Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 20 September 2022 | 18:27 WIB
Tabloid Anies Baswedan beredar di Masjid Al Amin Kota Malang. [Foto: Times Indonesia]

SuaraJakarta.id - Sejumlah pihak menyayangkan beredarnya tabloid Anies Baswedan di Masjid Al Amin Kota Malang, beberapa waktu lalu. Mereka meminta agar tak menjadikan rumah ibadah sebagai tempat kampanye.

Terkait ini, Ketua Bidang Polhukam DPD PKS Kota Malang Ahmad Fuad angkat bicara. Menurut Fuad, penyebaran ini tak terkoordinasi sama sekali.

Kemungkinan, lanjut Fuad, inisiatif atau kreatifitas dari para relawan Anies Baswedan.

"Ini hanya relawan yang tak terkoordinasi. Aksi di lapangan itu kreativitas teman-teman saja," ujar Fuad saat ditemui di gedung DPRD Kota Malang, Selasa (20/9/2022).

Baca Juga: Sejumlah Pimpinan Ormas di DKI Jakarta Bertemu Anies Baswedan di Rumah Dinas Sore Ini

Diketahui, Anies Baswedan sendiri masuk daftar Bacapres (Bakal Calon Presiden) 2024 yang diusung salah satunya oleh Partai PKS.

Namun, pihak DPP PKS masih belum mau terburu-buru mengumumkan dukungannya kepada Anies Baswedan untuk maju sebagai Capres 2024 mendatang.

Hal itu pun diakui juga oleh Fuad. Kini, dukungan akar rumput (grassroot) pun mulai bertebaran yang menginginkan Anies Baswedan maju di Pilpres 2024 mendatang.

"Memang dari grassroot banyak yang ingin Anies Baswedan maju di 2024. Kami gak bisa menghalang-halangi, cuma saya ingin ingatkan ayo kita ikuti aturan main berdemokrasi," ujarnya, dikutip dari Timesindonesia.co.id--jejaring Suara.com.

Di sisi lain, soal penyebaran tabloid Anies Baswedan yang dibagikan ke jemaah Masjid Al Amin seusai Salat Jumat beberapa waktu lalu, Fuad sangat menyayangkan hal tersebut.

Baca Juga: DPD Golkar DKI Harap Pj Gubernur Pengganti Anies Bisa Dengar Saran dan Masukan

Setidaknya, bagi para tim sukses (timses) maupun relawan alangkah baiknya menyampaikan permohonan izin untuk melakukan penyebaran tabloid Anies Baswedan tersebut. Apalagi hal ini dilakukan di dalam masjid.

Selain itu, dari informasi yang diperoleh, penyebaran Tabloid Anies Baswedan juga dilakukan di sejumlah ruang publik di Kota Malang. Seperti di Pasar Klojen dan Pasar Bareng. Tabloid yang dibagikan pun sama, dengan tema "Mengapa Harus Anies?".

Fuad pun membenarkan hal tersebut. Namun ia bisa memastikan bahwa penyebaran tabloid Anies Baswedan di ruang publik dan masjid merupakan pihak yang berbeda.

Atas hal tersebut, Fuad pun perlu mengevaluasinya agar kejadian penyebaran tabloid Anies Baswedan di Masjid Kota Malang tidak lagi terjadi.

"Ini bagian evaluasi. Mungkin akan kami sampaikan ke teman-teman relawan Anies untuk mengerem. Tapi yang menyebarkan di ruang publik sama masjid itu bukan pihak yang sama," ujarnya.

Penyebaran Tabloid Anies Baswedan Tak Izin

Pihak takmir masjid pun, seperti diberitakan sebelumnya, mengaku kecolongan atas disebarkannya Tabloid Anies Baswedan.

Pihak takmir mengaku belum menerima permohonan izin dan belum memberi izin sama sekali.

"Kalau boleh silakan, kalau gak boleh jangan dipaksakan. Jadi saya menyayangkan dan saya imbau bagi seluruh warga negara yang mau berkompetisi 2024 untuk tidak menggunakan sarana prasarana seperti masjid atau apapun yang berkaitan dengan agama untuk dipergunakan sebagai ajang kampanye," tegasnya.

Jangan Bawa Urusan Politik ke Rumah Ibadah

Sebelumnya, Wali Kota Mang Sutiaji secara tegas mengatakan bahwa urusan perpolitikan apalagi kampanye jangan sampai dibawa ke tempat-tempat ibadah, seperti halnya di masjid.

"Jangan membawa dan menarik-narik urusan yang berbau politik ke tempat ibadah. Walaupun itu domainnya ibadah masing-masing," ujar Sutiaji, Senin (19/9/2022).

Menurutnya, jika persoalan politik ataupun kampanye di bawa ke tempat ibadah, nantinya akan menimbulkan kekacauan umat.

"Nanti dapat menimbulkan kekacauan umat, pro kontra. Jangan sampai nilai-nilai baik yang ada di sana itu tercoreng," ungkapnya.

Atas adanya kejadian itu, Sutiaji pun secara serius langsung memberikan anjuran kepada Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Malang untuk membuat selebaran informasi guna menghentikan kegiatan politik atau kampanye di masjid-masjid.

"Saya memberikan anjuran untuk DMI suruh buat selebaran atau edaran supaya tidak terjadi kontraproduktif. Jadi ini tempat ibadah, jangan sampai dibuat untuk kampanye atau sebagainya," tegasnya.

Anjuran ini, dimaksudkan Sutiaji untuk antisipasi lebih awal agar tak terjadi lebih besar lagi. Sutiaji menganggap, para umat akan terkena dampak dan stigma atas kejadian memalukan ini yang terjadi di wilayah Kota Malang.

"Kalau tempat umum saya kira silahkan. Kalau di masjid jangan. Ini lebih awal (antisipasi). Jangan ditarik-tarik, karena kasian umat nanti," pungkasnya.

Load More