Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso | Faqih Fathurrahman
Rabu, 07 Agustus 2024 | 18:21 WIB
Puji, warga Cililitan yang akses jalan ke rumahnya ditutup tetangga. (Suara.com/Faqih)

SuaraJakarta.id - Puji Rahayu (49), warga RT 9/9, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur yang menjadi korban penutupan jalan oleh tetangganya sendiri, menampik jika rumahnya sering dijadikan markas untuk kumpul para simpatisan alias relawan.

Puji sendiri merupakan kader PDI Perjuangan, rumahnya disebut sering dijadikan markas untuk berkumpul anggota kader partai. Terlebih pada bulan Februari lalu jelang Pemilu 2024.

“Enggak ada (kumpul-kumpul),” kata Puji, di Kantor Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (7/8/2024).

Rumah Puji berada di pojokan, sementara untuk menuju akses rumahnya, harus melewati lahan pribadi milik Mohamad Sidik.

Baca Juga: Pihak Kecamatan Mediasi Sidik Dan Puji Buntut Aksi Penutupan Jalan Di Cililitan

Di atas tanah milik Sidik, terdapat rumah kontrakan milik Sidik dan jalan setapak yang menghubungkan ke rumah Puji.

Para tamu yang berkunjung ke rumah Puji, sering kali memarkirkan motor di jalan setapak yang berada di atas tanah milik Sidik. Sehingga menggangu aktifitas mereka.

Namun sekali lagi, Puji menampik tuduhan tersebut. Ia mengaku, jika hal itu tidak ada.

“Enggak ada,” ucapnya.

Puji juga menampik pada Pemilu kemarin tidak ada kaitannya dengam penutupan akses jalan yang dilakukan Sidik.

Baca Juga: Cerita Puji Warga Cililitan, Terpaksa Lewat Ruang Tengah Rumah Orang Karena Akses Jalan Ditutup Tetangga

“Ya enggak ada lah,” katanya.

Sementara itu, Lurah Cililitan, Sukaraya mengatakan, alasan Sidik menutup akses jalan ke rumah Puji lantaran ia merasa keberatan karena sering kumpul hingga malam.

“Alasannya merasa kebisingan karena Ibu Puji sering mendatangkan tamu. Karena Bu Puji ini tim sukses salah satu partai,” katanya.

Sidik beralasan merasa terganggu dengan kegiatan yang dilakukan Puji, lantaran ia memiliki anak yang masih kecil.

Alasan itulah yang membuat Sidik menutup separuh akses jalan yang mengarah ke rumah Puji.

Namun Puji tak terima dengan hal tersebut. Puji juga melaporkan hal ini ke anggota DPRD Fraksi PDIP.

Atas laporannya ini, pihak pemerintah kota melalukan penelusuran. Berdasarkan keterangan dari pihak RT dan RW, tanah tersebut merupakan milik Sidik, bukan akses dari fasilitas umum.

Sidik yang sudah terlanjur kesal dengan Puji kemudian langsung menutup akses jalan tersebut secara keseluruhan secara permanen.

Mulanya jalan yang ditutup Sidik pada bulan Februari hanya setengah, menggunakan satu susun bata hebel. Namun saat hari Minggu (4/8) lalu, Sidik menambah susunan hebel yang menuju rumah Puji sehingga akses keluar-masuk Puji dan keluarganya terputus.

Namun keluarga Puji tidak terisolasi, untuk ke luar rumah, ia masih bisa numpang lewat rumah saudaranya yang berada di sebelah rumahnya.

Load More