 jiwa yang terdampak.

Hanya ada satu bangunan yang selamat, yakni sebuah warung nasi "Warung Brebes Pesona Dua Putri". Warung sederhana ini terlihat masih berdiri kokoh di antara puing-puing bekas bangunan yang mulai runtuh dan ludes hampir menyatu dengan tanah.

Garis polisi masih terbentang pajang mengitari warung yang berukuran 4x12 meter tersebut sejak kebakaran melanda. Warung yang didominasi warna kuning dan hijau ini menjadi saksi bisu ganasnya api yang membakar ratusan rumah warga.

Saat itu sekitar pukul 10.00 WIB, saudara Sri Rohayati—pemilik warung—yang bernama Zaini menjaga warung seperti biasa dengan melayani pelanggan. Ketika sudah menaruh makanan di etalase warung terdengar teriakan warga untuk segera keluar dari rumah.

Baca Juga: Warteg yang Kerap Bagikan Makanan Gratis Setiap Jumat di Jalan Simprug Golf II Dikabarkan Selamat dari Kebakaran

"Kejadiannya pas saya ngelayanin orang terus kok pada heboh. Pas saya lihat keluar ada kepulan asap dari belakang," kata Zaini, Selasa (23/8/2022), dikutip dari Antara.

"Saking paniknya, pelanggan gak saya kasih minum," kata Zaini saat ditemui di warung tersebut.

Kemudian Zaini langsung membangunkan ayahnya yang sedang tidur di kamar atas. Dengan cepat dirinya mengambil beberapa barang yang bisa diselamatkan seperti baju dan uang untuk dibawa keluar.

Seusai keluar dari warung, ada beberapa relawan yang mulai berdatangan dan membantu mengangkut barang yang masih bisa diselamatkan seperti kulkas, etalase warung dan penanak nasi.

Menurut Zaini, saat itu suasana diwarnai kepanikan. Warga menyelamatkan diri dari kobaran api. Ia bersama tiga anggota keluarganya langsung menyelamatkan diri ke tempat yang aman.

Baca Juga: Wagub Riza: Penyebab Kebakaran Putri Duyung Ancol Masih Diselidiki Polisi

Setelah beberapa lama usai pendinginan api, betapa terkejutnya Zaini melihat kondisi warung tempatnya berjualan masih utuh dan tidak habis terbakar seperti rumah lainnya.

Setelah ia melihat kondisi warung usai kebakaran tersebut, hanya tembok kamar atas yang gosong sedikit serta ventilasi lantai bawah yang terbakar.

Ia pun menyampaikan kabar tersebut kepada saudaranya sekaligus pemilik warung itu, Sri yang berada di kampungnya, Brebes (Jawa Tengah)

"Ya mungkin mukjizat dari Allah SWT. Saudara saya kalau jualan shalat dan sedekahnya gak pernah ketinggalan," katanya.

"Setiap Jumat juga selalu memberikan makanan dan minuman gratis. Sedekah membawa berkah," kata Sri penuh syukur.

Rajin Sedekah

Sri mengatakan, sudah lama keluarganya melakukan aksi "Jumat Berkah" dengan memberikan makanan dan minuman gratis kepada warga yang membutuhkan.

Selain itu, pemilik warung ini bergabung dalam komunitas di Pamulang dengan menjadi donatur. Yakni memberi sedekah berupa uang ketika memiliki rezeki lebih.

"Kalau saya jualan ada orang minta nasi saya kasih. Dia bayar saya gak mau, malah saya tambahin uang," tutur Sri.

Wanita berusia 41 tahun itu mengatakan, rasa sosialnya ini tumbuh dari didikan orangtuanya sejak kecil. Ia sudah terbiasa berbagi rezeki meski terkadang dirinya juga membutuhkan.

Menurut Sri, penghasilannya sebagai penjual warung nasi setiap harinya tak menentu. Terkadang mendapat penghasilan mulai dari Rp 900 ribu hingga Rp 1,2 juta per hari.

Dengan aksi sosialnya yang dilakukannya ini, Sri tak menampik dirinya sempat rugi. Namun semua itu kembali kepada rezeki yang telah diatur Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Ya namanya orang jualan tetap ada ruginya. Cuma gimana lagi ya kita kan sama-sama manusia harus saling bantu," tuturnya.

Disambar Petir

Diceritakannya, warung ini merupakan pemberian almarhum sang ayah yang sudah ditempati Sri sejak dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan ditempatinya hingga sekarang.

Warung ini sempat hancur, tepatnya ketika pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia. Kehancurannya bukan karena wabah tapi sebab lain.

Saat itu warung sekaligus rumahnya ini tersambar petir dan meledak sendiri di antara rumah lainnya. Namun ia merasa bersyukur warga bergotong-royong untuk membangun kembali rumahnya.

Sri mengatakan, mungkin kebaikan warga juga berasal dari kebaikan ayahnya yang pernah menjadi ketua Rukun Tetangga (RT) di wilayah tersebut.

Cat Ulang Warung

Di tengah rasa syukurnya selamat dari kobaran api, Sri mengatakan, harapannya untuk bisa mengecat kembali warungnya dan membangun kembali warung lainnya yang dilalap api.

"Ini kalau ada rezeki kita mau cat ulang warung ini. Lalu warung ayam bakar kita juga akan dibangun lagi buat kontrakan dan usaha," kata Sri.

Tak sampai di situ, Sri berharap listrik dan air bisa dipasang kembali di wilayahnya agar bisa beraktivitas sehari-hari terutama berjualan.

Harapan pemasangan listrik dan air ini juga bisa membantu warga yang membutuhkan.

Sri dan suaminya berencana menerima para pengungsi beristirahat di warungnya yang berlantai dua itu.

"Ini nanti kalau kita pulang ke kampung. Warga boleh di sini," ujar Sri.

Sri merasa iba lantaran ada banyak warga yang harus mencari kontrakan baru dan memiliki anak yang masih bersekolah.

"Di sebelah tadi pagi rumahnya sudah dibersihin, masih utuh keramiknya. Nanti di atasnya buat pasang tenda sementara rencananya," katanya.

Harapannya, dengan menerima tetangganya menginap di warung, bisa membantu mereka yang telah menjadi kebakaran memiliki tempat tinggal sementara sembari mencari kontrakan yang baru.

Load More