Pantauan SuaraJakarta.id di lokasi, lantai pertama ruko pesantren itu dijadikan tempat wirausaha anak jalanan. Seperti laundry, sablon, hingga angkringan dan salon sepatu.
Di lantai dua, dijadikan sebagai ruang utama belajar, mengaji, dan sholat berjamaah. Di sudut kanannya, terdapat perpustakaan.
Rak buku yang ada, dipenuhi berbagai jenis buku dan Al-Quran. Di salah satu sudutnya terdapat kaligrafi dan gambar Sulthonul Auliya Syekh Abdul Qodir Jaelani, tokoh Islam populer dan "Rajanya Para Wali".
Sementara di lantai tiga, dijadikan tempat istirahat para anak punk jalanan yang 'mondok' di sana.
Baca Juga:Zaskia Sungkar Ceritakan Momen Hijrah Sampai Menutup Aurat
Dari sejumlah anak punk yang ditemui, kebanyakan mereka memiliki tato di kaki, tangan hingga wajah.
Saat mengaji kitab, mereka manut dan antusias mendengarkan penjelasan Ustaz Halim. Sosok marginal, seram dan urakan tak ada lagi di forum pengajian Tasawuf Underground itu.
Mereka yang membaca Al-Quran pun sangat antusias. Meski terbata-bata, mereka perlahan menyelesaikan bacaan ayatnya sesuai dengan target ayat yang harus disetorkan nanti.