Menginjak kuliah, Hoho mengaku kenakalannya belum mereda, bahkan semakin parah. Namun seiring bertambah usia, ia mulai memperbaiki kualitas hidupnya.
Apalagi setelah ia menikah, kemudian dikaruniai putra.
Tanggung jawabnya kian besar, terlebih saat ditinggal ayah dan ibu untuk selama-lamanya.
"Ayah saya meninggal dan dimakamkan di Mekkah," katanya
Baca Juga:Hoho Alkaf Kades Bertato Asal Banjarnegara, Begini Cerita Masa Mudanya
Hoho Alkaf melanjutkan usaha orang tuanya. Jadilah ia pengusaha konstruksi. Selain menggarap proyek pembangunan infrastruktur, ia juga menyewakan alat berat.
Di desa, hidupnya terbilang mapan. Pada akhirnya ia ingin mengabdikan dirinya untuk masyarakat.
Darah pemimpin masih mengalir di tubuhnya. Hoho Alkaf memutuskan untuk maju dalam pertarungan Pilkades.
Meski tubuhnya bertato, Hoho Alkaf percaya diri untuk memimpin desa. Ada saja pihak yang mengungkit masa lalunya.
Namun Hoho Alkaf tak mau pusing memikirkannya. Dalam masyarakat, pastinya ada pihak yang senang atau membencinya.
Baca Juga:Badan Penuh Tato Jadi Kepala Desa, Ini 3 Foto Hoho Alkaf Bikin Merinding
Hoho Alkaf menganggapnya wajar. Namun secara umum, ia mengaku masyarakat tidak mempermasalahkan tato di tubuhnya.