SuaraJakarta.id - Rumah Bingung di Cirendeu Kota Tangerang Selatan seolah telah menjadi ikon urban legend di Tangsel. Banyak rumor misteri dan mitos yang menyelimuti rumah mewah itu.
Keberadaan Rumah Bingung cukup mencolok karena lokasinya sangat strategis berada di tikungan Jalan Raya Cirendeu. Dari arah Pondok Cabe-Lebak Buluk Jaksel, lokasinya berada di sebelah kiri.
Jika melintas di jalan itu, tak sulit menemukannya. Tampak sebuah rumah yang memiliki bangunan megah dua lantai dengan cat warna putih.
Beragam mitos jadi perbincangan warga terkait Rumah Bingung. Mulai dari sarang seribu jin hingga dianggap rumah pesugihan.
Baca Juga:5 Rumah Hantu Jadi Urban Legend Jakarta, Kalau Nggak Punya Nyali Baca Skip Aja
Tak jelas, siapa dan bagaimana mulanya hingga muncul rumor mitos tersebut.
Rumah mewah yang dijuluki Rumah Bingung itu diketahui milik H Burhanuddin, salah satu tokoh masyarakat di Cirendeu, Ciputat, Kota Tangsel.
Untuk memastikan rumor tersebut, SuaraJakarta.id berkesempatan bertemu dengan pihak keluarga.
Mereka pun bercerita soal sejarah dan membantah soal mitos rumah tersebut merupakan rumah pesugihan.
Dewi Purnama, anak pertama Burhanuddin mengatakan, Rumah Bingung Tangsel mulai dibangun tahun 90-an dan pada 1992 mulai ditempati olehnya dan keluarga lainnya.
Baca Juga:Urban Legend Kereta Hantu Manggarai Jakarta, Aneh Ada Orang Baca Koran Tahun 1953
Dia dan keluarganya, kata Dewi, sempat tinggal di rumah mewah itu selama beberapa tahun lalu sebelum pindah dan menempati rumah semula yang masih di sekitar Cirendeu. Setelah itu, rumah mewah itu kosong dan terbengkalai.
"Rumah itu peninggalan almarhum (bapak) waktu saya SMP-SMA sempat terbengkalai. Rumah itu kegedean buat kita karena kan saat itu keluarganya masih sedikit tapi rumahnya banyak," kata Dewi mulai bercerita.
Dewi pun tak tahu pasti, sejak kapan dan alasan rumahnya itu mendapat julukan Rumah Bingung. Dia menduga, julukan tersebut berkembang di masyarakat lantaran melihat rumah mewah itu sering direnovasi.
"Hobinya ayah saya itu, hobinya emang nggak sama kayak orang-orang. Kalau pengen buat sesuatu ya dia langsung buat. Di sana juga sama, emang itu kebiasaan orang tua bongkar pasang, diperbaiki, dibongkar lagi, diperbaiki lagi. Bukan bingung, emang bapak suka renovasi apa aja," terang Dewi.
Wanita berusia 46 tahun itu menambahkan, ayahnya memang sudah melakukan renovasi belasan kali terhadap rumah tersebut. Renovasinya beragam, mulai dari kamar hingga ruang tamu.
"Renovasi sudah sering, tapi yang total lebih tiga kali. Kadang iseng, dibongkar-bongkar. Macam kamar diubah bentuk, taman, kolam, suka bosenan kadang diganti jadi ruang tamu dan apa lah. Pengennya diubah-ubah itu rumah, itu spontan. Ini mah judulnya orang tua kebanyakan rumah, akhirnya bingung mau diapain lagi," tutur Dewi.
Dewi menerangkan, dahulu lahan rumah tersebut semak belukar dipenuhi pepohonan, termasuk juga kebon pisang.
Luas lahannya sekira 2.150 meter, sedangkan luas bangunannya mencapai sekira 1.750 meter. Bangunannya dua tingkat plus bassement. Jumlah kamarnya diperkirakan ada 14 ruang.
Bantah Tudingan Rumah Pesugihan
Sebagai orang yang tahu pembangunan dan menempati rumah tersebut, Dewi membantah tudingan bahwa rumah tersebut merupakan rumah pesugihan dan banyak dihuni seribu jin.
"Kalau dibilang rumah pesugihan saya nggak setuju. Bohong itu, nggak ada cerita itu. Di sana nggak ada apa-apa kok, karena nggak ditempatin aja dibilang rumah hantu lah apa lah. Nggak pernah ada kejadian aneh-aneh," tegasnya.
Rumah Bingung Tangsel tersebut, kata Dewi, pernah dijadikan tempat syuting beberapa program paranormal. Terakhir dijadikan tempat syuting pada 2020 dan tanpa izin dari pihak keluarga.
Dewi pun heran, mengapa rumahnya itu dijadikan tempat syuting paranormal sehingga memunculkan kesan 'aneh' pada rumahnya itu.
"Kok aneh-aneh aja tempat itu dibilang tempat ini itu di program suatu acara, emang nggak ada yang lain gitu. Padahal tempatnya di pinggir jalan, ramai, kenapa yang kayak gitu dibikin aneh-aneh, saya bilang orang lebay kali ya," ungkapnya.
Dewi berharap, adanya penjelasan dari pihak keluarga soal asal-usul rumah mewah yang dijuluki Rumah Bingung itu, dapat meluruskan mitos dan menepis stigma negatif yang berkembang di masyarakat. Terutama soal pesugihan.
"Ini ketarangan asli dari pihak keluarga, ada berbagai cerita ini itu tidak benar. Saya menempati beberapa puluh tahun di sana tidak pernah mengalami apa-apa, baik-baik saja. Cuma yang buat jadi cerita dibentuk (rumah direnovasi) jadi beda-beda. Ada cerita (pesugihan) begitu saya nggak setuju," harapnya.
Dewi tegas membantah soal stigma pesugihan, lantaran ayahnya masih keturunan dari Kesultanan Banten yang taat akan ajaran agama Islam.
Keturunan Kesultanan Banten
Menurutnya, Burhanuddin itu masih memiliki garis keturunan dari Tubagus Muhammad Atif, anak dari Sultan Maulana Hasanuddin yang dimakamkan di Keramat Tajug, Serpong.
Tubagus Muhammad Atif dikenal sebagai Pangeran Banten yang berjuang melawan penjajah Belanda dan menyebarkan agama Islam di Serpong.
"Almarhum dari keturunan keluarga besar di Banten. Ada leluhur kita yang di makamkan di Makam Keramat Tajug yakni Tubagus Muhammad Atif, masih turunan Sultan Maulana Hasanuddin. Alhamdulillah orang mengenal ayah saya. Insya Allah almarhum baik buat masyarakat," beber Dewi.
Semasa hidup, H Burhanuddin dikenal sebagai seorang pedagang dan pengusaha. Sosoknya populer di masyarakat Cirendeu. Bahkan, dia memberangkatkan haji sejumlah masyarakat yang ada di Cirendeu.
"Alhamdulillah pada waktunya punya rezeki pengennya memberi. Sebelum meninggal sempat dia bilang banyak yang pengen pergi haji. Alhamdulillah ayah saya nyari yang mau pergi haji, ada rejeki ya diberangkatkan," ungkapnya mengenang sosok almarhum.
Kiprah di Politik
Senada diungkapkan Ade Irawan Burhanuddin, anak ketiga H Burhanuddin. Menurutnya, ayahnya memiliki nama lengkap H Burhanuddin Marjuki lahir pada 1952 dan wafat pada 28 Juli 2018.
Ade mengenang sosok ayahnya sebagai sosok yang agamis dan pernah berkiprah di politik. Bahkan, H Burhanuddin pernah menjadi ketua ranting Jakarta Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK).
Saat itu, tokoh pendiri PDK Ryaas Rasyid dan Andi Mallarangeng banyak diskusi di kediaman rumah H Burhanuddin.
"Beliau adalah seorang tokoh agamis, pernah berkiprah di politik sebagai ketua partai PDK ranting DKI Jakarta. Beliau itu usaha dagang, main properti," ungkap Ade.
Ade menilai, ayahnya juga merupakan sosok yang penuh inovasi. Hal itu dibuktikan dengan aktivitas renovasi rumah, hingga rumah itu dijuluki Rumah Bingung.
"Beliau orangnya yang selalu punya banyak keinginan, ingin selalu ada pembaruan. Rumah bingung itu bongkar-pasang, bongkar pasang. Pengen selalu ada sesuatu yang baru, punya inovasi dan terobosan yang luar biasa," bebernya.
Luruskan Mitos Rumah Bingung
Menanggapi soal julukan Rumah Bingung itu, Ade menyebut bahwa julukan tersebut pun membuat keluarganya bingung, karena asal-usulnya tidak jelas.
"Perihal rumah bingung sudah beredar cukup lama, saya secara pribadi menanggapi itu sebagai sesuatu yang bingung, keluarga juga bingung. Dikatakan rumah bingung asal-usulnya nggak jelas," paparnya.
Dia pun menyayangkan, adanya stigma negatif terhadap rumah bingung itu sebagai rumah pesugihan.
Terlebih, pernah dijadikan tempat sejumlah program misteri yang membuat stigma negatif semakin berkembang.
"Paranormal yang buat konten di situ saya maklumi, tapi jangan buat sesuatu yang berkembang sehingga jadi sesuatu tidak ada akhir. Saya sebagai anak almarhum berharap keterangan ini dapat meluruskan soal mitos rumah bingung," pungkasnya.
Terkini, setelah bertahun-tahun kosong dan direnovasi belasan kali, rumah bingung itu kini sudah dihuni. Rumah gedong itu menjadi tempat gudang bisnis sayur dan buah yang dipasarkan secara online.
Kontributor : Wivy Hikmatullah