Bandara Soetta Telisik Latar Belakang 2 Mafia yang Loloskan WNI dari India

Berdasarkan pengakuan JD, dirinya diminta membayar uang senilai Rp 6,5 juta kepada S dan RW agar tidak mengikuti proses karantina sepulang dari India

Bangun Santoso
Rabu, 28 April 2021 | 07:23 WIB
Bandara Soetta Telisik Latar Belakang 2 Mafia yang Loloskan WNI dari India
Sebagai ILUSTRASI: Sejumlah calon penumpang berada di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (20/3/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Penangkapan dua orang diduga sebagai mafia meloloskan penumpang WNI yang datang dari India saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta tanpa melalui proses karantina COVID-19 terus menjadi perhatian.

Senior Manager of Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta, M Holik Muardi angkat bicara perihal kejadian tersebut.

Ia mengaku pihaknya tengah memeriksa dua orang berinsial S dan RW.

“Kami sudah melakukan pengecekan, dan memastikan bahwa dua oknum itu bukan petugas Bandara Soekarno-Hatta,” Kata Agus.

Baca Juga:Pemerintah Resmi Tutup Kedatangan Wisatawan dari India

"Kami masih mencari tahu juga S dan RW ini karyawan dari instansi mana," ujar Holik saat dikonfirmasi, Selasa (27/4/2021).

Berdasarkan pengakuan JD, dirinya diminta membayar uang senilai Rp 6,5 juta kepada S dan RW agar tidak mengikuti proses karantina yang telah ditentukan pemerintah.

Holik juga mengaku masih mencari informasi terkait adanya temuan dua mafia karantina Covid-19 tersebut. Sehingga dirinya enggan bicara lebih banyak.

"kami sedang menggali informasi. Jadi mohon maaf belum ada tanggapan," ujarnya.

Menurut Holik, jika kasus ini akan diserahkan kepada instansi terkait. Kendati demikian, sanksi akan diberikan kepada keduanya, jika benar mereka adalah karyawan Bandara Soekarno-Hatta.

Baca Juga:Bayar Rp 6,5 Juta, WNI Dua Kali Lolos Karantina Seusai Pulang dari India

"Untuk punishment tentu dari instansinya yang memberikan," imbuh dia.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengamankan tiga orang terkait kasus pelanggaran kekarantinaan kesehatan. Satu di antaranya merupakan warga negara Indonesia (WNI) berinisial JD yang baru pulang dari India.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan JD diamanakan bersama dua orang lainnya berinisial S dan RW. Keduanya mengaku sebagai oknum pegawai Bandara Soekarno-Hatta untuk meloloskan JD tanpa menjalani masa karantina sepulang dari India.

"Ada tiga orang yang sudah diamankan," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (26/4/2021).

Argo mengemukakan JD pulang tiba di Indonesia pada Minggu (25/4) kemarin. Namun, dia tak menjalani masa karantina setibanya dari India sebagaimana aturan yang berlaku.

"Diurus oleh seseorang inisial S dan RW bisa berhasil, tanpa karantina terus kembali ke rumahnya," beber Yusri.

Berdasar hasil pemeriksaan sementara, JD mengaku membayar sejumlah uang kepada S dan RW untuk memuluskan hal tersebut. Kekinian, ketiganya tengah diperiksa secara intensif.

"Pengakuan dia (RW dan S) kepada JD dia adalah pegawai Bandara, ngakunya doang," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Satgas Udara Penanganan COVID-19 Kolonel PAS M.A Silaban (TNI AU) mengatakan dua oknum itu hanya mengaku-ngaku sebagai petugas Bandara Soekarno-Hatta.

Untuk diketahui sebelumnya, berdasarkan pengakuan JD, dirinya diminta membayar uang senilai Rp6,5 juta kepada S dan RW agar tidak mengikuti proses karantina yang telah ditentukan pemerintah

“Diduga kedua oknum (S dan RW) itu, pihak berkepentingan dengan instansi lain di bandara. Oleh karena itu mereka memiliki kartu pas bandara, dan mereka tidak bertanggung jawab, tapi justru melakukan penyalahgunaan kartu pas bandara,” ujar Silaban dalam keterangan tertulis yang dilihat SuaraJakarta.id, Rabu (28/4/2021).

Hal senada dikatakan Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi. Menurutnya, pihak Bandara Soekarno-Hatta sudah melakukan pengecekan.

“Kami sudah melakukan pengecekan, dan memastikan bahwa dua oknum itu bukan petugas Bandara Soekarno-Hatta,” Kata Agus.

Kontributor : Muhammad Jehan Nurhakim

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini