Nirwono menilai, banjir Jakarta juga diperparah dengan buruknya system drainase. Sehingga beberapa ruas jalan dan underpass tergenang banjir.
Untuk itu, Nirwono meminta Anies merehabilitasi saluran air kota secara menyeluruh dan terpadu.
“Mulai dari saluran mikro/lingkungan, saluran meso/kawasan, saluran makro/kota, dimensi saluran air diperbesar secara berjenjang, misal dari semula 1,5 meter diperbesar jadi 3-5 m. Ditata jaringan utilitas bawah tanah/dalam saluran sehingga tidak tumpang tindih, dirawat bebas sampah dan lumpur,” ucap Nirwono.
“Saluran air terhubung dengan situ/danau/embung/waduk terdekat sehingga air hujan tidak langsung dibuang ke sungai terus ke laut, tetapi ditampung untuk cadangan air di musim kemarau,” sambungnya.
Baca Juga:Ragu Program Sumur Resapan Anies, DPRD: Jika Masih Banjir Sama Saja Bohong

Jakarta Lumpuh
Nirwono juga mengingatkan Pemprov DKI untuk mewaspadai curah hujan yang masih tinggi dalam beberapa hari ke depan.
Jika tidak maka kejadian Jakarta lumpuh seperti tahun 2002, 2007, 2013, dan 2017 bisa terulang.
“Harus diwaspadai Pemda DKI karena bisa jadi puncak akumulasi banjir kiriman, banjir lokal, dan ditambah banjir rob, maka Jakarta bisa lumpuh seperti tahun 2002, 2007, 2013, dan 2017,” pungkasnya.
Baca Juga:Rumiati ke Anies: Janjinya Gimana Sih, Katanya Gak Banjir Lagi!