Siswi di Tangerang Tewas Diduga Gegara Belajar Online, Ini Kata Disdik

Orang tua siswi tersebut sempat membawa putrinya ke Rumah Sakit Jiwa Grogol, karena psikologisnya terganggu.

Rizki Nurmansyah
Rabu, 18 November 2020 | 13:56 WIB
Siswi di Tangerang Tewas Diduga Gegara Belajar Online, Ini Kata Disdik
Ilustrasi belajar online atau daring. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Syaifullah angkat bicara terkait peristiwa yang menimpa ST.

Diketahui, siswi kelas 3 SMA di Tangerang tersebut meninggal dunia pada, Kamis (12/11/2020) pekan lalu.

Diduga meninggalnya ST dikarenakan stress akibat belajar online selama pandemi Covid-19.

Terkait itu, Syaifullah mengatakan, Disdik Kabupaten Tangerang sebenarnya tidak memiliki kewenangan untuk mengomentari persoalan tersebut.

Baca Juga:Siswi SMA di Tangerang Meninggal Diduga Depresi Akibat Belajar Online

Sebab, persoalan itu di jenjang SMA yang bukan kewenangan Disdik Kabupaten.

"Izin bang, sebenarnya persoalan itu SMA yang kewenangannya ada di provinsi (Banten). Kita enggak berkewenangan mengomentari persoalan itu," ujarnya dikonfirmasi SuaraJakarta.id, Rabu (18/11/2020).

Syaifullah melanjutkan, Disdik Kabupaten Tangerang tidak bisa mengintervensi dengan meneruskan persoalan itu kepada Dinas Pendidikan Provinsi Banten.

"Tidak bisa kami intervensi, misalnya dengan meneruskan persoalan itu kepada dinas provinsi. Jadi sekali lagi tidak bisa kami lakukan," tuturnya.

Syaifullah menyebut, Disdik Kabupaten Tangerang kewenangannya hanya berada di sekolah jenjang SD hingga SMP.

Baca Juga:Innalillahi! Diduga Lelah Belajar Daring, Siswi di Tangerang Meninggal

Terkait jenjang SD hingga SMP di Kabupaten, dia mengaku, juga menerapkan pola pembelajaran online dengan kurikulum darurat selama pandemi Covid-19.

"Kami juga menggunakan daring dengan kurikulum darurat selama pandemi Covid-19. Tapi tidak terlalu berat pola pembelajarannya," sebutnya.

"Dan Alhamdulillah semuanya di sini jenjang SD hingga SMP berjalan lancar saja tidak ada kendala seperti itu," sambungnya.

Proses pembelajaran dengan kurikulum darurat, menurut Syaifullah, tidak membebankan anak-anak saat belajar online di rumah.

"Yang penting anak-anak tidak terlalu banyak di luar, ada kegiatan di rumah. Kemudian juga menerapkan guru visit ke rumah siswa," imbuhnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Tabrani masih belum bisa berbicara banyak saat dikonfirmasi SuaraJakarta.id.

"Nanti saja yah, saya masih melakukan rapat," singkatnya.

Diketahui, ST meninggal pada Kamis (12/11/2020), setelah orang tuanya sempat membawa putrinya ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol, Jakarta Barat, selama delapan hari.

Kemudian ST dibawa pulang ke rumahnya di Kampung Cinamprak, Desa Mauk Barat, Kecamatan Mauk.

Namun secara medis ST dinyatakan terganggu psikologisnya, sebelum meninggal diduga stres belajar online.

"Ya benar anak saya sempat dirawat di RSJ Grogol. Dan keterangan dari dokter di rumah sakit, anak saya terganggu psikologisnya," ungkap Suryadi, ayah ST kepada wartawan di kediamannya, Selasa (17/11/2020).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak