Proyek Rumah Panggung Kebon Pala Kebanjiran, Sebelumnya Banyak Dikritik

Kebon Pala banjir denagn tergenang banjir setinggi kurang lebih 70 cm Kamis pagi.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 29 April 2021 | 09:21 WIB
Proyek Rumah Panggung Kebon Pala Kebanjiran, Sebelumnya Banyak Dikritik
Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah panggung di kawasan Kebon Pala, Jakarta, Rabu (7/4/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

SuaraJakarta.id - Proyek rumah panggung Kebon Pala kebanjiran, Kamis (29/4/2021). Proyek ini banyak dikritik.

Kebon Pala banjir denagn tergenang banjir setinggi kurang lebih 70 cm Kamis pagi.

Kampung Melayu banjir di permukiman padat penduduk ini terjadi akibat luapan Kali Ciliwung setelah pada Rabu (28/4/2021) malam.

Sementara saat itu Bendung Katulampa berstatus siaga tiga setelah diguyur hujan. Air sudah masuk pemukiman warga sejak pukul 03.00 WIB.

Baca Juga:Kebon Pala Banjir 70 Cm karena Ciliwung Meluap

Salah seorang warga bernama Ramlan mengatakan banjir ini juga merendam proyek rumah panggung yang digagas oleh Pemprov DKI Jakarta bagi warga di permukiman ini.

"Iya rumah panggung terendam banjir juga," ujar Ramlan.

Sejumlah material bangunan seperti kayu dan batu dari proyek pembangunan rumah panggung itu berserakan terbawa banjir.

Meski demikian, menurut Ramlan, aktivitas warga masih berjalan normal seperti biasa.

Warga lebih memilih untuk bertahan di rumah masing-masing.

Baca Juga:Kamis Pagi, Banjir Rendam Pemukiman Warga di Kampung Melayu

"Aktivitas warga biasa paling ini masih ada banyak sampah aja yang belum diangkat," imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menyebutkan, ada potensi kecemburuan sosial dalam program pembangunan rumah panggung di RT 13/RW 04 Kampung Melayu, Jakarta Timur demi mencegah banjir.

Dia menilai program yang dijanjikan Pemprov DKI dengan disebut merupakan kolaborasi dengan Baznas Bazis DKI dan Karya Bakti TNI itu akan memicu kecemburuan di kawasan rawan banjir lainnya.

"Sudah pasti akan menimbulkan kecemburuan sosial, misalnya orang Cikoko di daerah Jakarta Selatan bisa aja bilang "memang yang banjir cuman Kampung Melayu doang, Pak?"," kata Gembong saat dihubungi melalui telepon, Senin (5/4).

Gembong mengatakan, program penanganan banjir seharusnya tidak seperti yang dilakukan Pemprov DKI di Kampung Melayu dengan meninggikan rumah warga. Menurut dia, program tersebut sangat tidak elok jika dikatakan sebagai solusi untuk penanganan banjir di DKI Jakarta.

"Enggak bisa mengatasi banjir sepotong-sepotong, enggak bisa sesuai selera. Normalisasi, tidak ada cara lain, kalau daerah banjir tidak ada cara lain selain normalisasi," kata Gembong.

Disebutkan bahwa, pembangunan 40 rumah panggung yang kaki-kakinya setinggi 3,5 meter di Kampung Melayu itu dimaksudkan agar tidak ada lagi perabotan rumah warga yang terendam saat banjir.

Pembangunan 40 rumah di RT 13, RT 11, RT 5 dan RT 6 di RW 04 Kampung Melayu, Jakarta Timur tersebut yang nilainya Rp78 juta per rumah, seluruhnya menggunakan dana dari Baznas dan tidak menggunakan anggaran dari APBD DKI Jakarta.

Rumah panggung tersebut nantinya akan memiliki tiga lantai, dengan lantai pertama dimanfaatkan untuk tempat produksi UMKM warga seperti kue kering yang menjadi ciri khas UMKM di Kampung Melayu. Sedangkan lantai 2-3 dijadikan tempat aktivitas rumah tangga untuk warga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini