Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso | Fakhri Fuadi Muflih
Selasa, 15 April 2025 | 19:16 WIB
Sejumlah sepeda motor melintas di Jalan Layang Non Tol Casablanca, Jakarta, Jumat (12/5/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJakarta.id - Koalisi Mobilitas Berkelanjutan menentang rencana penggunaan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca yang akan digunakan sebagai jalur sepeda dalam acara gowes sepeda bertahuk "Silaturahride with Mas Pram" yang juga akan dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.

Koalisi ini berisikan Bike to Work (B2W) Indonesia, Road Safety Association, Koalisi Pejalan Kaki, dan Komite Penghapusan Bensin Bertimbal. Melalui akun keterangannya, Ketua Umum B2W, Hendro Subroto menyebut pihaknya memang juga ikut dilibatkan dalam acara ini.

Bahkan, ia dan perwakilan komunitas lainnya ikut diundang membahas konsep acara beberapa waktu lalu. Saat itu, pihak Pemprov DKI memaparkan soal rincian acara dan rutenya.

"Tapi bukan diskusi yang kami dapat, melainkan paparan. Konsep sudah jadi. Rute sudah ditentukan. Dan yang diminta dari kami hanyalah diam dan menyetujui," ujar Hendro melalui keterangan Instageam b2w_indonesia, Selasa (15/4/2025).

Baca Juga: Siap-siap! JLNT Casablanca Akan Ditutup Saat Dini Hari, Ini Alasannya

Hendro mengatakan, awalnya Dinas Perhubungan (Dishub) DKI tak merekomendasikan penggunaan JLNT karena alasan hukum. Namun, mendadak pihak berwenang di kegiatan itu tetap akan menggunakan JLNT.

"Tapi entah mengapa, kemudian berubah. Katanya aman, karena jalan akan ditutup dan hanya diikuti oleh rombongan sepeda," jelasnya.

Hendro pun bersama Koalisi Mobilitas Berkelanjutan menolak rencana itu. Apalagi pihaknya memang sudah sejak lama menentang penggunaan JLNT sebagai jalur sepeda.

"Kami menyatakan penolakan, terutama karena rute bersepeda akan melewati JLNT Casablanca - sebuah jalan yang jelas-jelas dilarang untuk dilintasi oleh sepeda menurut aturan hukum yang berlaku," terang dia.

"Sebuah jalan yang tahun 2021 pernah kami perjuangkan agar dikembalikan fungsinya sesuai aturan hukum," lanjutnya menambahkan.

Baca Juga: Usai Kecelakaan Maut Di JLNT Casablanca: Masih Ada Saja Pemotor Nekat Melintas, Sayang Tak Ada Petugas Berjaga

Jika tetap dilanjutkan, Hendro menilai Pramono sedang mempertontonkan upaya negosiasi hukum demi kepentingan segelintir orang. Seharusnya Pramono menjadi contoh keberpihakan kepada semua golongan tanpa memberi perlakuan khusus pada kelompok tertentu.

"Apakah hukum bisa dinegosiasikan? Apakah keamanan bisa dijamin hanya karena yang melanggar adalah rombongan yang difasilitasi pemerintah? Ini bukan edukasi. Ini bukan advokasi. lni juga bukan Diskresi, Ini adalah simbolisme elitis yang gagal memberi keteladanan," terang dia.

Padahal, kata Hendro, sepeda merupakan nudaya inklusif yang harusnya menjadi sarana mobilitas harian. Acara gowes di atas JLNT disebutnya akan menjadikan sepeda sebagai alat membuat konten menarik bagi segelintir orang.

"Acara ini justru menjadikan sepeda sebagai aksesori konten untuk segelintir orang, di atas jalan tol yang biasanya tak tersentuh rakyat. Ini bukan warisan keberpihakan seperti era sebelumnya, ketika sepeda benar-benar dijadikan bagian dari sistem transportasi kota," pungkasnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal mengadakan acara gowes sepeda bersama Gubernur DKI Jakarta bertajuk "Silaturahride with Mas Pram" pada Sabtu (19/5/2025). Sejumlah komunitas pesepeda akan dilibatkan dalam kegiatan ini nantinya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan, kegiatan gowes bersama ini digelar sebagai bentuk silaturahmi antar pesepeda dengan Pramono yang juga memiliki hobi naik sepeda. Apalagi saat ini masih dalam suasana Idulfitri 1445 Hijriah.

"Sekarang masih dalam suasana Idul Fitri. Jadi Pak Gubernur akan bersilaturahmi dengan komunitas pesepeda di Jakarta pada hari Sabtu, tanggal 19 April besok," ujar Syafrin kepada wartawan, Selasa (15/4/2025).

Para peserta acara Silaturahride ini akan berangkat dari Balai Kota DKI, Jakarta Pusat. Kemudian pesepeda akan melaju melintasi Jalan Merdeka Selatan, MH Thamrin, Sudirman, hingga Bundaran Senayan.

"Kemudian dari Bundaran Senayan akan belok kiri ke arah Karet, untuk kemudian berputar di underpass dan kemudian menuju ke timur, naik ke jalan Prof Hamka," ucap Syafrin.

"Kemudian di ujung itu akan berputar kembali di underpass Saharjo, kemudian menuju kembali ke barat untuk berputar di underpass Karet, dan kemudian selanjutnya akan ke Balai Kota," tambahnya.

Untuk mendukung acara ini, Syafrin menyebut pihaknya akan melakukan penutupan jalan. Hal ini dilakukan agar kendaraan bermotor tak bisa masuk ke barisan pesepeda.

"Itu akan ada penutupan jalan, jadi kita akan melakukan penutupan manajemen rekayasa lalu lintas pada hari Sabtu nantinya," ucap Syafrin.

"Pesertanya lebih kurang 400an pesepeda yang nantinya akan ikut di dalam komunitas yang ada di Jakarta," tambahnya memungkasi.

Berdasarkan informasi yang diterima Suara.com, pelaksanaan Silaturahride ini akan berlangsung dari pukul 05.00 sampai 09.00 WIB. Panjang rute yang akan ditempuh para pesepeda diperkirakan mencapai 39,27 kilometer.

Selain itu, pesepeda juga akan melinatasi Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca yang membentang dari Karet Bivak hingga Underpass Casablanca dan kembali lagi hingga finish di Balai Kota.

Berikut rincian jalur Silaturahride bersama Mas Pram:

Balai Kota DKI Jakarta – Bundaran Patung Kuda – Bundanran HI – Simpang Susun Semanggi - Bundaran Senayan – Simpang Susun Semanggi – Intiland Tower – U-Turn Karet Bivak – JLNT Casablanca – U-Turn di atas Underpass Casablanca – JLNT Casabanca - U-Turn Karet Bivak – JLNT Casablanca – U-Turn di atas Underpass Casablanca - JLNT Casabanca - U-Turn Karet Bivak – Hotel Le Meridien – Jl. Jenderal Sudirman – Bundaran HI – Bundaran Patung Kuda – Balai Kota DKI Jakarta

Load More