SuaraJakarta.id - Sebuah mobil tiba-tiba menyalip dari kiri dengan kecepatan tinggi, memotong jalur Anda tanpa memberi sein.
Jantung Anda berdebar kencang, tangan mencengkeram setir lebih erat, dan tanpa sadar umpatan keluar dari mulut.
Reaksi selanjutnya? Anda mungkin langsung membunyikan klakson panjang, atau lebih buruk lagi, ikut tancap gas untuk mengejar dan "memberi pelajaran".
Jika skenario di atas terasa familier, Anda tidak sendirian. Namun, sadarkah Anda bahwa saat emosi mengambil alih kemudi, mobil Anda bisa berubah menjadi proyektil seberat satu ton yang tak terkendali?
Berkendara dalam kondisi emosional—baik itu marah, sedih, maupun stres—adalah ancaman nyata bagi keselamatan di jalan raya.
Sebuah bahaya yang sering kali disepelekan namun dampaknya bisa sama fatalnya dengan berkendara di bawah pengaruh alkohol.
Ini bukan lagi soal sopan santun, tapi soal hidup dan mati.
Saat Emosi Membajak Logika di Balik Kemudi
Mengapa orang yang biasanya tenang bisa berubah menjadi "monster" di jalan? Menurut para ahli, fenomena ini memiliki penjelasan psikologis yang kuat.
Baca Juga: Kesehatan Mental: 7 Kiat Menghadapi Rasa Kecewa saat Harapan Tak Sesuai Kenyataan
Di dalam mobil, kita merasa berada di ruang pribadi yang aman dan anonim, yang membuat kita lebih mudah meluapkan emosi tanpa takut akan konsekuensi sosial langsung.
Untuk memahami lebih dalam, kami berbincang dengan Psikolog Klinis, Dr. Amanda Setiawati, M.Psi.
“Saat seseorang dikuasai emosi yang kuat seperti amarah, bagian otak yang bertanggung jawab untuk berpikir rasional dan mengambil keputusan, yaitu korteks prefrontal, fungsinya menurun drastis. Pada saat yang sama, amigdala, pusat emosi kita, menjadi hiperaktif,” jelas Dr. Amanda.
Ia menambahkan, kondisi ini menciptakan "pembajakan amigdala" (amygdala hijack).
“Akibatnya, kemampuan Anda untuk menilai risiko, mengukur jarak, dan bereaksi terhadap situasi tak terduga akan sangat terganggu. Fokus Anda menyempit, yang ada hanya keinginan untuk melampiaskan amarah. Pada titik ini, Anda secara kognitif terganggu, sama seperti orang yang sedang mabuk.”
Dampak dari kondisi ini sangat mengerikan di jalan raya:
Berita Terkait
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Vario! 5 Rekomendasi Motor Gagah Harganya Jauh Lebih Murah, Tenaganya Bikin Ketagihan
- Pemain Keturunan Rp52,14 Miliar Follow Timnas Indonesia: Saya Sudah Bicara dengan Pelatih Kepala
- Sedan Bekas Tahun Muda Mulai Rp 70 Juta, Ini 5 Pilihan Irit dan Nyaman untuk Harian
- Pemain Keturunan Palembang Salip Mauro Zijlstra Gabung Timnas Indonesia, Belum Punya Paspor RI
Pilihan
-
3 Kuliner Khas Riau yang Cocok Jadi Tren Kekinian, Bisa untuk Ide Bisnis!
-
Ole Romeny Jalani Operasi, Gelandang Arema FC Pilih Tutup Komentar di Instagram
-
Pengusaha Lokal Bisa Gigit Jari, Barang Impor AS Bakal Banjiri Pasar RI
-
BREAKING NEWS! Satoru Mochizuki Dikabarkan Dipecat dari Timnas Putri Indonesia
-
Tarif Trump 19 Persen Bikin Emiten Udang Kaesang Makin Merana
Terkini
-
Mau Pindah KK Antar Kota? Aturan Baru Makin Mudah, Tak Perlu Lagi Surat Pengantar RT/RW!
-
Starlink Stop Pelanggan Baru di Indonesia? Ini Respons ATSI
-
Mengapa Berkendara Saat Emosi Sama Bahayanya dengan Mabuk?
-
Trik Pengguna WhatsApp: Manuver Senyap Lihat Status Tanpa Ketahuan, Dijamin Tak Tinggalkan Jejak
-
Jakarta Jangan Lupakan Manusia dan Sejarah