SuaraJakarta.id - Bagi sebagian orang tentu masih terdengar asing bila mendengar nama Makam Keramat Panjang. Makam tersebut terletak di Jalan Raya Cituis, Kelurahan Keramat, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.
Faktanya makam tersebut cukup kesohor di masyarakat. Khususnya umat Islam di nusantara. Makam keramat panjang tak pernah sepi dari peziarah, di mana juga jadi salah satu destinasi wisata religi di Banten.
Beberapa waktu lalu, Suara.com berkesempatan mengunjungi makam yang memiliki panjang 9 meter dan lebar 1,5 meter tersebut.
Posisi Makam Keramat Panjang berada di dalam masjid, tak jauh dari Jalan Raya Cituis. Tepat pinggir jalan terdapat plang bertuliskan "Masjid Makam Keramat Panjang".
Baca Juga:Pesona Masjid Pintu Seribu Tangerang: Motif 999 dan Labirin Pengingat Mati
Masuk menyusuri jalanan conblock sekira 10 meter dari plang tersebut akan terlihat sebuah masjid.
Di situlah Suara.com bertemu Habib Hamzah bin Toha Assegaf, pengurus dari Masjid Makam Keramat Panjang Pakuhaji Tangerang. Dia mengucapkan selamat datang di makam tertua ini.
"Mari ke dalam. Ini adalah makam tertua di sini. Dari Luar Batang Jakarta Utara maupun dari penjuru nusantara pada datangnya ke sini," ucapnya memulai bincang-bincang kepada kontributor Suara.com.
Habib Hamzah menjelaskan penyebutan nama Makam Keramat Panjang tidak lain karena karomah dari tokoh yang dimakamkan.
"Karena karomahnya yang meluas sehingga diartikan panjang. Hal ini makanya sampai sekarang kampung di sini namanya juga Keramat Panjang," sebutnya.
Baca Juga:Protes Pembongkaran Makam Keramat, Warga: Belanda Aja Engga Ganggu, Ini...
Di depan pintu masjid sendiri terpampang papan nama bertuliskan Alhabib Abdullah bin Ali Al-Uraidhi.
![Makam Keramat Panjang di Jalan Raya Cituis, Kelurahan Keramat, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten. [Suara.com/Ridsha Vimanda Nasution]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/10/31/33073-makam-keramat-panjang-pakuhaji-tangerang.jpg)
Habib Hamzah menuturkan nama Al-Habib Abdullah merupakan dari pengkajian kantor Rabithah Alawiyah di Jakarta. Sebuah lembaga pencatat nasab (silsilah—red) keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW.
"Iya jadi mereka menamakan tokoh yang dimakamkan di Makam Keramat Panjang ini dengan nama beliau (Alhabib Abdullah)," tuturnya.
Namun, Habib Hamzah masih ingat betul kisah dari mendiang ayahnya. Bahwasannya tokoh yang dimakamkan adalah seorang penyebar syariat Islam hampir di penjuru nusantara.
Dia menyebarkan syariat Islam dari Madinah, kemudian hijrah ke Yaman, Turki, India hingga berlabuh di Indonesia tepat di pinggir laut.
"Kapal beliau rusak di pinggir laut di Mauk (Kabupaten Tangerang). Kemudian menyebarkan syariat Islam di sini dari musala ke masjid, sampai pergi lagi ke Palembang dan Aceh," paparnya.