Drama Anak Raja Dikunciin, Ternyata Ada Konflik Keluarga di Keraton Solo

Gusti Moeng meminta semua pihak mengakhiri konflik di Keraton Solo sejak 2004.

Pebriansyah Ariefana
Minggu, 14 Februari 2021 | 08:32 WIB
Drama Anak Raja Dikunciin, Ternyata Ada Konflik Keluarga di Keraton Solo
GKR Rumbai dan Gusti Moeng bisa keluar dari Keraton Solo, Sabtu (13/2/2021) siang. (Solopos)

SuaraJakarta.id - Di balik drama anak raja Solo dikunci di ruang gelap ternyata terungkap. Ada konflik keluarga Keraton Solo sejak tahun 2004.

Hal itu diungkap Gusti Kanjeng Ratu Wandansari Koes Moertiyah atau biasa disapa Gusti Moeng. Gusti Moeng meminta semua pihak mengakhiri konflik di Keraton Solo.

Gusti Moeng menyerukan penyelamatan Keraton Solo yang merupakan warisan dinasti Mataram Karaton Surakarta Hadiningrat dan bukti tapak sejarah peradaban bangsa.

Gusti Moeng menegaskan segala konflik yang terjadi di Keraton Solo bakal diselesaikan oleh pihak keluarga dengan damai.

Baca Juga:Gusti Moeng: Jangan Ngomong Kalau Kita Mengurung Diri

Gusti Moeng juga meminta konflik yang terjadi sejak 2004 lalu diakhiri dengan jalan kekeluargaan.

“Kami ingin menyelamatkan Sinuhun, yang lain kami tidak peduli karena bukan siapa-siapa. Yang bukan siapa-siapa ojo melu omongan [jangan ikut bicara]. Membuat runyam keadaan, ini saatnya menyelamatkan Keraton Solo apapun caranya. Semoga pandemi segera selesai, dan kembali masuk bekerja,” papar Gusti Moeng, Sabtu (13/2/2021).

Wakil Pengageng Sasana Wilopo Keraton Kasunanan Surakarta, KRA Dani Nuradiningrat.[Suara.com/Budi Kusumo]
Wakil Pengageng Sasana Wilopo Keraton Kasunanan Surakarta, KRA Dani Nuradiningrat.[Suara.com/Budi Kusumo]

Sebagai Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) dia mengajak semua pihak seperti sentono dalem, budayawan, dan masyarakat untuk mencintai Keraton Solo.

“Kepada Keluarga besar Dinasti Mataram Karaton Surakarta Hadiningrat diimbau untuk tetap kompak bersatu bergotong royong sesuai kemampuan dan kapasitasnya untuk menyelamatkan Karaton Surakarta Hadiningrat bersama-sama pemerintah Indonesia, para pecinta dan pemerhati budaya, juga segenap abdidalem maupun kawuladalem di dalam dan luar negeri,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima Solopos.com.

Pesan tersebut disampaikan setelah dia bersama Gusti Timoer Rumbai, serta dua orang abdi dalem penari dan seorang sentono dikurung di Keraton Solo sejak Kamis (11/2/2021) yang membuat konflik kembali memanas.

Baca Juga:Gusti Moeng Sebut Kondisi Keraton Solo Seperti Pemakaman

Mereka mengaku dikurung tanpa diberi logistik maupun listrik hingga terpaksa makan dedaunan serta tidur beralas tikar.

GKR Timoer Rumbai memetik daun singkong di kebun dekat Keputren kompleks Keraton Solo tempatnya terkurung, Jumat (12/2/2021). (Istimewa)
GKR Timoer Rumbai memetik daun singkong di kebun dekat Keputren kompleks Keraton Solo tempatnya terkurung, Jumat (12/2/2021). (Istimewa)

Pada akhirnya kegaduhan itu mereda saat lima orang tersebut berhsil keluar pada Sabtu siang sekitar pukul 14.50 WIB.

Dikunciin 3 hari

Anak Raja Solo marah-marah dikunci di ruang gelap selama beberapa hari. Kini dua anggota kerajaan Keraton Solo itu sudah dikeluarkan.

Mereka adalah anak raja Solo GKR Wandansari Koes Moertiyah atau biasa dipanggil Gusti Moeng dan adik raja GKR Timoer Rumbai.

Mereka dikurung selama tiga hari dua malam, akhirnya bebas, Sabtu (13/2/2021) kemarin. Suasana haru menyelimuti keluarnya Gusti Moeng dan GKR Timoer. Mereka langsung merangkul anggota keluarga mereka sesaat setelah keluar dari keraton.

Gusti Moeng menegaskan dirinya dan Gusti Timoer tidak mengurung diri, melainkan dikurung di Keputren, tempat tinggalnya di masa kecil.

“Jangan ngomong kalau kita mengurung diri. Ada yang berusaha membuka akses tiga jam lebih, tapi tidak bisa. Saya besar di sini, lubang mana pun saya tahu kok," terang dia kepada wartawan.

Dia mengaku terenyuh saat melihat kondisi Keputren Keraton Solo yang memprihatinkan.

Ia mengenang ruangan-ruangan yang dulu ditinggali, kini banyak yang hancur.

Bangunan itu menjadi saksi ketidakmampuan Sinuhun mengurus Keraton Solo.

"Selama tiga hari dua malam saya bersama Jeng Timur -panggilan Gusti Timoer Rumbai- bersama Sentono dan para penari, bisa menjadi menjadi saksi ketidak mampuan sinuhun untuk mengurus Keraton," terangnya.

Sementara itu diberitakan Solopos.com sebelumnya, Wakil Pengageng Sasana Wilopo Keraton Solo, KRA Dani Nuradiningrat, memastikan Gusti Moeng dan GKR Timoer tidak dikunci di dalam Keputren Keraton Solo.

Dia bahkan menjamin mereka bisa keluar jika menginginkan hal tersebut.

"Selama tiga hari dua malam saya bersama jeng Timur -panggilan Gusti Timoer Rumbai- bersama Sentono dan para penari, bisa menjadi menjadi saksi ketidakmampuan sinuhun untuk mengurus Keraton," terangnya.

Menurut Dani, pintu Keraton Solo juga tidak pernah tidak bisa diakses asalkan meminta izin kepada sinuhun PB XIII.

“Mereka tanpa seizin Sinuhun. Kalau mengirimi mereka makan mau sampai kapan, wong tanpa izin,” paparnya.

Gusti Moeng, GKR Timoer Rumbai, dua abdi dalem penari dan satu orang sentana terkunci di dalam Keputren Keraton Solo sejak Kamis (11/2/2021) sore.

Mereka terkunci di dalam tanpa makanan. Listrik dimatikan dan tabung elpiji untuk memasak diambil.

Beberapa orang berusaha mengirim makanan ke dalam Keraton namun tidak berhasil. Kelima orang yang terkunci di Keraton kemudian mencari makan dari kebun di sekitar keputren.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini