SuaraJakarta.id - Pengurus Vihara Boen Hay Bio Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), memutuskan tak menggelar perayaan Imlek secara meriah pada tahun ini.
Perayaan ditiadakan lantaran Covid-19 masih mewabah di Kota Tangsel. Sebab, dikhawatirkan akan jadi klaster baru bila perayaan Imlek tetap digelar.
Sekretaris Pengurus Vihara Boen Hay Bio Serpong, Anis mengatakan, perayaan imlek tahun ini hanya digelar sederhana. Tanpa perayaan dan pernak-pernik.
"Kalau sekarang lagi pandemi perayaan ditiadakan dulu. Tapi sembahyang tetap ada dengan jumlah yang dibatasi," kata Anis ditemui Suara.com, Selasa (2/2/2021).
Baca Juga:Ibadah Imlek Tahun Kerbau Logam Tetap Berjalan di Kelenteng Guang De Mio
Anis menjelaskan jumlah umat yang sembahyang pada perayaan Imlek nanti akan dibatasi 50-75 persen dari kuota normal.
"Biasanya kalau normal ada sekira 200 umat. Kalau nanti akan dibatasi hanya 75-100 orang saja. Meski terbatas dan sederhana, terpenting esensi dari sembahyangnya tetap dirasakan," jelasnya.
Nantinya, lanjut Anis, tempat pelaksanaan sembahyang pun akan dibatasi sekira 2 meter. Ditandai dengan garis merah yang tersedia.
Tak hanya itu, warga yang akan masuk ke area vihara tertua di Tangsel itu akan dicek suhu tubuhnya sebelum masuk.
"Umat yang ibadah nantinya akan diterapkan jaga jarak sekira 2 meter. Itu sudah kita terapkan sejak awal pandemi Covid-19," ungkapnya.
Baca Juga:Libur Panjang Imlek Jadi Menakutkan, Ganjar:Ibadah Boleh, Bisa virtual
Sepi Pengunjung
Pengurus Vihara Boen Hay Bio Serpong lainnya, Angki menuturkan, dalam perayaan Imlek tahun ini tak ada lampion dan petasan.
Bahkan, tak ada perayaan berupa hiburan yang sudah menjadi tradisi dalam setiap perayaan Imlek setiap tahun.
"Kita memang tidak mengadakan lampion dan petasan, karena vihara ini berada di lingkungan padat penduduk. Pesta pun tidak ada, tidak ada gambang kromong dan lenong seperti perayaan Imlek tahun sebelumnya," kata Angki.
Angki menuturkan Imlek kali ini digelar sederhana. Tak ada hiasan pernak-pernik dan bunga di altar.
"Biasanya ada hiasan bunga di altar, sekarang enggak ada, sederhana aja. Semua pada ngerti lah, keadaan memang lagi begini," tuturnya.
Menurutnya, sejak pandemi Covid-19 mewabah, vihara tersebut mulai sepi didatangi umat beribadah, termasuk menjelang Imlek nanti.
Lilin Merah
Meski perayaan Hari Raya Imlek tahun ini ada pembatasan jumlah umat yang sembahyang dan hanya dihelat sederhana, tetapi lilin merah yang menjadi khas vihara tetap ramai peminat.
Terkini, sudah puluhan lilin beragam ukuran dipesan oleh para umat yang akan melaksanakan ibadah di vihara tersebut.
Harga lilin merah itu pun bervariasi, tergantung dari ukuran. Mulai dari Rp 2 juta satu pasang untuk ukuran 20 KT, hingga yang ukuran lilin 1.000 KT seharga satu unit sepeda motor seharga Rp 16 juta untuk satu pasang lilin raksasa itu.
"Kalau untuk lilin tetap stabil, saat ini udah ada puluhan yang dipesan dari yang ukuran kecil sampai yang paling besar 1.000 KT ini sudah banyak yang pesan," paparnya.
Di tengah kesederhanaan itu, kue keranjang atau kue China akan tetap menghiasi perayaan Imlek.
Terkini, ukuran kue keranjang yang sudah tersedia seberat 15 kilogram dan ada sembilan susun dodol.
Nantinya, kue keranjang itu bakal dibagikan kepada warga yang berada di sekitar vihara yang dekat dengan makam Pahlawan Seribu di Serpong.
Diketahui, Vihara Boen Hay Bio merupakan salah satu vihara atau klenteng tertua di Tangsel, didirikan pada tahun 1694.
Vihara tersebut menjadi tertua ketiga di wilayah Tangerang Raya, setelah Vihara Boen Tek Bio di Pasar Lama dan Vihara Boen San Bio Kota Tangerang.
Kontributor : Wivy Hikmatullah