Teknologi Nuklir Masuk Pesantren Tangerang Selatan, Benih Mutan Bawa Berkah

Cabai yang besar, pepaya yang montong, bayam yang rimbun dan hijau, terong yang gemuk dan jagung yang mengkilat.

Pebriansyah Ariefana
Minggu, 15 November 2020 | 18:23 WIB
Teknologi Nuklir Masuk Pesantren Tangerang Selatan, Benih Mutan Bawa Berkah
Inovasi Teknologi Nuklir di BATAN (Suara.com/Wivy)

SuaraJakarta.id - Armadi, Ebas, Agung dan Warto tampak berkeringat. Siang itu Desa Keranggan, Tangerang Selatan lagi terik-teriknya di siang bolong. Tapi mereka berempat tetap di tengah sawah dengan menutup kepalanya menggunakan kain sorban.

Armadi, Ebas, Agung dan Warto memendam biji-biji ke dalam tanah. Tanah-tanah itu sudah berlubang setelah ditusuk-tusuk jari. Selain Armadi, Ebas, Agung dan Warto, ada puluhan santri lain yang membantu.

Memakai kopyah dan 'peci haji', para santri dari Pondok Pesantren Nurul Ihsan itu berbagi tugas menanam bibit cabai, pepaya california, bayam, terong dan jagung.

Sawah dengan luas 1 hektar itu ditanami berbagai mancam tanaman buah dan sayur. Yang menjadi unik dari kegiatan mereka, bibit buah dan sayur yang mereka tanam adalah 'bibit mutan'.

Baca Juga:Siapapun Menang Pemilu AS, Tak Pengaruhi Kebijakan Iran ke Washington

Bibit yang ditanam para santri hasil dari pengembangan teknologi nuklir dari Badan Tenaga Nuklir Nasional atau BATAN. Bibit diberikan radiasi sinar gamma. Bibit yang diberikan radiasi ini membuat proses mutasi menjadi cepat.

Pondok Pesantren Nurul Ihsan (Suara.com/Wivy)
Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ihsan Sobari (Suara.com/Wivy)

Sebab mutasi alam memerlukan waktu yang panjang sampai ratusan bahkan ribuan tahun, tetapi mutasi dengan sinar gamma bisa mempercepat mutasi.

Bibit mutan itu dikembangkan di Pusat Isotop dan Radiasi-Badan Tenaga Nuklir Nasional, Pasar Jumat, Jakarta Selatan.

Hasil mutasi ini membuat bibit menjadi lebih baik.

Penanaman bibit mutan di Pondok Pesantren Nurul Ihsan dilakukan tahun 2009 sampai 2012 lalu. Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ihsan Sobari bercerita saat itu pesantrennya jadi tempat uji coba penanaman bibit tersebut.

Baca Juga:Bapeten Tingkatkan Keselamatan dan Keamanan Energi Nuklir Lewat IKKN

Santrinya sudah mahir dalam bertani, tapi menanam bibit mutan baru pertama kali saat itu. Namun tidak ada perlakuan berbeda, cara menanamnya sama seperti menanam bibir alami lain. Hanya saja bibit itu dia dapatkan dari BATAN

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini