Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso | Fakhri Fuadi Muflih
Minggu, 23 Maret 2025 | 14:09 WIB
Suasana pengolahan sampah di Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jakarta, Selasa (25/2/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJakarta.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI telah menindaklanjuti keluhan warga soal adanya gangguan kesehatan karena operasional Refuse Derived Fuel atau RDF Rorotan, Jakarta Utara. Tim Puskesmas Kecamatan Cakung telah turun tangan untuk menemui warga.

Kepala Puskesmas Kecamatan Cakung, Junaidah mengatakan, pengerahan medis ini merupakan instruksi dari Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung usai menemui warga pada Kamis (20/3) lalu. Sehari setelahnya, Jumat (21/3) tim Puskesmas menemui warga.

Hasilnya, kini warga yang sempat mengeluhkan terkena Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) telah sembuh. Ia juga menyebut Puskesmas Cakung siap membuka posko kesehatan di kompleks warga untuk melayani keluhan, penyuluhan, dan edukasi kesehatan.

“Dapat dipastikan seluruh warga yang sebelumnya dilaporkan terkena ISPA telah sembuh dan kembali beraktivitas," ujarnya kepada wartawan, Minggu (23/3/2025).

Baca Juga: Pemprov DKI Kosongkan Bunker RDF Rorotan yang Bikin Bau, 1400 Ton Sampah Dipindah ke Bantargebang

Ia pun mempersilakan warga melapor apabila ada yang masih merasa mengalami gangguan kesehatan imbas aktivitas RDF Rorotan. Petugas akan memeriksa dan memberi tindakan medis.

"Selanjutnya, apabila warga membutuhkan bantuan kesehatan, kami persilakan untuk menghubungi Puskesmas Cakung tanpa harus membayar biaya pemeriksaan. Kami juga terus memantau melalui ketua RT setempat. Jika dibutuhkan, kami siap turun kapan saja,” jelasnya.

Menindaklanjuti keluhan warga, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan sampah yang ada di fasilitas pengolahan sampah itu telah dipindahkan ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi. Diperkirakan ada 800 ton sisa sampah dan 600 ton produk olahan sampah yang diangkut.

“Pengerjaan pemindahan sampah ini meliputi sampah lama di bunker sebanyak 800 ton serta produk RDF di gudang produksi sekitar 600 ton. Harapannya, pengosongan bunker dan produk RDF tersebut dapat mengurangi bau,” ujar Asep kepada wartawan, Minggu (23/3/2025).

Asep menjelaskan, pengosongan bunker dilakukan menggunakan armada dump truck dan tronton yang ditutup terpal saat pengiriman. Cara ini dilakukan demi meminimalisir bau dan mencegah sampah maupun limbah cair yang dihasilkan dari tumpukan sampah alias air lindi tercecer di jalan.

Baca Juga: Warga Rorotan Menjerit Soal Bau Sampah RDF, Pramono Minta Maaf dan Janjikan Hal Ini

Setelah beroperasi, dump truck dan tronton telah dicuci serta disemprot dengan penghilang bau sebelum keluar dari lokasi RDF.

Setelah sampah di bunker dipindahkan, seluruh fasilitas RDF Rorotan disterilisasi dan diberi pewangi tertentu untuk menghilangkan bau.

"RDF Rorotan kemudian akan ditutup sementara untuk menjalani perbaikan oleh kontraktor," jelasnya.

Tidak hanya itu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta berencana memasang alat pemantau kualitas udara di rumah-rumah warga yang berjarak 4–5 kilometer dari lokasi RDF. Akan dipasang juga deodorizer untuk menghilangkan bau serta menambah filter udara.

“Kami pastikan bahwa seluruh langkah yang kami lakukan selalu melibatkan masyarakat. Pemprov DKI akan terus hadir dan serius dalam mengupayakan penanganan yang cepat dengan memprioritaskan kesehatan dan kenyamanan warga,” pungkas Asep.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung meminta uji coba pengoperasian fasilitas pengolahan sampah berteknologi Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara dihentikan untuk sementara waktu. Hal ini dilakukan setelah ramainya protes warga setempat karena bau yang keluar dari RDF.

Pramono mengatakan, bau yang keluar dari RDF karena masih adanya sejumlah peralatan yang belum beroperasi maksimal. Ia meminta perbaikan dilakukan dalam waktu satu pekan sebelum pengolahan alias commisioning dilaksanakan kembali.

"Jadi kontraktornya tadi menyampaikan dalam satu minggu ini mereka akan mempersiapkan, dan saya sudah meminta jangan komisioning kalau ini belum terpasang," ujar Pramono di Rorotan, Jakarta Utara, Kamis (20/3/2025).

Menambahkan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan penghentian sementara operasional RDF Rorotan belum ditentukan sampai kapan. Pihak pengelola diberikan waktu satu pekan untuk memperkirakan kapan proses penyiapan RDF Rorotan akan rampung.

"Tadi pihak kontraktor menyampaikan bahwa dalam waktu satu minggu mereka akan melakukan penghitungan dulu. Jadi nanti akan keluar timeline kira-kira penundaannya sampai kapan. Jadi kita nunggu satu minggu ini," jelasnya.

Asep menyebut penghentian operasional RDF Rorotan sudah dilakukan sejak Senin lalu. Setidaknya, diperlukan dua peralatan untuk menghilangkan bau, yakni back filter dan deodorizer.

"Tidak ada operasi. Memang tidak ada operasi dari hari Senin kemarin itu tidak ada operasi lagi," ucapnya.

"Dan nanti kami baru akan operasikan setelah back filter maupun deodorizer tadi sudah terpasang dengan baik. Dan sudah kami yakinkan bahwa itu tidak lagi ada dampaknya (bau)," pungkasnya.

Load More